COMPLEMENT - 39

4.3K 392 14
                                    

Haloo👋👋

Happy Reading 😊

Jangan lupa vote dan komentarnya yaa 🌟❣️


.

.

.






Zea sedang bersiap di kamarnya. Rencananya hari ini dia dan Andhis akan mendatangi beberapa apartemen untuk dibeli. Gadis itu berencana akan menjual unitnya yang dulu jika dia sudah mendapatkan apartemen baru. Zea tidak ingin Arash kembali menginap di tempatnya seperti saat ini. Gadis itu sangat berharap semoga Arash bisa mengerti akan ucapan Zea kemarin. Semoga dia sadar jika Zea tidak ingin lagi Arash terus mengganggunya. Walaupun dugaannya terhadap Arash tidak dibenarkan oleh sekretarisnya. Tapi, Zea tetap tidak yakin pada pria itu. Apalagi setelah mendengar perkataan Arash semalam yang terdengar sangat obsesif padanya.

Setelah mengambil tas terbaru miliknya pemberian dari sang ibu, Zea beranjak keluar kamar. Turun ke bawah dan mendapati Arash yang sudah terduduk di sofa tempatnya tidur semalam. Pria itu menundukkan kepalanya. Tidak mengetahui keberadaan Zea di sekitarnya sampai terdengar ada suara Mbak Anik yang berpamitan akan pulang pada Zea. Kedatangan Mbak Anik di sana karena Zea yang meminta. Gadis itu menelepon wanita yang menjadi salah satu pramuwisma di rumah Arash tersebut untuk datang ke penthouse guna mengurus tuan mudanya. Zea memberitahu apa yang semalam terjadi pada Mbak Anik. Zea tidak mau kerepotan lagi mengurus Arash yang hangover. Sudah cukup semalam perempuan itu dibuat kesusahan memindahkan tubuh besar Arash.

"Non, saya pulang dulu ya? Sup ayamnya sudah saya siapkan di meja. Air kelapa buat Mas Arash juga sudah saya taruh di sana. Buk Timah sudah telpon saya. Menanyakan keberadaan saya, Non. Jadi, saya pulang sekarang enggak pa-pa 'kan, Non?"

"Iya, Mbak Anik. Maaf kalau saya jadi ganggu waktu kerja Mbak Anik. Saya sangat berterima kasih karena Mbak Anik langsung mengiyakan permintaan tolong saya."

Mbak Anik tersenyum mengangguki ucapan terima kasih Zea. Selanjutnya, perempuan itu benar-benar berpamitan untuk kembali ke kediaman Aryatama.

Zea tidak menghiraukan tatapan Arash yang lurus tertuju padanya. Gadis itu melangkahkan kakinya menuju meja makan untuk sarapan. Dirinya merasa tidak perlu lagi memberitahu Arash apa yang telah disiapkan Mbak Anik untuknya. Pria itu pasti juga mendengar seluruh ucapan Mbak Anik.
Zea mendudukkan dirinya di kursi. Mengambil sandwich yang ada di meja makan untuk sarapan. Mbak Anik tidak hanya memasak sup ayam untuk Arash. Perempuan itu juga menyiapkan sarapan untuk Zea. Tidak lupa, dia juga menyeduhkan matcha latte yang biasa Zea minum. Zea pikir Mbak Anik hanya akan memasak makanan untuk tuan mudanya sebab itu adalah permintaan Zea.
Selang beberapa menit, Arash menyusulnya.

Tidak seperti biasanya, kali ini Arash duduk di sampingnya. Zea tetap diam menikmati sandwich buatan Mbak Anik. Tidak peduli dengan keberadaan Arash di sampingnya. Pria itu menatap lekat dirinya setelah menghabiskan satu gelas air kelapa. Kata Mbak Anik, Arash biasa mengobati rasa pengarnya dengan meminum air kelapa hijau.

Sampai pada Arash mengucapkan kata maaf Zea tetap diam tanpa ada keinginan untuk menatap balik Arash.

"Ayah selalu bersikap berlebihan kalau aku mabuk. Karena itu tadi malam aku ke sini untuk mampir sebentar. Kebetulan aku minum di dekat sini. Sekali lagi maaf kalau aku buat kamu kerepotan, Arunda." Zea masih diam tidak menanggapi penjelasan Arash. "Aku enggak akan seenaknya lagi keluar masuk sini. Acces card yang aku bawa sudah keberikan ke Andhis. Kalau kamu enggak mau aku ada di sini, kamu nggak perlu bukain pintu. Aku enggak akan memaksa. Maaf kalau sebelumnya aku tidak menghargai privasi kamu," lanjutnya yang hanya mendapat dengkusan dari Zea.

COMPLEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang