TSK-05

51.9K 2.6K 18
                                    

Vote dulu ya:)

Liona melangkah keluar dari ruang rawat dengan langkah cepat. Tangannya mengepal kuat seolah menahan emosi yang meluap-luap.

Ketika ia mencapai parkiran, dia berhenti sejenak, mencoba menenangkan diri. Suara pintu parkiran yang terbuka menarik perhatiannya.

Arion muncul dari arah pintu tersebut. Liona melihatnya dan sedikit terkejut. Arion berjalan mendekatinya dengan ekspresi tenang.

"Lo baik-baik aja?" tanya Arion dengan suara rendah.

Liona mengangguk perlahan, meski jelas-jelas tidak baik-baik saja. "Iya, gue baik-baik aja. Cuma butuh udara segar."

Arion menyandarkan dirinya ke mobil terdekat. "Lo punya niat balas dendam."

Liona tertawa kecil, suara tawanya. "Nggak usah sok tau."

Arion mengangkat keningnya kemudian tersenyum miring. "Nyatanya tatapan lo itu membuktikan semuanya."

Liona tertawa sumbang kemudian sedikit mendekat kearah Arion. Gadis itu menatap mata Arion yang datar. "Okey. But tatapan lo itu artinya apa hm?"

Arion sedikit menjauh dari tubuh gadis itu. Ia menghela nafas. "Penasaran?" tanyanya.

Liona menatap Arion tertarik. "Lo nggak kelihatan kayak orang yang punya masalah keluarga."

Arion tertawa pendek. "Penampilan bisa menipu. Yang penting adalah gimana kita ngadepin semuanya."

Liona terdiam sejenak, memikirkan kata-kata Arion. "Lo bener. Kadang gue cuma pengen keluar dari semua ini, tapi nggak tau harus kemana."

"Kenapa lo nggak coba keluar dari sana?"

"Semakin dekat mereka, semakin gampang juga mainnya." kata Liona tersenyum.

***

Liona menatap Arion yang berdiri tidak jauh darinya. "Lo sering kesini ya, Arion?" tanyanya, mencoba mencairkan suasana.

Arion mengangkat bahu sedikit, tampak enggan untuk terlalu banyak berbicara. "Kadang-kadang aja. Kalau mereka butuh sesuatu."

Liona tersenyum tipis. "Oh, gitu."

Suasana terasa canggung, tetapi Liona tidak menyerah. "Lo kuliah ya, jurusan apa?"

Arion menatapnya sejenak sebelum menjawab, "Ya, jurusan IT."

Liona mengangguk, terkesan dengan jawabannya. "Pasti sibuk banget ya."

Arion hanya mengangguk singkat. "Iya, lumayan."

Liona mencoba mencari topik lain. "Lo suka IT ya?"

Arion mengangguk. "Bisa dibilang begitu."

Liona merasakan ketidaknyamanan Arion, tetapi dia tidak ingin menyerah. "Gue suka nulis. Itu cara gue buat lepasin semua perasaan yang gue punya."

Arion hanya mengangguk tanpa banyak bicara. "Bagus. Semua orang butuh cara untuk ngelepasin perasaan mereka."

Keheningan kembali mengisi udara di antara mereka. Liona merasakan kesulitan untuk mendekati Arion, tetapi dia merasa ada sesuatu yang lebih dalam dari sikap dingin pria itu. "Arion, lo tau nggak, gue kadang merasa semua orang nggak peduli sama gue."

Arion menatapnya, kali ini dengan sedikit rasa ingin tahu. "Kenapa lo ngerasa gitu?"

Liona menghela napas. "Karena kenyataannya emang begitu. Tapi sekarang gue ngerasa ada harapan, meskipun cuma sedikit."

Arion mengangguk pelan. "Mungkin lo perlu ngelakuin sesuatu buat diri lo sendiri, tanpa mikirin orang lain terlalu banyak."

Liona tersenyum kecil. "Mungkin lo bener."

Arion merasa sedikit lebih nyaman, meskipun dia masih tetap menjaga jarak. "Coba aja dulu."

Liona menatap Arion, merasakan ada sesuatu yang misterius dalam dirinya. "Lo kelihatan punya banyak rahasia, ya."

Arion mengangguk pelan, matanya datar . "Semua orang punya rahasia, Liona. Begitu juga lo."

Liona merasakan koneksi yang aneh tapi kuat dengan Arion. "Mungkin lo bener. Semua orang punya rahasia."

Mereka berdua berdiri dalam keheningan yang penuh makna. Liona merasa tertarik dengan kepribadian Arion yang dingin dan misterius. Dia merasa tertantang.

Liona masih berdiri di dekat Arion, merasa ada yang belum tuntas dari pembicaraan mereka. Ingatan tentang kejadian di sekolahnya beberapa malam yang lalu kembali terlintas di benaknya. Ia memutuskan untuk bertanya, meski ragu-ragu.

"Arion, gue mau nanya sesuatu," kata Liona dengan hati-hati.

Arion mengalihkan pandangannya ke Liona, menunggu dia melanjutkan.

"Kemarin malam, waktu gue terkunci di bilik toilet sekolah, lo yang bukain pintunya kan?"

Arion tampak kaget sejenak, tetapi dengan cepat kembali memasang ekspresinya semula. "Iya, itu gue."

Liona mengerutkan keningnya, bingung. "Tapi lo kan bukan siswa di sekolah itu. Kenapa lo bisa ada di sana tengah malam?"

Arion tampak tenang, dia menatap Liona dalam. "Itu bukan sesuatu yang harus lo tau, Liona."

Liona merasa penasaran. "Tapi gue pengen tau, Arion. Kenapa lo bisa ada di sana? Apalagi di toilet perempuan."

Arion menatap Liona dengan tajam, tetapi ada kebingungan dan kekhawatiran di matanya. "Gue punya urusan sendiri di sana. Hal itu nggak ada hubungannya sama lo."

Liona terdiam sejenak, merasakan ada sesuatu yang serius di balik kata-kata Arion. "Apa lo ada masalah? Atau lo sedang melakukan sesuatu yang bahaya?"

Arion menghela napas panjang, tampak semakin tidak nyaman. "Liona, tolong. Jangan tanyain ini lagi. Gue nggak bisa jawab pertanyaan lo."

Liona merasa bingung dan cemas, tetapi ia memutuskan untuk tidak memaksa. "Baiklah, gue nggak akan nanya lagi. Tapi kalau lo butuh bantuan atau ada yang salah, gue harap lo bisa cerita ke gue."

Arion hanya mengangguk pelan, tanpa memberikan janji apa pun. "Gue hargai itu, Liona. Tapi sekarang, lebih baik kita biarin masalah ini berlalu."

Mereka berdua berdiri dalam keheningan yang tegang. Liona merasa ada rahasia besar yang disembunyikan Arion, dan ia tidak tahu apakah harus khawatir atau mempercayainya. Namun, satu hal yang pasti, kehadiran Arion yang misterius membuatnya semakin tertarik dan ingin tahu lebih dalam.

"Terima kasih, Arion. Buat semalam dan buat dengerin gue sekarang," kata Liona akhirnya.

Arion mengangguk lagi. "Sama-sama. Jaga diri lo baik-baik, Liona."

Dengan itu, mereka berdua berjalan ke arah yang berbeda. Liona kembali merasa ada banyak yang belum terungkap tentang Arion, tetapi ia memutuskan untuk memberi waktu dan ruang. Mungkin suatu hari nanti, Arion akan merasa cukup nyaman untuk berbagi rahasianya.

Toh pertemuannya dengan lelaki itu baru satu kali. Setidaknya secara resmi.

Liona tersenyum. "Menarik."

#Tbc

Follow ig: @wiwirmdni21
Follow akun ini ya

Vote dan spam komennyaa
10 like aku langsung up ya 🔥
#semangat ya

TRANSMIGRASI SANG KETUATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang