Arian and Nanda

105 11 0
                                    

"Udah keluar pengumuman dari pelatih?" Tanya Exsel kepada Noval.

Noval mengangguk lalu memasang sebuah brosur ke Mading kampus, Arian berjalan mendekati keduanya dan membaca satu-persatu nama disana.

Tepat diurutan kedua, terdapat namanya disana, "Nanda sama Chandra siapa?" Arian merasa asing dengan nama tersebut.

Noval menunjuk dua orang yang sedang berjalan sambil membawa bola basket, "Dia anak jurusan kalian."

Arian mengenali salah satu orang itu, laki-laki yang pernah mengobrol dengan Batari dilapangan basket.

"Kenapa gak pernah latihan diruangan latihan?"

Kali ini Exsel yang menyahut, "Dia itu anak kesayangan pelatih, dia bahkan pernah ditawarin jadi ketua, tapi nolak, katanya dia gak mau berurusan sama anggota tim kita."

"Apalagi yang rambut biru itu, sok kegantengan, sok keren, padahal muka nya biasa aja."

"Kalo dia gak mau berurusan sama anggota, kenapa ikut pertandingan?"

"Pasti pelatih yang maksa, kalo bukan pelatih, siapa lagi yang bisa ngajakin dia ikut berpartisipasi."

Noval terkekeh kecil ketika menyadari Exsel sangat merasa tidak suka dengan Nanda dan Chandra.

"Dia pernah dibuat malu didepan umum sama Nanda, mangkanya dendam." Celetuk Noval.

Exsel memutar matanya malas ketika kembali diingatkan dengan kejadian itu, dimana dirinya ingin berteman dengan Nanda.

Namun Nanda dengan lantang menolaknya hanya karna warna rambutnya berwarna hijau.

"Eh ada joker." Ujar Chandra seraya menatap Exsel dengan pandangan mengejek.

Exsel menggertakkan giginya, baru saja ingin melawan, Arian sudah menahannya.

"Kamu udah janji sama pelatih buat gak bikin dia marah lagi."

Nanda menatap Arian, "Dia anak baru?"

"Iya, kenapa?" Balas Exsel songong.

Arian dan Nanda saling pandang, entah mengapa Nanda merasa didalam mata Arian ada kobaran kemarahan untuk nya.

Namun ia tidak tau, mengapa Arian marah kepadanya, karna seingatnya ini pertama kali mereka bertemu bahkan saling bertatapan secara langsung.

Nanda menjulurkan tangannya, "Gue Nanda, Lo?"

"Arian." Ucap Arian singkat tanpa menyambut uluran tangan tersebut.

Merasa diabaikan, Nanda kembali menarik tangan nya, "Semoga kita menjadi partner yang baik di pertandingan nanti."

Exsel tertawa ketika untuk pertama kalinya melihat Nanda dipermalukan, dan pelakunya adalah temannya sendiri, Arian.

"Bagus bro, orang sombong kayak dia, perlu di tabrak harga dirinya."

"Lo juga sombong dulu." Ujar Noval sekedar mengingatkan Exsel.

"Ck itu kan dulu." Exsel berdecak kesal.

Noval menghadap Arian, "Lebih baik lo jangan buat masalah sama dia."

"Kenapa aku gak boleh buat masa sama dia?" Tanya Arian tak terima.

Arian merasa Noval merendahkan nya seolah dirinya pasti kalah dari Nanda.

"Lo kenapa marah?"

"Enggak."

***

Amira menunjuk Mading kampus, "Lihat deh pengumuman tentang pertandingan basket udah keluar."

Batari menoleh, ia tersenyum ketika melihat nama Arian disana, "Wih Arian ikut!" Tutur Amira.

Dengan cepat gadis itu memotret poster tersebut dan mengirimkannya kepada Arkan.

Batari ikut memotret poster tersebut, dan dikirimkan nya kepada kedua orangtuanya dan mama Abel, ibu Arian.

Dreett

Tak lama muncul sebuah panggilan masuk di handphone Batari, ya kemarin ia sudah membeli handphone baru.

Mama Abel calling you

Batari mengangkat panggilan tersebut, "Hallo Tante."

"Itu beneran tar? Arian mau ikut pertandingan basket?" Tanya mama Abel girang.

"Iya, Senin nanti bakalan mulai, Tante mau nonton?"

"Tante mau nonton, mau banget malahan, tapi jakarta itu jauh, Tante takut gak punya uang buat kesana..." Benar juga, ah Batari menjadi tak tega karna ucapan menyedihkan ibu dari Arian tersebut.

"Gimana kalo tari bayarin?"

"Gak perlu, uang kamu simpen aja, keperluan kamu banyak, Tante gak enak repot in kamu."

"Gimana kalo nanti kamu rekamin aja? Terus kirim ke Tante, biar bisa Tante simpen videonya."

"Boleh Tan, nanti aku rekamin buat Tante."

"Makasih ya tar, malah repotin kamu."

"Gakpapa Tante."

"Eh iya gimana kabar kamu?"

"Kabar aku baik, Tante sendiri gimana? Sehat kan?"

"Alhamdulillah sehat, kamu juga harus sehat ya disana, kalo Arian nakal, langsung kamu pukul aja."

"Iya Tante."

"Yaudah Tante tutup ya telpon nya."

"Iya Tante, assalamualaikum."

"Waalaikumsallam."

"Tante Abel ya tar?" Tanya Amira.

Batari mengangguk, "Gimana rasanya telponan sama mertua?"

TBC

Let's meet again [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang