"MAMAAA!! BUNDAAAA?!" Teriakan memekakan telinga itu terdengar memotong ucapan Shani.
Yang dipanggil dengan sebutan itu reflek menatap dengan begitu terkejut. Tak terelakkan tatapan tajam Gracia kini mengarah pada gadis yang mendekati mereka itu.
"Zoya, cici kan udah bilang.. Jangan manggil kayak gitu kalau kit-"
"Kalian tega banget sama aku tau nggak" gadis itu malah memotong Gracia. Mengeluarkan uneg uneg nya dengan begitu tiba tiba.
Shani yang berada di situ pun tak bisa menahan rasa kebingungannya. Reflek menatap sang gadis yang juga memberikan ekspresi sama dengannya.
Mau bagaimana pun mereka tak bisa menahan perasaan ini bukan?
Bertanya tanya. Drama apakah yang tengah dilakonkan sulung mereka itu s'karang? Sepertinya sehari tanpa drama tidak menghidupkan seorang Azizi Azadel.
"Masa aku dipisah dari kalian? Kita udah lama nggak ketemu. Ngumpul kayak gini udah susah. Ketemu berempat di sini aja udah buat aku sujud syukur tau nggak" dilanjutkan drama pendeknya itu. Makin membuat bingung kedua gadis dewasa dan seorang yang muda di antara mereka disitu.
"Kamu ngomong panjang lebar kayak gitu intinya apaan, Zoy? Aku nggak paham. Ci Shani sama Ci Gre juga pasti nggak paham" tegur Christy yang ikutan bingung akan sikap tiba tiba nya. Apa dia harus membedah sendiri otak gadis yang berperan menjadi kakak nya itu sendiri untuk mencari jawaban?
"Aaaaa mama Ge tega banget sama aku" Menolak membicarakan masalahnya to the point. Zee memeluk erat Gracia. Melanjutkan rengekannya bak anak kecil berusia 5 tahun.
Gracia yang mendapati cuma bisa menghela lagi. Padahal tadi saat mereka bertemu sebelum ini gadis itu biasa saja. Bahkan mereka sempat mengambil foto juga tanpa drama dan sudah dia bagikan ke sosial medianya.
Tapi lihat sekarang. Gadis itu merubah sikap begini. Membuatnya menjadi salah fokus ke Shani. Bagaimana bisa keduanya punya sifat yang hampir sama? Punya kepribadian ganda.
"Tega kenapa sih, ka?" meskipun bingung. Gracia dengan lembut bertanya sembari mengelus punggung gadis yang masih erat memeluknya itu. Yang terasa tak akan dilepas dalam waktu singkat.
"Aku nggak mau di tim RKJ. Aku mau di tim Ramune. Sama sama dengan kalian" akhirnya gadis muda itu membuka permasalahannya.
"Astaga Zoy. Cici kira kamu kenapa" reflek Gracia bernafas lega. Dia pikir tadi ada permasalahan berat hingga Zee mendadak bertingkah aneh begini. Tapi ternyata hanya karena masalah pembagian tim.
"Aku nggak mau, Ma. Aku mau ngumpul sama kalian. Ubah lagi yaa penempatan team nya"
"Aduh Zoy. Itu bukan ranah cici. Lagipula pengumuman itu udah dari beberapa hari yang lalu. Kenapa baru sekarang protesnya?" tanya gadis manis itu.
"Karena aku baru ketemu kalian sekarang. Nggak asik protes dari chat. Maunya langsung kayak gini" jawab Zee membuat Gracia reflek menatap dua gadis dihadapannya yang memilih diam sedari tadi. Meminta bantuan tapi keduanya memilih tak mau membantu. Rasanya Shani dan Christy melempar tanggung jawab membuat Zee membaik pada dirinya sendiri.
"Zee, gini ya sayang. Cici-"
"Aku nggak mau, Ma!" potong Zee lagi semakin merengek dalam pelukan Gracia. "Ubah lagi. Kalian tega banget sama aku"
"Sayang, cici nggak bisa lakuin apa apa untuk itu"
"Tapi cici kapten sekarang. Harusnya bisa kan.."
"Seorang kapten pun punya batas nya, Zoy. Kalau kamu mau protes, sama bunda kamu aja tuh" Gracia memilih melempar hal itu pada Shani yang kini terkejut dengan aksinya. Enak saja cuma dia sendiri yang meng-handle ini. Gadisnya itu pun harus ikut andil.