almost

28.9K 1.4K 19
                                    

   
Warning!!!⚠️⚠️
   
      Merasakan hembusan hangat di lehernya, renjana perlahan membuka matanya. Dapat dia rasakan tangan kekar yang melingkar di perutnya, Renjana menyentuh tangan itu.

"Renjana!" Suara serak basah khas bangun tidur terdengar di telinganya. Sepertinya lelaki itu terjaga dengan sentuhannya.

    Renjana mencoba berbalik untuk menghadap lelaki yang memeluknya itu. Wajah tampan yang terlihat lelah, dan mata panda yang timbul karna tak cukup tidur. Renjana sadar tiga hari ini lelaki itu terlalu fokus dalam menjaganya sampai lupa dengan tubuhnya sendiri yang juga butuh tidur, bahkan gerakan kecilnya saja membuat lelaki itu langsung terjaga.

     Tangan Renjana mengusap pelan kelopak mata panda Renggala.
"tidur aja lagi"

     Renggala menahan tangan gadis itu, menggenggamnya dengan lembut. "perutnya masih sakit?"

       Renjana menggeleng. "udah nggak lagi"
Renggala tersenyum kecil, mengecup singkat pelipis perempuan itu. Renjana menyisir lembut rambut berantakan Renggala dengan sela jarinya. "tidur lagi gih, mata lo masih ngantuk banget"

      Renggala memejam mata menikmati jari-jari perempuan itu di kepalanya.
"Renjana!"
"Hmmm" Renjana menatap wajah tampan Renggala.
      Renggala menatap tepat pada bola mata cokelat perempuan itu. "Jangan lakuin hal bodoh lagi, gue takut bayi kita kenapa-kenapa"
Tangan Renjana beralih mengelus pipi Renggala. "maaf bikin lo kesusahan, lo sampai kerepotan ngurus gue, lo pasti capek"
"No, gue sama sekali gak ngerasa kesusahan atau pun kerepotan, gue cuman khawatir anak kita kenapa-kenapa, bukan cuman dia gue lebih takut kalo sampai ngebahayain lo. "
    Hati Renjana kembali merasa bersalah, mata nya terlihat mulai samar karna genangan air mata.
"Hey! Don't cry " Renggala dengan sigap menghapus air mata perempuan itu.
"Gue jahat, maaf!"
"No Beby, lo gak jahat, cuman tindakan lo yang salah, so lain kali jangan lakuin hal itu lagi ya!" Renggala mencoba menenangkan sekaligus memberi pengertian pada perempuan itu.

     Selama dua hari ini, semenjak kejadian dimana renjana mencoba menggugurkan kandungannya, mood gadis itu langsung tak menentu, Renjana jadi sangat mudah menangis ketika membahas perbuatannya yang hampir membunuh si bayi. Tapi di lain sisi Renggala bersyukur, setidaknya perempuan itu merasa bersalah dengan perbuatannya, yang akan membuat Renjana dengan perlahan bisa menerima dan lebih mencintai janinnya.

Cup!
Cup!

     Mata Renjana terpejam saat merasakan bibir renggala yang mencium mata sembabnya.
"Udah ya, jangan nangis lagi"
     Melihat lidah Renggala yang menjilat bibirnya sendiri setelah menciumnya, membuat pipi Renjana bersemu merah. Renggala terkekeh geli melihat rona merah di pipi Renjana yang terlihat cantik di matanya, Dia mengusap pelan rona merah itu.

      Jemari Renggala beralih menyentuh bibir Renjana yang terlihat sedikit pucat. Suasana di antara mereka mendadak berubah, mata renggala tak lepas dari bibir renjana, dia ingin membasahi bibir yang terlihat kering itu. Renjana memejam matanya saat merasakan hembusan hangat dari bibir Renggala yang menerpa bibirnya.

      Renggala tak dapat menahan senyumnya saat melihat Renjana memejam matanya seolah menyambutnya untuk di cium, renjana terlihat lucu, padahal dahinya sudah keringat dingin. Melihat Gigi Renjana yang menggigit bibir bawahnya sendiri, menjadi pemandangan yang begitu menggoda di mata Renggala. Dia semakin mendekatkan bibirnya, merebut bibir perempuan itu dari gigitannya sendiri.

      Bulu kuduk renjana mendadak berdiri, saat merasakan bibir Renggala yang menghisap bibir bawahnya. Renjana merasa perut bawahnya seperti di gelitiki.
     Renjana melipat jari kakinya kuat saat mulut Renggala mencium bibir bawah dan bibir atasnya secara bergantian. Pikiran dan hatinya saling berdebat dan Renjana kalah dengan pikirannya dia lebih memilih mematuhi hatinya untuk menerima ciuman lelaki itu.
    Sesaat Renggala melepaskan bibir gadis itu, sedikit memberi jarak antara wajah mereka, renggala meraih tangan Renjana untuk melingkar di lehernya.

RenggalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang