44. KEMBALIKAN ANAKKU!

237 29 4
                                    

Beberapa minggu lalu, Nyonya Liliana dan Tuan Richard resmi bercerai. Sebagai harta gono-gini, Nyonya Liliana mendapatkan rumah beserta seluruh isinya. Sementara Tuan Richard akan pergi ke Swedia untuk menetap di sana karena urusan bisnis.

Rumah yang begitu mewah yang begitu luas, kini terlihat sangat sepi. Tidak ada lagi suara pertengkaran yang menggema ke seluruh sudut ruangan, pun tak ada lagi suara musik yang dinyalakan keras-keras oleh Renma.

"Kenapa ... kenapa rumah ini terasa kosong banget?"

Nyonya Liliana mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mengingat suara tawa Renma kecil yang berlarian ke sana ke mari. Senyuman Renma kecil mampu menghilangkan segala penat seusai pulang bekerja. Mendadak ia juga teringat saat Renma merawatnya ketika sakit, juga ketika Renma memberinya kado ulang tahun berupa penjepit rambut yang bertatakan swarovski.

"Renma? Anakku?" Tiba-tiba bulir-bulir air mata jatuh, menuruni kedua pipi mulusnya. "Di mana anakku sekarang?"

Beberapa bulan pergi dari rumah, baru kali ini Nyonya Liliana merasa kehilangan sosok Renma di rumahnya. Ia terlalu fokus mencari uang, mengumpulkan harta dunia, dan sibuk dengan pertengkaran rumah tangga. Sampai-sampai ia lupa bahwa Renma juga butuh perhatian.

"Apa yang telah aku lakukan pada Renma?" Nyonya Liliana mulai menginteropeksi dirinya sendiri.

Nyonya Liliana termenung, mengingat kembali saat ia bersama Tuan Richard pertama kali menemukan Renma. Ya! Sekitar 20 tahun yang lalu, ia dan Tuan Richard berusaha memiliki momongan. Berbagai cara mereka lakukan. Dari inseminasi buatan, bayi tabung, sampai berusaha mengadopsi anak. Namun sayangnya, prosedur adopsi anak tak semudah yang mereka bayangkan! Singkat cerita, mereka berdua tidak memenuhi syarat sebagai orang tua angkat karena memiliki masalah psikologi.

Tiga tahun setelah mereka gagal mengadopsi bayi, ia melihat sebuah mobil terguling saat hujan yang tadinya deras mulai mereda. Awalnya mereka ingin mengabaikan orang-orang yang mungkin saja masih terjebak di dalam mobil itu. Tapi akhirnya mereka memutuskan untuk turun saat mendengar suara tangis sejumlah bayi bersahut-sahutan.

"Mas, lihat ada bayi!" Nyonya Liliana mengambil salah satu dari tiga bayi tersebut.

"Kebetulan sekali kalau kita lagi ingin punya anak. Bagaimana kalau kita ambil saja bayi ini?" usul Tuan Richard.

Nyonya Liliana kembali melongok, melihat ke dalam jendela. "Kayaknya masih ada dua bayi lagi di dalam sana. Apa kita ambil semuanya aja?"

"Jangan! Nanti kita jadi ribet kalau kebanyakan anak!"

Nyonya Liliana dan Tuan Richard tidak menyadari bahwa ketiga bayi tersebut adalah bayi kembar, lantaran penerangan malam itu yang cukup minim. Selain itu, mereka juga harus bergegas pergi sebelum ada orang lain yang melihat mereka mengambil bayi.

Nyonya Liliana terkesiap, tersadar dari lamunannya. Ia benar-benar menyesali perbuatannya karena telah mengusir Renma dari rumah. Air mata pun semakin mengalir deras dari kedua bola matanya.

"Aku harus mencari Renma dan membawanya pulang!" Nyonya Liliana menghapus air matanya, lalu meraih ponsel yang berada di atas meja. Ia langsung menghubungi sekretarisnya, memintanya untuk mengerahkan seluruh pegawai demi mencari Renma, anak angkatnya.

Tak butuh waktu lama, kurang dari 24 jam, Nyonya Liliana berhasil menemukan di mana Renma tinggal sekarang. Sungguh tak ia sangka jika Renma kini sudah berada di tempat yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya. Nyonya Liliana berpikir bahwa Renma mungkin saja menjadi gelandangan atau pengamen yang hidup di jalanan, tanpa tujuan.

Remaja Bertato Dalam Pelukan BundaWhere stories live. Discover now