21. Djenar Butuh Bambang

4.1K 313 54
                                    

Happy reading, jangan lupa vote dan comment nya. Terima kasih.

***

Genta langsung sigap menangkap tubuh Djenar saat wanita itu oleng. Dia menahan Djenar supaya tubuhnya tidak membentur lantai. Wisnu juga kaget melihat Djenar tiba-tiba pingsan. Dia sudah tahu kalau hari ini Djenar memang kurang enak badan. Mukanya pucat, tapi dia tidak mengira kalau keponakannya tiba-tiba bisa tumbang.

Genta mengangkat Djenar, membawa Djenar ke dalam pelukannya sementara Wisnu langsung membuka pintu. Sofia yang sejak tadi duduk di meja makan langsung berdiri ketika melihat Djenar yang ada dalam gendongan Genta.

"Djejen kenapa Gen!" jerit Sofia panik. Dia sempat melihat wajah Djenar yang pucat. Genta tidak menjawab, ditambah lagi Wisnu yang juga tidak menjelaskan apa-apa. Mereka langsung naik ke lantai dua menuju ke kamar yang selama ini Djenar tempati. Dari belakang Sofia mengekor secepat yang dia bisa.

Sampai di kamar Genta langsung membaringkan Djenar di tempat tidur. Dia bisa merasakan kalau Djenar sedikit demam saat menggendongnya tadi. Sofia langsung masuk, mengambil posisi di samping Djenar.

"Djenar kenapa Pa? Kok pingsan begini? Tadi pas masuk nggak kenapa-napa?" Tanya Sofia bingung.

Wisnu mengulurkan tangannya pada kening Djenar. Hangat. "Kamu ambil air sama baskom untuk kompres Djenar. Kalau sore belum baik juga kita langsung ke dokter saja." Sofia tidak banyak bicara, dia langsung bergegas melakukan apa yang disuruh Wisnu. Genta masih sibuk menyelimuti Djenar dan menyalakan pendingin ruangan.

"Yang saya katakan tadi serius, saya tunggu pengunduran diri kamu. Sisanya biar saya yang urus. Keluar dari sini, jangan pernah dekat-dekat dengan Djenar lagi. Lima meter! Saya tidak mau kamu dekat dengan Djenar kurang dari lima meter! Camkan itu!"

Wisnu membuang mukanya, duduk di pinggir kasur sambil menatap Djenar yang pucat. Membiarkan Genta yang masih berdiri di sana dan keluar dengan sendirinya. Dia bersyukur Levian sedang tidak ada. Jadi dia tidak perlu repot mencari alasan dan menjelaskan semuanya. Kalau dengan istrinya Wisnu tidak ambil pusing. Dia masih bisa berkelit pada Sofia.

Ketika Genta keluar kamar dia berpapasan dengan Sofia yang membawa sebaskom air biasa dengan handuk. Dia mempersilahkan Sofia masuk ke dalam dan menutup pintunya dengan pelan. Kalau mengikuti kata hatinya, dia juga khawatir dengan Djenar. Tapi ancaman Wisnu sudah cukup jelas. Genta tidak ingin memperkeruh masalah.

Dari awal semua ini memang tidak benar. Genta tahu dia salah dengan menjalin hubungan bersama istri orang, tapi rasa cintanya untuk Arum terlalu besar. Genta tidak sanggup berpaling dari Arum. Dan jatuh cinta ternyata membuat lelaki sepertinya menjadi bodoh, benar apa kata Wisnu.

Genta duduk di sofa, menyandarkan tubuhnya sambil menutup kedua matanya dengan salah satu lengannya. Yang ada dipikirannya sekarang bukanlah jabatannya, tapi orang-orang disekitarnya. Bagaimana dengan Djenar, Wisnu dan yang paling penting bagaimana dengan kedua orang tuanya.

Apa yang harus Genta jelaskan pada kedua orang tuanya kalau dia mengundurkan diri sebagai prajurit. Tidak mungkin dia menceritakan yang sebenarnya, kalau dia dan Listia, pernikahan mereka hanya main-main belaka. Orang tuanya pasti kecewa berat padanya. Genta tidak sanggup kalau harus melihat kesedihan kedua orang tuanya.

Genta sudah melangkah terlalu jauh, tenggelam kelewat dalam dengan hubungan terlarang ini. Mungkin sudah saatnya dia mengakhiri hubungannya dengan Arum. Lima belas tahun bukan waktu yang singkat. Masalahnya apakah Genta mampu meninggalkan Arum? Bahkan setelah selama ini dia menjadi yang kedua pun dia masih menaruh rasa pada Arum.

Sekali lagi Genta mengacak rambutnya frustasi. Dia tidak tahu harus melakukan apa. Masalah pengunduran dirinya, dia akan melakukannya. Dia tidak ingin sampai kasus ini terbongkar dan mencoreng nama institusi. Masalahnya sekarang dia harus memikirkan alasan apa yang akan dia berikan pada kedua orang tuanya.

Buku Resep Cinta (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang