BETWEEN--49

3.7K 192 251
                                    

Tengkiyuuu buat yang udah komen banyak di part sebelumnya😘

Sesuai janji, aku update cepat🤗

Btw, yang belum pernah komen or pembaca gelap--gerak atuh, gratis kok gak perlu bayar. Biar kita sama-sama senang. Kalian kasih vote sama komen buat aku, dan aku up part baru buat kalian:)

°°°°°

Tessa melangkah keluar dari dalam kamar. Netra hitamnya menyapu seluruh inci ruangan apartemennya. Tessa sedang mencari keberadaan Tristan, karena tadi saat ia terbangun Sang suami tidak ada di sampingnya. Entah kemana lelaki itu pergi.

Tessa menghentikan langkahnya ketika ia berdiri di depan pintu ruangan kerja Tristan. Namun keningnya di buat berkerut ketika melihat pintu di sebelah ruangan kerja suaminya terbuka, dan wanita itu baru melihat ruangan itu. Tessa segera melangkahkan kakinya untuk masuk kedalam ruangan tersebut.

Tessa kembali di buat menyerngit karena mendapati banyaknya alat-alat fietness berada di ruangan tersebut. Seperti treadmill, bicycle statik, lat pulldown machine, dan lain sebagainya.

Tatapan Tessa lalu terhenti pada punggung tegap lelaki yang sedang membelakanginya. Itu Tristan, suaminya. Ternyata lelaki itu di sini.

Tessa kembali memandang ruangan itu. Ia berpikir ini adalah ruangan gym--nya Tristan. Tapi kok dirinya baru tau jika Tristan memiliki ruangan gym di dalam apartement ini?

Tessa mengedikkan bahunya tidak tau. Salah sendiri kenapa asik main dan tidur di dalam kamar.

Tessa berdiri dengan berkacak pinggang. Wanita itu beralih memandang lekat tubuh kekar Tristan dari belakang. Tessa lalu melipat kedua lengannya di depan dada. Pemandangan di depannya sekarang sungguh sangat menarik, dan sangat di sayangkan jika harus Tessa lewatkan begitu saja.

Tessa terus menatap lekat tubuh Sang suami. Posisi tubuh Tristan saat ini sedang berdiri membelakanginya, dengan tangan kanan yang memegangi dumbell. Tristan mengangkat dan menurunkan dumbell itu beberapa kali membuat urat lengan dan ototnya tercetak jelas.

Tessa yang masih berdiri di ambang pintu tanpa sadar menggigit pelan bibir bawahnya. Sungguh sangat hot pemandangannya di depannya ini.

Wanita itu terus menatap lekat Sang suami yang masih sedang mengangkat dan menurunkan benda yang terbuat dari besi itu. Lantas tak lama setelahnya lelaki itu
kembali meletakkan dumbell itu di lantai.

Tristan terlihat meregangkan beberapa kali lengan dan tangannya. Kemudian lelaki itu membalikkan tubuhnya, hingga netra tajamnya bertubrukan dengan netra hitam milik wanita yang sedang mengandung darah dagingnya.

Tessa cukup tersentak ketika pandangan keduanya tiba-tiba saja bertemu. Wanita itu dengan segera kembali menegakkan tubuhnya. Ia merasa seperti telah tertangkap basah oleh Tristan karena telah memperhatikan lelaki itu secara diam-diam. Tessa gugup dan juga salah tingkah, padahal Tristan adalah suaminya bukan orang lain.

Tessa menyelipkan rambutnya beberapa kali kebelakang telinga. "Tristan," wanita itu memanggil dengan cengiran andalannya.

Tristan menaikkan sebelah alisnya. "Ngapain di situ?"

Tessa mengerjapkan kedua matanya. "Hem?"

"Sini. Jangan di situ," ujar Tristan.

Tessa menggigit pelan bibir bawahnya, lalu dengan langkah gugup Tessa melangkah untuk menghampiri lelaki itu. Sedangkan Tristan beralih mendaratkan bokongnya di atas kursi yang berada di sana. Tristan kembali menatap Tessa, lelaki itu mengulurkan tangannya ketika Sang istri telah berada di hadapannya. Lalu Tristan raih pinggang Tessa dan ia dudukan tubuh wanita itu di sebelah pahanya.

BETWEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang