Chapter 19: I'll give you home

7.1K 662 110
                                    

Back again with me... hope you'll enjoy this chapter guys... ^_^ dont forget to leave your comment here 'kay?

***

Draco POV

Kami makan malam dengan diselingi beberapa obrolan ringan. Setelah kami menyelesaikan semua makanan yang terhidang di meja makan, aku, Hermione,
Bibi Alice dan tentunya Princess kecilku ini berpindah ke ruangan keluarga untuk tempat mengobrol yang lebih nyaman.

Zee terlihat cukup menyukai bibi Alice. Dan semoga saja Bibi bisa cepat menerima dan menyayangi anak ini. Karena sepertinya aku sudah tidak bisa jauh-jauh dari anak yang menggemaskan ini.

Dia benar benar terlihat seperti seorang Malfoy. Rambut pirang, dagu terangkat tinggi, dan tatapan tajamnya.

"Jadi Draco, lusa nanti benar benar akan diadakan jamuan makan bersama kolega  bisnismu, kan? Hmm berarti aku harus mencari gaun yang cocok untuk itu." Ucap Bibi Alice antusias.

Aku langsung memutar bola mataku malas. Cih genit sekali wanita tua ini.

"Berhentilah dari kebiasaan berbelanjamu itu, Bi... sudah saatnya kau mengingat umurmu. Kau sudah tidak muda lagi kan?" Ejekku. Dan o-oh.. sepertinya aku melakukan kesalahan besar. Dia terlihat sangat marah karena aku menyinggung soal usianya. Serius, wajahnya seram sekali, mirip seperti Father ketika sedang marah.

"Katakan sesukamu, Draco. Tapi jika kau terus membuat suasana hatiku memburuk, aku tidak akan segan-segan untuk mengirim Howler kekantormu tanpa luput satu hari pun." Ancamnya.

Saus tartar... Apapun asalkan bukan Howler mengerikan itu. Aku sudah melihat bagaimana Si Weasel-bee itu diocehi Mrs Weasley lewat surat idiot macam itu di Great Hall. Aku tidak bisa membayangkan benda seperti itu bersarang diatas meja kerjaku setiap pagi!

"Yea, yeah. Maaf kalau begitu. Lebih baik kau diskusikan saja soal gaun gaun mu itu pada Hermione. Aku tidak tertarik sedikit pun. Mione, temani bibi ya.. Ayo Zee sayang, lebih baik kita pergi mencari mainan." ucapku pada mereka. Aku mengulurkan tanganku dan Zee langsung menyambutnya.

Zee hanya mengangguk mengiyakan karena sepertinya daritadi ia bosan mendengar pembicaraan kami yang tidak ia mengerti.

"Kita akan mencari mainan dimana, Daddy?" Tanyanya. Aku hanya tersenyum sambil mengeratkan gandengan tanganku padanya.

"Nanti juga kau akan tahu." Setelah menjawab seperti itu dia hanya diam. Sepertinya ia sedang menebak mainan apa yang akan aku berikan padanya. Saat kami berjalan, terusan hijau mudanya berkibar-kibar lucu. Astaga anak ini sangat imut... hatiku tidak kuat melihatnya.

Setelah menyusuri Manor yang cukup luas, akhirnya aku sampai ke depan kamar lamaku. Sudah cukup lama aku tidak kesini. Kalau tidak salah terakhir saat aku lulus dari Hogwarts aku berada disini. Setelah itu aku pindah dan hampir tidak pernah berkunjung lagi.

Rasanya banyak hal familiar disini. Aku seperti tidak sanggup memasuki ruangan ini. Apalagi saat dulu Amanda masih dalam hubungan denganku. Aku benar-benar tidak bisa berada didekat kamar ini.

"Daddy, sepertinya disini tidak ada mainan apapun?" Zee yang mengedarkan pandangannya di kamarku tidak menemukan apapun dan dia mulai merajuk.

"Sepertinya begitu. Hei, Princess. Kau tahu, sebelum bertemu Mommy, inilah kamar Daddy. Tempat Daddy tidur setiap hari." ceritaku padanya.

Keningnya berkerut sebentar dan tak lama kemudian bibirnya mulai terlihat manyun lagi. Hahaha... lucunya anak ini.

"Jadi sekarang Daddy tidak tidur disini lagi? Lalu dirumah kita?" Tanyanya.

[END] Dramione-The Other Side of MalfoyWhere stories live. Discover now