78 - Nightmare

15.3K 1.6K 439
                                    

Selamat siang╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat siang╰( ͡° ͜ʖ ͡° )つ──☆*:・

nungguin yaaaa˘ ³˘

enjoy~

***

"Yeay! Habis!" Ucap Ziel dengan senyum lebar karena sesuai janji sang kakak setelah ini ia diizinkan untuk keluar dan bermain bersama teman-temannya.

"Adek mau keluar! S-e-k-a-r-a-ng!" Ziel mendongak dan menagih janji sang kakak dengan semangat.

Theine mengangguk, menggendong Ziel dan berjalan keluar tenda, membawa sang adik menuju ke tenda milik anggota kelompoknya dengan Tristan, Arkan dan Felix yang langsung mengekori dari belakang, siap siaga menjaga sang tuan kecil.

Begitu sampai Ziel langsung berteriak minta diturunkan, suaranya yang begitu besar menarik perhatian setiap orang termasuk Dion, Arga, Ravas, Zelo yang ada di dalam tenda.

"EL DATAAAAAAANG!" Ziel lagi-lagi berteriak memberitahu jika ia sudah ada di depan tenda membuat Dion dengan cepat membuka tenda.

"BAYI-"

Teriakan heboh Dion seketika terpotong saat melihat Theine yang berdiri sambil bersedekap dada tepat di belakang Ziel.

"O-oh ehem selamat siang tuan Theine.."

"Hm."

Tak lama Arga, Ravas dan Zelo menampakkan diri, ketiga remaja itu juga ikut terkejut akan kehadiran Theine, Ravas mengambil inisiatif untuk menyapa yang diikuti oleh Arga dan Zelo.

"Selamat siang tuan Theine."

Theine hanya mengangguk lalu menarik tubuh Ziel hingga berbalik, sedikit menunduk dan mencuri satu ciuman pada bibir sang adik.

Cup

"Jangan terlalu lama."

"I-ish kakak!"

Ziel menutup wajahnya yang memerah, merasa malu karena dicium langsung di hadapan trio anak ayam dan teman-temannya.

Tristan, Arkan, Felix, Ravas, Dion, Zelo dan Arga seketika memalingkan wajah merasa malu dan tak sanggup melihat adegan romantis yang tersaji langsung di depan mata.

"Jangan nakal dan jadi anak baik." Theine mengelus pelan pipi Ziel membuat yang lebih kecil mencebik, lagi-lagi anak nakal.

"Iya iya iya! Kakak sana deh hus hus!" Ziel mendorong Theine, si kecil meminta agar sang kakak segera pergi dan enigma itu menurut setelah sekali lagi mengecup bibir sang adik, Theine langsung berbalik.

"Jaga adikku." Titah Theine pada trio anak ayam dan teman-teman Ziel.

"Baik tuan muda."

Ziel melihat Theine yang mulai berjalan, saat sang kakak sudah menjauh dan hilang dari pandangan, bungsu Dominic itu langsung berlari masuk ke dalam tenda membuat semua yang ada di sana hanya menggelengkan kepala.

Ziel Alexander Dominic [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang