Chapter 24: Diagon Alley

5.2K 524 47
                                    


Happy reading ^_^

***

Tempat gelap itu menelan Draco sekali lagi kedalam pusarannya. Seperti menaiki kereta tanpa tujuan, mereka berputar kesana kemari tanpa memperdulikan keadaan. Menghancurkan kesadaran terakhir Draco dan menyerapnya dalam kilasan yang mengerikan itu.

Draco kembali merasakan perasaan yang mencekam. Kembali ia ingat wajah para Death Eaters yang mulai mengerubunginya di malam-malam sebelumnya. Tapi kali ini mereka tidak menampakkan diri.

Draco sampai pada tempat yang sangat familiar baginya. Asramanya dulu, terdengar akrab, terdengar hangat. Ada canda tawa didalamnya dan itu membuat Draco mengernyit bingung. Apakah itu suaranya dan Hermione?

Ia melangkah keluar dari kereta kabut yang daritadi mengombang-ambingkannya tanpa tujuan. Dengan ragu, ia menembusi pintu kamarnya yang didominasikan warna hijau dan terdapat lambang Slytherin dipintunya.

Didalam sana seluruh kegiatannya bersama Hermione terlihat santai. Gadis itu mengocehkan isi buku tebalnya pada Draco yang berbaring di pahanya. Draco tidak ingat ia pernah melakukannya bersama partner kerjanya itu. Mungkin karena ini hanyalah sebuah mimpi. Ia kembali ragu. Ia tidak mengingatnya, tapi rasanya familiar. Seperti tawa yang membawa candi bagi telinganya.

Ditengah keindahan dan keharmonisan tawa itu, seorang Death Eaters melesat masuk secepat angin dan membunuh Hermione tanpa sempat ia melakukan apapun. Jantungnya terasa lepas dari rongganya ketika wajah yang menyembul dari dalam sana adalah wajah ayahnya.

"Son..."

Ia temukan aliran darah segar mengalir melewati kedua telapak tangannya. Membuatnya meremang, menyadarkan apa yang terjadi dan darah siapa yang tercetak disana.

"Hahh... hahh..." Saking terkejutnya, Draco tersentak bangun dengan keadaan yang berkeringat dan nafas tak beraturan.

"Ada apa, Draco?" Tanya Hermione yang terganggu dari tidurnya.

"Tidak apa apa... Hanya.. mimpi buruk..." jawab Draco dengan wajah penuh peluh dan lelah.

Hermione melirik ke arah jam yang tergantung di dinding.

"Sudah pukul delapan. Lebih baik kita mandi saja ya? Kita harus ke Diagon Alley..." ucap Hermione. Namun Draco hanya terdiam sambil mengatur nafasnya yang berlarian tak teratur.

Ia merangsek mendekat ke arah Draco. Menariknya pelan kedalam pelukan singkat agar lelaki itu tenang.

"Tenanglah Draco. Kau membuatku takut. Tenanglah, semua baik-baik saja." Hermione menenangkan Draco. Ia menepuk-nepuk punggung lelaki pirang itu.

Draco melingkarkan lengannya ke perut Hermione. Ia mengistirahatkan kepalanya di dada Hermione.

"Aku sudah beberapa kali mimpi buruk. Dan sialan, mimpinya sangat tidak mengenakkan. Seperti sangat nyata... kalau kau akan terenggut dariku.." adu Draco. Suaranya sedikit teredam karena wajahnya tenggelam dalam dada Hermione.

Hermione mengelus lembut kepala Draco. Membuat pria itu merasakan kenyamanan.

"Tenanglah ferret bodoh. Mimpi hanyalah bunga tidur. Dan aku disini, tidak akan pergi kemanapun. Kenapa kau jadi penakut begini sih? Apa perlu pernikahan kita dipercepat saja, hmm?" Tanya Hermione.

Draco hanya diam tak menjawab.

Hermione merasakan sesuatu yang lembut dan basah mulai menyelimuti bagian atas payudaranya.

"Bouncing ferret kurang ajaaar. Berani-beraninya kau mencari kesempatan dalam kesempitan!!" Teriak Hermione pada Draco yang tengah asik dengan mainannya. Hermione kira ia benar benar ketakutan.

[END] Dramione-The Other Side of MalfoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang