Chapter 14: The Proposal

7.9K 753 119
                                    


Selamat membaca ^_^

***

Dengan tangan terkepal erat dan emosi luar dalam Hermione menguatkan kaki nya untuk melangkah ke ruangan Ezra Maximilian.

Hawa dingin dari pendingin ruangan di tempat itu langsung menyergap tubuhnya yang kini hanya mengenakan terusan hitam simple dengan kerah rendah. Dengan berang ia melemparkan artikel berisi gosip miring tentang dirinya

"Max, demi apapun tolong katakan ini bukan pekerjaan Gwen lagi" Hermione memberi penekanan saat mengatakan kata lagi.

Erza serba salah. Dia menatap dalam pada mantan kekasihnya. Memang mereka berhubungan dalam waktu yang cukup singkat. Tapi tetap saja ia pernah menyayangi wanita yang ada di hadapannya itu. Ya, sebelum ia menemukan fakta bahwa Zee adalah anak kandung dari Hermione sendiri.

Yang tidak habis pikir adalah bagaimana wanita itu tidak tahu sama sekali siapa ayah kandungnya.

Dengan begitu pandangan Ezra pada Mione menjadi buruk. Baginya Hermione tak lebih dari sekedar perempuan tidak benar.

"Kalaupun itu pekerjaannya aku bisa apa untuk menghentikanya?" Ezra memberikan respon terhadap pernyataan Hermione barusan.

Hermione hanya menghembuskan nafas dengan kasar. Dengan ini berakhir sudahlah karirnya. Dia bingung akan membiayai anaknya sekolah nanti dengan apa.

"Aku berhenti menjadi model disini. Aku keluar dari BluR" setelah mengatakan itu, Hermione keluar dengan langkah tertatih bersama kepingan terakhir harga dirinya. Lama berputar-putar, langkah kakinya membawanya secara otomatis ke club malam.

Tentunya ia sudah meminta salah satu tetangga nya untuk menjemput Zee dan menjaga anak itu sementara ia menjadi linglung seharian.

Disana ia mabuk-mabukkan, menegak sebotol demi sebotol margarita, seperti tak mengenal dunia lagi. Dengan gusar ia menepis pandangan pandangan dari pengunjung club lainnya saat itu. Terang saja mereka semua tahu itu Hermione karena dulu karirnya sempat melejit sebelum ia kebanjiran sial mendapat partner kerja seperti Gwen Alexander.

Pamornya mulai tersaingi. Ezra dan para staff lainnya lebih memperbanyak job untuk wanita itu daripada dirinya. Terang saja hal itu membuat pendapatan Hermione berkurang.

Dengan mempertahankan prinsip tebal mukanya ia mengangkat lagi gelas yang disodorkan bartender untuknya. Tidak ia pedulikan suara dentuman di kepalanya yang telah membaur dengan dentuman musik di club itu. Dan tak lama ia merasa seorang pria yang terasa familiar menghampirinya.

***

Draco lagi lagi keluar dari rumah bibinya dengan frustasi. Tidak bisakah bibinya itu membiarkannya hidup tenang?!

Setiap kali wanita itu selalu membahas tentang menikah, menikah, dan menikah. Jika ditanya alasannya selalu juga ia mengungkit soal dirinya yang sudah cukup berumur untuk mempunyai seorang istri dan anak anak.

Terang saja itu membuatnya bingung. Sial. Dia hanya sedang tidak ingin terlibat dalam satu hubungan dengan wanita. Hati dan pikirannya lelah menghadapi tingkah manja mereka. Rajukan yang terdengar menggelikan juga salah satu alasan yang membuatnya enggan menjalin hubungan.

Tiba-tiba sebuah ide langsung tersangkut di kepalanya bagaikan anugrah.

Ia harus mencari istri yang rela ia nikahi tanpa cinta. Untuk meredam ketidaksabaran bibinya untuk sementara. Ia tidak bisa lagi mempercayai wanita. Hatinya telah rusak oleh wanita. Dan dia akan mempertahankan serpihan terakhir hatinya itu dengan sekuat tenaga.

Maka dari itu ia mulai mencari kandidat yang memungkinkan untuk diajak bekerja sama. Mulai dari model, rekan kerjanya, hingga orang asing. Lama berkeliling, Draco sugguh pusing dan ia malah berakhir di club malam, tidak menemukan satu orang pun yang cocok.

[END] Dramione-The Other Side of MalfoyWhere stories live. Discover now