Chapter 12: Killed

8.3K 821 73
                                    

Chapter 12

Selamat membaca ^.^

***

Akhirnya hari itu datang menghampiri Narcissa Malfoy setelah sekian lama ia menanti dengan sabar di dalam Manor nya.

Hari dimana semua akan ia akhiri. Demi kebebasan keluarganya.. terutama putra tercintanya. Ia akan membebaskan dunianya dari makhluk tak berhati macam Voldemort.

Ia menajamkan pendengarannya. Banyak sekali derap kaki para Death Eaters yang berlalu lalang di depan kamarnya membuktikan bahwa sedang ada pertemuan penting di Manor hari ini. Keringat dingin mulai mengucur melewati dahi dan wajah cantiknya.

"Dark Lord ingin kau menjaga di dekat Hogwarts dan melaporkan apa saja yang terjadi disana. Aku yakin pasangan newlywed kita sedang bermain main dengan asiknya..." Narcissa langsung mengerutkan dahinya.

Entah sudah keberapa kalinya ia mendengar suara lelaki itu seharian ini. Suara Ben... dan lelaki itu terdengar... gusar. Aneh. Menilik sikap Dark Lord yang penasaran dan tak sabaran, seharusnya kesenangan merayapi perasaan para pengikutnya. Entah mengapa hal itu tidak berlaku bagi Ben.

Meskipun ia hanya anak angkat Narcissa, Cissy mengerti betul tabiat anak angkatnya itu. Ia sama-sama rela melayani Voldemort dengan sendirinya, sama seperti Lucius. Dan Cissy juga tahu bahwa ada sesuatu yang mengganggu pikiran Ben. Berbekali rasa penasaran dan sejumput kenekatan, Cissy meraih kenop pintu dan memanggil Ben.

"Benjamin.. kemarilah.. Mother ingin bicara" panggil Cissy.

Ben mengangkat alisnya sejenak namun ia tetap mengikuti Cissy berjalan ke dalam kamar.

Suasana canggung merayapi mereka. Dulu sebelum rasa ingin lepas dari Voldemort merayapi Cissy, ia bahkan tidak pernah ingin bicara dari hati ke hati seperti ini pada anak kandung dan anak angkatnya. Hubungan mereka tidak sedekat itu.

"Ada apa Mother?" Tanya Ben

"Aku ingin bertanya... apakah pernah terlintas di pikiranmu untuk lepas dari... lepas dari semua ketidakpastian ini?" Tanya Cissy hati hati.

"Apa yang kau maksud dengan ketidakpastian itu, Mother?"

"Hhh baiklah Nak, daripada kita bicara berbelit-belit lebih baik aku berterus terang. Apakah kau tidak ingin lepas dari Dark Lord?" Narcissa mengulangi pertanyaannya sekali lagi dengan rasa gugup yang luar biasa.

Ben langsung menangkap maksud pertanyaan Ibunya.. ahh tidak. Itu terdengar lebih mirip pernyataan daripada pertanyaan.

"Mother tidak sedang melakukan sesuatu yang berbahaya bagi diri sendiri kan?" Ben balik bertanya pada Cissy sebelum ia menjawab pertanyaan itu.

"Ya. Kuakui Aku memang sedang mencari masalah. Tapi jika aku tidak melakukannya, aku akan selamanya menjadi budak baginya" ketus Narcissa. Amarahnya mulai tersulut.

"Lalu jika kau ingin bebas, mengapa kau mengajakku juga?" Tanya Ben

"Kau juga anakku."

"Ahh... setelah 18 tahun aku hidup baru sekarang kau menyadari kau memiliki anak angkat?" Sindir Ben dengan pandangan terluka

"Ak.. aku tidak bermaksud seperti itu. Intinya aku juga mengkhawatir kan keselamatanmu. Aku juga tidak mau kau menyakiti adikmu dan istrinya." Elak Cissy.

Pandangan Ben menajam.

"Aku tidak akan menyakiti mereka. Aku hanya memerlukan sesuatu.." ucap Ben.

"Kumohon... berhentilah mengikuti Dark Lord" mohon Cissy.

Ben berdiri dan mengepalkan tangannya seraya berjalan meninggalkan kamar itu.

[END] Dramione-The Other Side of MalfoyWhere stories live. Discover now