Chapter 130 ♗

77 15 5
                                    

Yoggu: kasih tau aku kalo CFYM kerasanya repetitif dan dipanjang-panjangin. Aku gak bermaksud begitu, tapi prinsipku untuk segala sesuatu harus diterangkan secara detail sebisa mungkin mungkin berimpact ngasih kesan repetitif dan manjang-manjangin tadi. Kalo kalian ngerasain kayak gitu komen aja ya. Aku harus ngontrol diri aku dalam nulis detail berarti hahahah
_______________

Mata Nileim akhirnya terbuka meski dia memiliki wajah yang masih pucat. Bibirnya masih kering dan berwarna pucat, kantung matanya gelap, sorot matanya lelah, cahaya nyaris tidak sedikitpun terlihat di sana, dan kulit wajahnya sudah mendekati putih kertas polos.

Tapi setidaknya dia kini bisa bernapas dengan lebih rileks. Rasa panas membakar di tangannya telah sepenuhnya hilang.

Menyadari hal itu kedua matanya membuka lebih lebar dan dia juga menyadari kalau dia secara seketika merasa lebih baik. Dia membangunkan dirinya ke posisi duduk dengan cepat. Melihat keadaan tangan kanannya yang sudah sepenuhnya terasa baik-baik saja meskipun bekas luka-luka melepuh itu masih ada di sana. Tapi dia tidak merasakan panas di daging tangan miliknya lagi.

Dia tidak lagi perlu melenguh kesakitan dan kepayahan dan napasnya tidak perlu terganggu oleh usahanya bertahan dari rasa sakit yang menyiksa di tangannya.

Bahkan meskipun kompleksi wajahnya masih tampak mengkhawatirkan, sejatinya dia sudah jauh merasa lebih baik. Begitu dia menyadari semua itu matanya pun berbinar, melihat ke sekelilingnya dengan wajah yang cerah sumringah. "A- Aku sembuh!" serunya antusias.

Dia lantas tercenung melihat keberadaan sesosok remaja yang tampak lebih tua dari Oza dan jelas lebih muda darinya yang tidak sama sekali dia kenali wajah dan penampilannya.

"Uh...." Dia melihat pada teman-temannya yang memandangnya penuh ketidakpercayaan juga di saat yang bersamaan penuh syukur. Hingga matanya terarah pada Oza yang berada paling dekat dengannya tepat di sebelah si orang dengan rambut merah yang tidak dikenalinya itu. "....O...za? Orang ini, siapa dia...?"

Oza yang menjadi pribadi yang baru saja secara langsung melakukan sebuah keajaiban, tidak hanya melihat, tapi dia sendiri lah yang secara langsung melakukannya, hanya bisa diam melongo dengan muka tak percaya seolah dia baru saja habis jatuh dari ribuan kilometer di atas tanah namun tidak mati dan juga secara ajaib tidak mengalami cidera sedikitpun.

Demi langit yang kusumpahi sampai mati.

Ini nyata. Dia memandangi kedua tangannya penuh kagum seolah-olah kedua tangannya itu bercahaya.

Orang dengan rambut merah di sebelahnya itu tadi mengarahkannya.

"Coba pegang tangannya dan kehendaki kesembuhan untuk bagian yang sedang kau sentuh dengan telapak tanganmu."

"Kau harus lebih dulu percaya." Orang di sebelahnya itu tadi berkata.

Oza mengikuti perkataannya walaupun rasa sulit percaya masih memenuhi isi kepala dan hatinya.

Memegang tangan Nileim dan mengehendaki kesembuhannya disertai meyakinkan dirinya sendiri kalau cara itu akan bekerja. Selain itu, dia tidak punya pilihan lain selain benar-benar membuat dirinya percaya. Karena jika pun gagal, dia tetap mengharapkan kesembuhan Nileim. Salah satu anggota kelompok Kei yang paling humoris, paling sering membuat yang lain tertawa, menjadi dalam keadaan seperti ini karena dia menjadi yang paling terlambat membawa dirinya ke bawah atap gua ketika langit untuk pertama kalinya berangsur-angsur berubah warna.

Dia yang paling awal menyadarinya karena dia satu-satunya yang sedang berada di area yang tidak terpayungi daun-daun di pohon sama sekali. Zia langsung menyuarakan mantra berpindah tapi dia gagal membawa serta Nileim tepat waktu.

[HIATUS] Count Family's Young Master 백작가의 젊은 주인Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang