Chapter 122: Niat Jahat

1.7K 264 21
                                    

(Like dulu sebelum membaca(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

Woahh, untuk pertama kalinya sejak Rising Stars dimulai,

Ini adalah pertama kalinya tim June tidak dimarahi selama evaluasi sementara. Raut wajah para mentor menunjukkan bahwa mereka juga menyukai penampilan tim mereka.

"Meskipun penampilan kalian masih terasa belum lengkap, aku merasa kalian semua sangat kompak sebagai satu tim," lanjut Gun. "Untuk Zeth dan Casper, mereka sangat menonjol selama rap, jadi pastikan kalian juga harus lebih menonjol lagi untuk berikutnya."

Gun lalu berdeham sebelum melirik June. "June juga," katanya, suaranya nyaris berbisik.

Jihyun menyeringai dan menyenggol bahunya. "Suaramu kurang keras, Gun. Yang lain nggak bisa dengar."

Gun mengerutkan bibirnya dan mendekatkan mikrofon ke bibirnya. "June juga menonjol. Vokalis lainnya harus mengikutinya."

Sambil berkata demikian, Gun menyerahkan mikrofon kepada Minho yang memasang senyum geli di wajahnya.

June juga menyeringai kecil. Ini juga pertama kalinya Gun memberinya pujian yang tulus...selain dari insiden di toilet sebelumnya.

Hyerin mengambil mikrofon dari Minho dan tersenyum pada semua anggota. "Bagi ku, ini adalah penampilan yang sangat bagus. Mengingat fakta bahwa kalian hanya mempersiapkan diri selama satu hari untuk evaluasi sementara, aku harus mengatakan bahwa kalian menuju ke arah yang benar. Pastikan untuk memasukkan konsep lagu kalian ke dalam alur cerita. Dan aku pikir akan lebih baik jika kalian memikirkan cara untuk lebih menonjolkan keunikan dalam penampilan kalian."

"Baik, Mentor," kata Lin Zhi dengan senyum lebar di bibirnya.

"Jika ada satu hal yang perlu aku sampaikan, maka panggungnya terasa sedikit tak terduga," kata Hyerin. "Tentu saja, diharapkan kalian semua tampil dengan lebih baik karena kalian semua adalah trainee yang sangat berbakat. Namun, jika kalian tidak melakukan sesuatu yang luar biasa, beberapa penggemar mungkin menganggapnya biasa saja."

Para anggota tim mendengarkan nasihatnya dengan saksama.

"Dan satu hal lagi," imbuhnya. "Dancing Xin perlu lebih ditingkatkan. Ia terkadang tertinggal dari anggota yang lain saat melakukan gerakan cepat. Hal itu tidak terlalu terlihat, tetapi itu adalah satu hal yang dapat membantu penampilan kalian."

"Baik, Mentor," jawab Xin sambil menundukkan kepala. "Kami akan berlatih lebih banyak lagi."

"Baiklah, kurasa itu saja," kata Jihyun. "Mereka sudah mengatakan semua yang bisa mereka katakan. Ah, benar. Aku ingin mengatakan satu hal sebelum tim berikutnya datang."

Jihyun menoleh ke June dan mengacungkan jempol. "Kamu sudah jauh lebih baik sejak awal acara. Teruskan, June."

Jihyun berharap komentarnya akan membuat June tersenyum. Namun, June hanya menundukkan kepala sebagai tanda terima kasih.

"Terima kasih, Mentor."

Bibir Jihyun mengerucut. "Baiklah, mari kita masuk ke tim berikutnya."

Tim lain menampilkan apa yang telah mereka persiapkan sejauh ini, dan tidak diragukan lagi, Team Risers melakukan yang terbaik dari semuanya. Tim lain tidak sesiap tim mereka, dan sepertinya pemenangnya sudah ditentukan.

Tim yang tampil paling buruk sudah pasti 'Tie Me Up.' Tanggung jawab tambahan untuk membuat beberapa bait rap memberikan beban yang berat kepada para anggota nya, dan bahkan anggota mereka yang memiliki peringkat tertinggi, Sehun, yang saat ini berada di posisi ke-25, berjuang untuk menjaga penampilan mereka tetap bertahan.

'Brown Sugar Milktea' dan 'Break My Heart,' yang dibawakan masing-masing oleh tim Akira dan Jisung, berada di posisi kedua dalam hal komentar positif.

Akan tetapi, itu masih jauh dari level komentar positif yang didapatkan tim Risers.

'Skateboard Ride' meninggalkan kesan terbaik pada para mentor dan trainee.

***

Di hamparan kaca yang menjulang tinggi di gedung Phoenix Entertainment, tempat mimpi-mimpi dipelihara dan dihancurkan, Alex dan Hyunwoo mengikuti di belakang CEO mereka, Kim Young Do, seperti orang yang sedang mencari belas kasihan.

"Tuan Kim, tolong, kau harus mengerti," Alex memohon. "Masalah ini terlalu dibesar besarkan. Kami tidak bermaksud seperti itu, kami hanya terjebak dalam situasi yang buruk." (note: mereka menggunakan narkotika dan di eliminasi dari Rising Stars)

Tatapan Hyunwoo sama putus asanya saat ia menambahkan, "Choi Joon-ho itu hanya ingin menghancurkan karier kita. Mungkin kau bisa membantu kami untuk menyembunyikan ini agar kami tetap bisa menjadi anggota Rising Stars, kumohon? Lindungi kami dengan mengatakan bahwa kami bukan lah orang-orang yang ada di foto itu atau semacamnya."

Young Do mendesah berat, langkah kakinya terhenti saat ia berbalik menghadap keduanya. "Alex, Hyunwoo," ia memulai. "Kalian berdua diberi kesempatan yang membuat banyak orang iri. Kami melihat potensi dalam diri kalian, dan kami menginvestasikan waktu, sumber daya, dan upaya untuk membentuk kalian menjadi bintang."

Dia berhenti sejenak dan menatap mata mereka berdua yang memohon.

"Namun masalah ini bukan sekadar masalah kecil. Ini telah mencoreng reputasi dan citra Phoenix. Kita tidak bisa begitu saja mengabaikannya."

"Di Phoenix, kami percaya pada kesempatan kedua," lanjut Young Do, terdengar profesional seperti biasa. "Tapi sayangnya ini adalah kesempatan terakhir kalian. Keputusan kami tidak hanya akan memengaruhi kariermu, tetapi juga reputasi agensi ini. Lagipula, bukankah kami sudah membayar uang jaminanmu? Anggap saja itu sebagai uang pesangon dari agensi," dia terkekeh, bersiap untuk pergi.

Rasa frustrasi dan putus asa telah mencapai titik didih bagi Alex dan Hyunwoo. Saat kata-kata tegas CEO bergema di koridor, Alex tidak tahan lagi. Dia berlutut, suaranya bergetar karena emosi.

"CEO Kim, tolong, beri kami kesempatan lagi," pintanya, tangannya mencengkeram ujung jasnya. "Kami akan melakukan apa pun untuk memperbaiki keadaan lagi. Kumohon, kami mohon padamu. Rising Stars juga merupakan kesempatan terakhir kami."

Kim Young Do menatapnya dengan acuh tak acuh. Ia menatap Alex dan menyeringai.

"Anak muda, kalian harus mengerti bahwa Phoenix Entertainment tidak bisa membiarkan siapa pun mencoreng namanya. Reputasi kami yang murni adalah segalanya."

Kekecewaan Hyunwoo akhirnya hilang, jadi dia melangkah maju. "Reputasi yang bersih? dasar brengsek! Dan bagaimana dengan kejahatan yang agensi sembunyikan selama ini? agensi ini jauh dari kata bersih, CEO Kim. Kau tidak bisa berpura-pura bersikap bahwa semuanya baik-baik saja."

Bibir Kim Young Do melengkung membentuk senyum sinis. "Oh? Kau pikir kau bisa mengungkap rahasia Phoenix Entertainment, ya? Silakan saja, Hyunwoo. Ceritakan pada dunia tentang tuduhanmu. Tapi siapa yang akan percaya pada pecandu narkoba sepertimu?"

Alex dan Hyunwoo tercengang. Sang CEO, yang sebelumnya lebih memercayai mereka daripada Choi Joon-ho, kini memandang mereka berdua seperti mereka hanya permen karet di bagian bawah sepatunya.

Jadi, seperti inikah realita kehidupan?

Saat Young Do berbalik untuk pergi, petugas keamanan bergerak menahan Alex dan Hyunwoo dan mengusir mereka keluar gedung.

Harga diri Alex dan Hyunwoo telah diinjak-injak, dan kali ini, mereka sudah berakhir.

Saat mereka menatap bangunan yang pernah mengasah mereka, poster Rising Stars yang familiar muncul di pandangan mereka.

Topeng merah jambu sialan itu mengirimkan kemarahan yang tak terlukiskan ke dalam lubuk hati mereka berdua.

Dan kemudian, dengan nada yang penuh dengan niat jahat, suara Hyunwoo membelah udara bagai sebilah pisau.

"Ini semua karena Choi Joon-ho!! dan dia harus... membayarnya!!!"


T/N: Silahkan tinggalkan jejak 'Like' nya disiniii yaa Starlights(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧
Dan jangan lupa selalu baca "From Thug To Idol" di platform resmi hanya di WEBNOVEL.
Jangan baca di platform ilegal ya semuanyaa(⁠。⁠•̀⁠ᴗ⁠-⁠)⁠✧

FROM THUG TO IDOL: TRANSMIGRATING TO A SURVIVAL SHOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang