07-Hanya Sebuah Kehidupan Mahasiswa

51 12 2
                                    

"...oke temen-temen, segitu aja rapat hari ini, sekretaris tolong notulensi di share, dan jangan lupa semangat! Ini proker terakhir!"

Semua orang di dalam ruangan itu berwajah lelah, berhari-hari mereka bersiap menyambut kegiatan paling menyenangkan di dalam satu tahun kepengurusan mereka. Singto dan teman-teman telah sibuk sepanjang bulan ini menyiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan, tak hanya itu, perjalanan keluar juga di tempuh demi memeriksa tempat, mengingat acara yang akan dilangsungkan lagi-lagi berada di luar uni.

Ling, omega lelaki berwajah kecil yang sedari tadi sibuk mencatat notulensi itu kini telah menyelesaikan pekerjaannya, ia menepuk bahu Singto di sebelahnya, "Bro, suntuk, nggak?" Tanya omega tersebut dengan senyum mengajak.

"Besok sabtu, kan? Boleh lah!"

Atas kesepakatan keduanya, alpha-omega itu menjadi orang pertama yang pergi meninggalkan tempat rapat anggota BEM Fakultas Bahasa dan Seni. Tak ada yang peduli kemana mereka pergi, semua orang tahu tabiat Singto, mereka yakin jika Singto tak akan diam saja ketika mabuk bersama seorang omega.

Tak ada yang spesial diantara mereka, keduanya sama-sama bermain-main atas dasar mencari kepuasan dalam diri satu sama lain, meskipun baik Ling ataupun Singto tidak puas dengan hanya satu pasangan saja, namun setidaknya malam ini mereka punya pelarian.

"...lembaga bangsat! Masa dana cair cuma dua juta?! Dapet apaan kita, brengsek?!" Oceh Ling di dalam mabuknya, omega itu telah menghabiskan satu botol minuman keras, dan meracau tidak jelas mengumpati kekesalannya selama ini.

Singto pun sama buruknya, alpha itu bersandar di pinggiran kasurnya setelah juga menghabiskan satu botol cairan memabukkan itu, "Ada gilanya juga perusahaan plastik itu! Banyak banget maunya! Padahal udah tanda tangan kontrak!" Racau Singto ikut mengeluh.

Malam itu mereka habiskan dengan mabuk, mengumpat, dan bersenang-senang ditengah kesibukan organisasi dan tugas perkuliahan yang seakan mencekik mereka, melampiaskan kekesalan satu sama lain dalam seks kasar yang akan mereka lupakan esok hari karena mabuk.

"Hh... awas aja lo, Singto! Gue nggak akan kalah! Huhhh!" Ling bergerak kacau di atas tubuh Singto, mengobrak-abrik lubangnya dengan batang yang menegang milik si Alpha.

Begitupun Singto, ia mencari kenikmatan dalam sosok yang mungkin telah berkali-kali berbagi kenikmatan dengan orang lain sebelum dirinya. Namun apa Singto peduli? Yang penting nafsunya tersalurkan.

***

Krist melempar kepalanya di atas meja, serangkaian ujian akhir semester ini membuatnya hampir gila, "Gila! Nggak kuat gue, mau nikah aja!" Keluh Krist meraung di atas mejanya.

Karen terkekeh pelan melihat sahabatnya, "Nikah sama siapa lo? Kak Singto? Itu aja kalo dia mau!" Ejek omega itu meremehkan Krist.

Namun omega satunya itu tersenyum, "Cinta di tolak, dukun bertindak, iya nggak sih?"

"Brengsek!"

Krist hanya tersenyum bangga atas panggilan yang diberikan temannya itu.

"Krist, dicariin orang, noh!" Panggil salah satu teman yang menyadari seseorang di ambang pintu mencari Krist.

Siempunya nama melihat kearah pintu, ia tersenyum lalu membereskan alat tulisnya, lalu segera berpamitan kepada teman-temannya, "Dah lah gue cabut duluan!" Ujar Krist buru-buru, "Udah dijemput ayang!"

"Hubungan ga jelas aja bangga!"

"Yang penting bahagia!"

Sungguh Karen tak mengerti apa yang Krist pikirkan sehingga menjalani hubungan tanpa status dengan alpha di ambang pintu kelasnya itu selama hampir satu tahun ini. Namun Karen tak mau ambil pusing, toh Krist tak mengeluh padanya, mereka tidak sedekat itu sampai bisa saling bertukar cerita asmara masing-masing.

Biarlah Krist menangani dirinya sendiri, toh ia sudah dewasa.

"Kak Singto!" Panggil Krist, "Udah lama nunggu? Maaf ya tadi ujiannya susah banget, makanya jadi lama,"

Singto mengangguk seraya tersenyum, "Gapapa, aku juga baru selesai rapat, sambil jalan aja, ayo ke kantin!" Ajaknya.

Keduanya kini berjalan menuju kantin fakultas Krist berada, dengan Singto yang membawakan tas milik Krist, kebiasaan setelah satu tahun terakhir.

"Oh, rapat yang proker terakhir ya ini? Yang ke pantai itu?" Tanya Krist yang diangguki Singto, "Ke pantai lagi? Nggak bosen kalian?"

Singto terkekeh pelan, "Mau gimana lagi? Kampus kita deket sama laut, proker keluar paling aman ya ke sana,"

"Ada-ada aja,"

Tak ada percakapan yang berarti, sampai keduanya duduk dan menyantap makan siang mereka masing-masing. Hanya obrolan seputar pekerjaan Singto di BEM dan kegiatan sehari-hari Krist selama tidak bersama Singto.

"Eh Krist, ikut proker terakhir kakak, yuk! Lumayan ada sertifnya," Ajak Singto.

Omega manis itu terdiam sejenak memikirkan jawaban, "Hm... boleh deh, hitung-hitung jalan-jalan abis ujian akhir,"

Seketika senyum merekah dari bilah Singto, "Oke! Aku daftarin kamu abis ini!" Ujar Singto semangat.

***

Mengunjungi perpustakaan adalah hal yang paling membosankan bagi Krist, tugas mata kuliah dasar umum pendidikan Klan yang menjadi pengganti ujian akhir semester itu menjadi alasan utama omega tersebut menginjakkan kaki ke dalam ruangan penuh buku ini, mencari informasi tentang terbentuknya Klan dan juga sistem pemerintahannya, Krist tidak menyukai materi yang satu ini.

Rak-rak berisi buku ia jelajahi, hingga pandangannya tertuju pada satu judul lalu diambilnya. Omega itu segera mencari tempat duduk dan mulai mengerjakan tugasnya.

Krist duduk sendirian memunggungi banyak meja lain, tepatnya di sudut ruangan yang sepi, di bawah pendingin ruangan yang sedikit menyegarkan ditengah cuaca panas yang mencekik.

Omega itu tenggelam dalam tugas kuliahnya selama beberapa saat, hingga tugasnya hampir selesai itu Krist mengambil jeda sebentar untuk menggeliat.

"...kalo diliat-liat gila juga ya si Krist Krist itu, berani banget gantungin kak Singto, padahal dia ganteng, loh! Katanya juga udah sering ons-an!" Bisik satu suara di belakang Krist.

Krist segera menajamkan pendengarannya, tanpa berniat membalikkan tubuhnya, mencoba menyimak pergosipan beberapa omega pria di belakangnya

"Tapi kak Singto juga masih suka ons-an sama beberapa orang, lo tau? Nutcha si bintang omega angkatan kita, sama kak Ling sekertaris BEM-nya kak Singto itu! Krist bukan satu-satunya!" Sahut omega yang lain.

"Oh, berarti mereka berdua yang gila! Kak Singto apalagi, anak BEM kok demen ons sama orang random, nggak tau apa ya mereka udah jadi obrolan satu kampus..."

"Di perpustakaan itu nugas, bukan gosip," Krist yang tak tahan itu akhirnya bersuara, menyebabkan ketiga omega pria itu cepat-cepat membereskan buku mereka dan lekas beranjak dari meja tersebut.

Krist menghela nafas lelah, "Ada-ada aja manusia, untung gue bidadari,"





















Bersambung, part ini paling bosenin kalo kata Vee, tapi ini part harus ada biar kalian nggak bingung heheheh

Eh iya, hari ini Vee mau double up! Soalnya Vee lagi bahagia hehehe

(Sebelum) Rumah Cemara [SingtoKrist]Where stories live. Discover now