Lebar banget tuh senyum dapet notif lagi🤣
.Aktivitas selama 2 minggu akhirnya terselesaikan juga. Cerahnya langit diatas sana menyambut kepulangan mereka. Senyum hangat juga diberikan pada penggemar yang menunggu.
Dalam hening mobil yang membawa, Gracia tak henti henti menatap layar ponselnya. Mengundang rasa Keingintahuan keluarganya yang datang menjemput.
Kekhawatiran gadis itu dan ketidaktenangannya terlalu membludak.
"Kenapa ci?" Jason si bungku bertanya. Mencari tau karena suruhan sang ibunda melalui tatapan mata barusan.
"Hah~ Ci Shani hilang kabar. Semalam katanya bakal ikutan jemput di bandara. Tapi malah ngilang kayak gini" jawaban keluar. Tak memiliki niat menutupi karena merasa tertipu akan kelakuan gadisnya itu. Harusnya dari awal janji itu tidak terucap darinya bukan?
Pagi buta terbangun mempersiapkan diri. Tersenyum senang mengingat sang pujaan hati akan menjemput dirinya saat tiba diJakarta. Rasa rindu membuat dirinya benar menantikan hal itu.
Tapi lihat yang dia dapat selanjutnya. Tiba tiba saja Shani hilang kabar bahkan sebelum Gracia dan rombongan meninggalkan Hotel di Surabaya.
Mau menyumpah seperti apa lagi dia?
"Ck!" decakan kesal keluar kembali saat memory itu terlintas di benak.
"Shani mungkin lagi sibuk saja, sayang" sang ibunda berucap berusaha menekan rasa amarah anak gadisnya.
"Sibuk apa juga pagi pagi buta, ma?" balas Gracia tak terima. "Sibuk tidur?"
"Emang Shani udah di Jakarta?"
"Sejak kemarin malahan. Makanya nawarin mau jemput aku"
"Udahlah, sayang. Shani pasti punya alasannya. Jangan biarin emosi ngatur pikiran kamu yaa.." wanita paruh baya itu mengelus surai anak gadis nya itu lembut.
"Hah~ tau ah ma. Liat nanti aja" hela Gracia.
.Bersandar nyaman di headboard ranjang miliknya. Gadis itu sibuk bermain ponsel menunggu rasa kantuk datang menyapa dirinya.
Fakta dirinya baru saja tiba dirumah setelah perjalanan dari Surabaya tak membuat gadis itu segera menutup matanya. Apalagi dengan temuan baru yang di dapatkan dari adik adiknya. Kamar baru, suasana baru. Bukannya hal itu harusnya membuat dirinya semakin nyaman untuk memejam di ruangan baru? Tapi sepertinya Gracia tidak merasakan itu.
Menscroll asal sosial medianya, hanya ada kesenangan sementara yang mengisi keheningan dirinya.
Satu jam mungkin berlalu. Hingga semua itu mulai terganggu setelah ada panggilan masuk yang mengganggu.
Kontak tak asing dapat di lihat dengan jelas. Berdecak malas sebelum mengangkat.
"Apa?" jawabnya acuh. Meskipun faktanya dia rindu akan suara gadis ini, rindu wajahnya dan ingin memeluk erat tubuhnya.
Tapi fakta yang tertera mengurungkan niatnya untuk bersikap baik baik saja. Shani dan mulut manisnya itu berhasil membohongi dirinya.
"Kamu marah ya? Maaf..aku ketiduran" lirihan penuh penyesalan itu terdengar jelas.
"Huh? Kenapa suara kamu beda?" kening mengernyit. Rasa amarah hilang seketika saat hal yang tak biasa menyapa gendang telinganya.
Suara lembut yang biasanya dia dengar berubah serak. Ada terselip kelemahan dalam nada yang mengudara.
"Maaf"
"Nggak usah minta maaf dulu. Itu kamu kenapa? Sakit?" bentakan kecil diberikan Gracia. Marah jika tebakannya benar. Shani telat memberitahu.