Chapter 29: Story About Ben

4.7K 530 37
                                    

Makasih buat kalian yang udah rela vomen tentunya. Thanks a lot.

Ini diaa yang di tunggu...

Happy reading all 👌

***

Mereka berempat dengan panik menghampiri Zee yang menangis kencang. Sekarang ia bahkan sudah terduduk di atas lantai. Wajahnya memerah dan air mata membasahi kedua pipi gempalnya.

Dengan histerisnya ia menangis. Tubuhnya langsung mendekat ke Draco saat lengan kokoh ayahnya meraih tubuhnya.

Sekuat tenaga Draco menahan air matanya yang ingin meleleh keluar. Ia sungguh tidak percaya kalau anak kecil yang selama ini ia sayangi dan ia anggap sebagai anaknya ternyata benar-benar putri kandungnya.

Draco memeluk Zee erat. Hal itu membuat Zee sedikit tenang karena berada dalam pelukan Daddy nya. Padahal sedekat ini... Sedekat ini dia dengan Daddy kandungnya... Rasanya melegakan setelah tahu semuanya.

Hati ketiga orang lainnya menghangat melihat hal itu. Draco, si darah murni yang culas dan menyebalkan kini sudah tidak ada. Dia benar-benar telah berubah berkat Hermione yang telah menariknya keluar dari kubangan kegelapan.

Perlahan Hermione menghampiri kedua pujaan hatinya, ikut menyusup dalam pelukan hangat keluarga kecilnya. Feelingnya... Dan intuisinya benar-benar mengerikan. Bahkan segala pikiran yang menyuarakan kemiripan Draco dan Zee sudah terbukti kebenarannya.

"Lebih baik kalian istirahat dulu. Aku tidak akan sanggup membukanya sekaligus hari ini..." usul Ginny.

Harry dengan sigap merengkuh istrinya saat ibu hamil itu berjalan ke arah pintu keluar.

"Tapi kau harus menceritakan semuanya nanti, Ginny. No more lies!" tegas Hermione.

"Ya, Mione. Tenang saja. Besok aku akan datang lagi oke?" jawab Ginny sambil tersenyum kecil.

Kedua orang itu berlalu dari sana, menyisakan keluarga Malfoy dengan princess mereka yang sudah tenang.

"Princess, maafkan Daddy yang tidak pernah menemanimu dari kau kecil. Aku memang ayah yang tidak berguna.." gumam Draco. Matanya sudah memanas, merasa bahwa air matanya tumpah kian deras.

Dia benar-benar merasa kecewa pada dirinya sendiri saat ini.

Jemari mungil Zee menyentuh lembut pipi Draco.

"Tidak apa, Daddy... Aku tidak pernah marah dengan Daddy. Daddy adalah ayah terbaik yang ada di dunia. Jangan pernah meninggalkan aku lagi, kumohon..." rengek Zee membuat kedua orang tuanya tersenyum.

"Tentu, sayang." balas Draco. Perlahan, air matanya meluncur lewat sudut matanya. Setetes air mata bahagia yang tak akan bisa ia dapatkan dari siapapun selain dari  Hermione dan putri mereka.

***

Langkah kaki Ben terasa sedikit ringan pagi ini. Akhirnya keluarga kecil Hermione dan Draco bisa kembali utuh seperti dahulu.

Dengan tergesa-gesa ia berlari mengejar Harry dan Ginny yang baru saja berbelok dari perempatan jalan.

"Potter!! Tunggu sebentar." panggilnya. Harry dan Ginny pun menoleh ke arah Ben. Mata mereka membesar begitu Ben berdiri di depan mereka.

"Benjamin?!" pekik Ginny.

"Ya ini aku. Aku tahu kalian sedang membuka kembali ingatan Draco dan Hermione. Bisakah aku membantu?" tanya Ben terburu-buru.

[END] Dramione-The Other Side of MalfoyWhere stories live. Discover now