Hanya fiksi harap bijak
***
Flashback onZee terduduk dengan anteng di atas kursi lounger sembari menunggu Gracia dan yang lainnya selesai melakukan pemanasan. Matanya seketika berbinar kala ia melihat bola kecil warna warni yang terapung di atas kolam renang.
Zee yang merasa tertarik ingin mengambil bola-bola itu dengan perlahan mencoba untuk turun dari kursi lounger. Untung saja jangkauan antara kursi tersebut dengan lantai tidaklah terlalu tinggi. Dan hal itu tentunya memudahkan tubuh mungil Zee untuk turun dari kursi tersebut.
Setelah berhasil turun, Zee dengan antusias berjalan cepat ke arah kolam renang untuk mengambil bola itu. Namun, perjalanannya menuju kolam ternyata tak berjalan dengan mulus. Tiba-tiba saja bocah itu terjatuh karena kehilangan keseimbangannya.
Zee memang belum terlalu lancar berjalan. Dan anak itu juga masih belum terlalu bisa untuk menjaga keimbangan tubuhnya saat berjalan. Makanya anak itu masih seringkali terjatuh saat mencoba berjalan tanpa berpegangan pada sesuatu.
"Hekh ekhh hmm humm hiks huaaa hikss" Zee yang merasakan sakit di lututnya karena terjatuh itu pun langsung merengek dan menangis.
Tetapi semua tangisan dan rengekan yang keluar dari mulut kecil Zee itu ternyata tak dihiraukan sama sekali oleh keempat manusia yang ada disana. Dengan matanya yang masih berkaca-kaca dan bibirnya yang melengkung ke bawah Zee menatap polos keempat manusia itu.
Dapat terlihat Gracia dan Anin yang kini sedang berdebat. Sementara itu, Feni dan Celine hanya memperhatikan saja keduanya sambil geleng-geleng kepala tak habis pikir.
Zee merasa bingung, ia tak mengerti apa yang sedang orang dewasa itu bicarakan dan mengapa mereka semua sama sekali tak menghiraukan tangisannya. Huhh, Zee jadi tak berselera untuk menangis kalau begini.
Zee membatalkan acara menangisnya dan mulai fokus kembali ke bola yang terapung di atas kolam renang. Dengan perlahan Zee merangkak mendekati bola itu.
Hingga akhirnya ia pun telah sampai di tepi kolam renang dan hendak meraih bola yang sedari tadi menarik perhatiannya itu.
Tangan mungilnya mulai mencoba untuk meraih bola berwarna hijau yang memang berada paling dekat dengan tepi kolam. Zee sudah berhasil menyentuh bolanya, namun saat ia akan mengambilnya bola itu malah tergelincir ke arah tengah kolam renang membuat anak itu gagal mendapatkannya.
Tak menyerah meskipun bolanya kini jadi sedikit menjauh. Zee semakin memajukan tubuhnya agar lebih dekat dengan bolanya. Zee kembali mencoba mengambil bola itu dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya ia gunakan untuk menumpu tubuh mungilnya agar tidak terjatuh.
Alih-alih mendapatkan bola hijau yang sedari tadi menjadi incarannya, tangan kiri Zee malah tergelincir karena lantai tepi kolam renang yang memang cukup licin. Dan hal itu membuat tubuh mungilnya kehilangan keseimbangannya dan terjatuh ke dalam kolam renang.
Byurrr
Flashback off
***
"ZEE!" pekik Gracia, kedua matanya spontan melebar kala melihat Zee yang terjatuh ke dalam kolam renang.Keempat manusia yang tadinya sempat berdebat itu pun dengan cepat langsung bergerak menghampiri Zee.
Sementara itu, di dalam kolam renang Zee dengan reflek menggerakkan tangannya dan menendang-nendangkan kakinya yang berada di dalam air, membuat tubuh mungilnya dapat tetap seimbang di dalam air dan tidak tenggelam.
Saat sudah berada di tepi kolam Gracia segera meraih tubuh sang adik dan mengangkatnya dari dalam air.
"Yaampun kok bisa kecebur sih dek. Untung aja kamu ngga sampai tenggelam tadi" ujar Gracia dengan nada khawatir.
"Ah elah lo sih bin segala debat ga jelas tadi, gue jadi ngga merhatiin Zee kan" lanjut Gracia dengan kesal.
"Lahh napa jadi gue dah" ucap Anin tak terima.
"Sssutt udah-udah ga usah salah-salahan. Kita semua sama-sama salah. Emang ngga seharusnya kita lepas pengawasan ke Zee tadi" ujar Feni berusaha menengahi agar kedua sahabatnya tak melanjutkan perdebatannya.
"Iya bener kata ka mpen. Daripada kita salah-salahan mending cici tenangin Zee dulu aja deh, kayaknya dia masih shock itu" ucap Celine.
Mendengar ucapan Celine, ketiga manusia itu pun sontak menatap ke arah Zee yang berada di gendongan Gracia. Zee hanya terdiam saja sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Gracia. Sepertinya Zee memang masih shock, bahkan anak itu tak menangis sama sekali setelah kejadian tadi.
Tanpa berlama-lama lagi Gracia segera membawa Zee menjauh dari kolam renang. Kemudian Gracia mendudukan dirinya di kursi lounger dengan Zee yang berada di pangkuannya.
Keadaan hening seketika, dengan Gracia yang kini aktif mengusap lembut punggung Zee. Sedangkan yang lainnya hanya diam saja sambil memperhatikan Zee yang masih terdiam di pangkuan Gracia.
"Huaaa hiks hiks hummm emmm hiks hiks" tiba-tiba saja Zee mengeluarkan tangisnya setelah terdiam cukup lama.
"Ehh sssutt ssutt cup cup cup" Gracia langsung berdiri dari duduknya dan mengayunkan gendongannya guna menenangkan Zee yang mulai rewel.
Setelah beberapa saat Zee akhirnya sudah tenang kembali. Gracia dan yang lainnya pun segera memulai acara berenang mereka yang tadi sempat tertunda sebelum hari jadi semakin siang dan panas. Perlahan Gracia mulai masuk ke dalam kolam dengan Zee yang masih berada digendongannya.
Namun saat sudah di dalam air, Gracia sedikit kesusahan untuk mengajari Zee berenang karena anak itu benar-benar tak mau lepas dari sang cici.
"Zee ini tangannya di lepas dulu ya sayang, cici mau ngajarin kamu berenang" ujar Gracia dengan lembut sambil berusaha melepaskan tangan Zee yang menggenggam baju renangnya.
"No no nda au" tolak Zee yang kini malah semakin menggenggam kuat baju renang Gracia dan menyandarkan wajahnya di dada sang cici.
"Yauda iya iya enggak deh. Kita main air aja deh ya" pasrah Gracia, ia tidak ingin terlalu memaksa Zee belajar berenang takutnya hal itu malah membuat sang adik jadi trauma nantinya terlebih lagi tadi sempat terjadi kejadian yang kurang menyenangkan pada adiknya itu.
Gracia pun akhirnya memilih untuk bermain air saja, sesekali ia memainkan bola kecil warna warni yang ada disana dan memberikannya pada Zee berharap dengan begitu sang adik akan tertarik dan mau mencoba berenang. Zee menerima bola itu dengan senang hati namun anak itu masih tidak tertarik untuk berenang dan tetap betah nemplok pada Gracia.
"Hadehh ini kenapa malah jadi renang gaya nemplok gini dah" gumam Gracia, ia bahkan juga tak bisa ikut berenang seperti Anin, Feni dan Celine karena sedang ketempelan Zee.
"Hari-hari nemplok ya bun" celetuk Feni sambil terkekeh kecil.
"Ya gimana yak mpen. Namanya juga namanya. Ni bocil always nemplok" ucap Gracia.
"Sini ci gantian aku aja yang gendong Zee biar cici juga bisa berenang" Celine yang merasa tak tega itu pun menawarkan sang cici untuk bergantian menggendong Zee.
"Emhh no no huaaaa" protes anak itu saat Celine akan mengambil gendongannya dari Gracia.
"Udah ngga usah dek, cici gapapa kok. Zee biar sama cici aja udah nyaman kayaknya dia" ujar Gracia dan diangguki Celine.
Setelah melewati semua drama yang ada akhirnya mereka kini bisa melanjutkan acara berenangnya dengan tenang. Meskipun mungkin tidak dengan Gracia yang tidak bisa leluasa berenang karena ketempelan sang adik.
Tbc
Zeemangat
Salam dino 🦖
Terimakasih sudah membaca
Semoga suka sama ceritanya