COMPLEMENT - 41

4.3K 360 11
                                    

Haloo👋👋

Apa kabar kalian semua?

Ada yang masih nungguin cerita ini nggak?

Happy Reading 😊

Jangan lupa vote dan komentarnya yaa 🌟❣️

.

.

.

"Mami nunggunya udah lama?" tanya Abi setelah mengecup kening istrinya yang duduk di kursi penumpang.

"Ada sepeluh menitan, Pap. Gimana keadaan Pak Arya? Enggak pa-pa Papi tinggal sendiri?"

Abi mulai melajukan mobilnya meninggalkan rumah sakit tempat Yasmin bekerja. "Tekanan darahnya rendah, Mam. Cuaca juga lagi terik banget begini. Setelah duduk lama, Pak Arya berdiri tiba-tiba blackout ... Enggak sendiri, kok. Udah ada Arash di sana," jelas Abi tanpa menatap balik sang istri.

"Mami capek banget hari ini," ujar Yasmin seraya menjatuhkan kepalanya pada bahu sang suami.

"Ekhem!"

Yasmin segera menoleh ke belakang. Sedari tadi ibu satu anak tersebut tidak sadar jika di dalam mobil bukan hanya ada dia dan suaminya. "Loh! Kamu kok ada di sini?" tanya Yasmin heran melihat keberadaan putrinya.

"Jadi Zea enggak boleh nih duduk di mobilnya Papi?"

Bukannya menjawab pertanyaan sang anak, Yasmin justru mengarahkan pandangan pada sang suami sepenuhnya. "Papi ketemu Zea di mana? Langka banget kita bisa semobil bertiga begini."

Benar sekali apa yang dikatakan oleh Yasmin. Zea sendiri juga sudah lupa kapan terakhir kali mereka bertiga bisa ada dalam mobil yang sama. Dulu kedua orang tuanya sibuk dengan urusannya masing-masing. Sedangkan dia sendiri semenjak kuliah dan mendapat mobil sendiri selalu pergi sendiri. Bahkan ketika ada acara keluarga pun seringkali berangkat dengan mobil masing-masing.

"Zea tadi bareng Arash, Mam. Setelah Arash selesai urus administrasi dan pindahin Pak Arya ke ruang rawat inap, Papi ajakin Zea pulang."

Zea melihat maminya yang tersenyum manis dari kaca spion tengah. Kedua orang tuanya terlihat romantis dengan saling bertautan tangan. Papinya memilih untuk menyetir dengan satu tangan karena tangan kirinya yang menggenggam tangan sang istri. Entah sejak kapan papi dan maminya menjadi pasangan romantis yang terlihat dimabuk cinta seperti anak muda. Dahulu Zea tidak pernah menyaksikan hal yang seperti ini pada orang tuanya. Zea kira sikap romantis orang tuanya hanya acting belaka. Namun, setelah melihat bagaimana cara papinya menatap mami, Zea rasa dia salah. Mungkin benar apa yang pernah diucapkan oleh Bang Satriya. Kedua orang tuanya sudah saling memaafkan kesalahan masing-masing dan mencintai.

"Mumpung lagi full squad, kita makan siang di luar ya?" usul Abimana pada istri dan anaknya.

"Makan di Rumah Makan Sawahan Pak Basuki?" ide Yasmin.

"Enggak kejauhan, Mam?"

"Jarak enggak akan jadi masalah buat sopir kita yang satu ini, Zee. Iya 'kan Pap?" Yasmin menoleh pada sang suami mencari validasi yang kemudian diangguki oleh Abimana.

COMPLEMENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang