BETWEEN--53

3.9K 194 202
                                    

Tessa menatap lekat wajah Tristan yang masih terlelap tidur di atas ranjang. Posisi wanita itu saat ini sedang berdiri di ujung ranjang menghadap pada suaminya. Kedua tangannya terlipat di depan dada dengan tatapan yang terlihat sangat lekat.

Tessa sudah sepuluh menit lebih berdiri di sana. Setelah bangun, mandi, dan bersiap-siap, hanya hal tersebut yang wanita itu lakukan. Tessa sebenarnya tidak tau kenapa ia harus diam berdiri memandangi suaminya seperti ini, yang pasti ini semua ada kaitannya dengan suatu hal yang sedang ia bingungkan, dan hal itu berada pada Sang suami.

Tessa sontak menegakkan tubuhnya ketika melihat kedua kelopak mata Tristan terbuka dan memperlihatkan netra tajamnya yang langsung tertuju pada dirinya. Tatapan mereka bertemu.

Tessa bisa melihat kerutan tipis di kening lelakinya itu. Mungkin Tristan memang binggung melihat kenapa istrinya berdiri di sana dan menatap dirinya. Namun lelaki itu tak berkomentar apapun. Setelah bangun dari tidurnya, Tristan terlihat terdiam sesaat seperti sedang mengumpulkan energinya sebelum membangkitkan tubuhnya dan merubah posisi menjadi duduk di pinggir ranjang dengan kaki yang memijak di lantai.

Tessa di tempatnya masih diam memperhatikan Sang suami. Baru ketika lelaki itu bangkit dari ranjang dan seperti melangkah ke arahnya, Tessa membuka suara.

"Morning." ujarnya tersenyum.

Tristan berdiri di depan Tessa, dan membalas. "Morning too." lelaki itu cium sesaat puncak kepala Tessa sebelum melangkah pergi ke kamar mandi.

Tessa kembali terdiam di tempat, namun hanya sesaat karena setelahnya wanita itu beralih mendaratkan bokongnya di tepi ranjang. Tessa tatapi pintu kamar mandi tak jauh di depannya yang telah tertutup rapat dengan raut wajah yang lagi-lagi binggung.

Nah, hal inilah yang wanita itu maksud, yaitu sikapnya Tristan yang seperti berbeda. Tessa benar-benar binggung melihat sikap Tristan yang menurutnya sedikit berubah menjadi cuek padanya. Apalagi ketika mengingat hal semalam.

Semalam jam setengah tiga pagi Tessa tiba-tiba saja terbangun dari tidurnya, wanita itu meraba ranjang di sampingnya yang terasa kosong. Wanita itu menyerngit, Tessa lantas sedikit mengangkat wajahnya untuk melihat, dan ternyata ranjang di sampingnya benar-benar kosong.

Kemana suaminya?

Wanita itu lantas bangun. Tessa menyingkirkan selimut dari tubuhnya, ketika wanita itu ingin bangkit dari atas ranjang, netra hitamnya lebih dulu menangkap punggung tegap milik lelaki yang sangat ia kenali tengah berada di balkon, dengan posisi tubuh yang membelakanginya.

Kening Tessa berkerut tipis. Kenapa suaminya di sana? Sedang apa lelaki itu di sana tengah-tengah malam seperti ini?

Tanpa pikir panjang lagi Tessa segera melangkah kesana. Langkahnya tidak terlihat terburu-buru tapi sangat pelan.

Ketika berada di ambang pintu, wanita itu berdiri di sana. Tessa pandangi lagi suaminya itu dari belakang.

"Tristan, ngapain di situ?" Tessa bertanya pelan.

Lalu bisa ia lihat Tristan yang langsung menoleh padanya, namun hanya sesaat. Karena setelahnya lelaki itu kembali menatap kedepan sana.

Sedangkan Tessa memilih menghampiri lelaki itu dan berdiri di sampingnya. Seketika bau tembakau langsung memasuki indera penciumannya. Kedua netra hitam Tessa sontak tertuju pada rokok yang berada di sela jemari Tristan.

"Kenapa bangun?" tanya Tristan.

Tessa menatap wajah suaminya. "Kamu yang kenapa bangun? Aku pikir kamu kemana tadi."

BETWEENWhere stories live. Discover now