Enam Puluh Enam : Mereka Berdua

653 117 21
                                    

Indonesia, 02.00 am

PRANGGG!

Freon yang baru terpejam disofa ruang keluarga rumah Angel seketika langsung melek disaat pot bunga pecah dengan suara yang begitu nyaringnya.

Dengan segera Freon bangkit dari posisinya dan berlari menuju pintu utama untuk mengecek apa yang baru saja terjadi. Dari arah tangga, Angel dan Ashel yang mungkin juga kaget ikut turun mengecek keadaan.

"Ada apa Fre?" Tanya Angel yang sedang menuruni anak tangga. Ia melihat Freon sedang membuka pintu

Freon tak menyahuti perkataan Angel. Ia berlalu keluar rumah dan melihat apa yang terjadi.

"Peneror datang lagi nggak sih?" Itu suara Ashel yang berada dibelakangnya. Angel berkerut sesaat hingga akhirnya ia mengangguk setuju akan tebakan Ashel.

Setelah tiba di teras rumah Angel, dugaan Freon benar, ada pot bunga yang sudah pecah disana.

"Sial!" Umpat Freon menahan amarah. Lalu ia dengan segera berkeliling rumah mencari siapa dalangnya.

Menurut Freon, peneror tadinya datang kesini untuk menjalankan aksinya. Akan tetapi terhenti saat ia melihat Freon yang sedang berjaga dirumah Angel. Oleh sebab itu, tanpa sengaja ia menendang pot bunga saat ia berniat akan lari.

Soalnya Freon kalah cepat. Peneror itu sudah pergi melarikan diri. Atau mungkin sedang bersembunyi?

Freon terus mencari mengelilingi rumah Angel. Hanya dengan bermodalkan tangan kosong dan memakai sendal jepit sebagai alas kakinya.

Pikirnya tidak mungkin peneror bisa pergi secepat itu. Apalagi melihat rumah Angel yang dikelilingi oleh tembok-tembok menjulang tinggi, pasti akan sangat sulit untuknya lari dari kejaran Freon.

Ting

Pesan masuk dari ponsel disaku celana training nya. Freon merogoh saku dan mengambil benda pipih itu. Sebuah nomor tak dikenal mengiriminya pesan.

Sebelum membuka pesan itu, Freon menatap ke sekelilingnya lebih dulu. Setelah ia yakin tak ada hal ganjal, Freon langsung membuka pesan yang dikirim.

0847376xxx
Arah jam sembilan

Membaca pesan dengan kerutan tang semakin dalam, Freon sedikit bingung akan maksud dari si pengirim pesan. Hingga akhirnya kepalanya perlahan terangkat melihat kearah jam sembilan.

Mata Freon terbuka lebar saat ia melihat orang berpakaian serba hitam dengan topeng putih menutupi seluruh mukanya sedang duduk dalam posisi akan loncat dari tembok pacar rumah. Lalu orang itu melambaikan tangan kearahnya.

Baru saja Freon akan berlari mengejar orang itu hingga suara teriakan Angel menghentikannya.

"FREOOONNNNNN AWAASSS!!!"

Sreetthh

"Arghhhhhh..." Freon meringis kesakitan saat sebuah pisau belati kecil dengan sengaja digoreskan sepanjang 10 cm pada lengan kirinya.

Menatap sosok yang baru saja melukainya. Freon mendapati orang yang sama yang berpakaian serba hitam seperti orang melambaikan tangan tadi padanya.

Mereka berdua.

Menggertakkan giginya, Freon langsung menarik kasar orang itu sebelum ia lari. Dengan kuatnya Freon memegang pergelangan tangannya hingga kukunya terasa menancap pada kulit orang itu.

Angel yang tadi sempat terbeku ditempat langsung berlari kearah Freon. Sebelum sampai, langkahnya terhenti saat suara tembakan baru saja dilepaskan tepat kearah Freon dan orang itu.

Angel's RebeliansTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang