Bab 1. Dimanfaatkan.

65.7K 4.1K 539
                                    

Note: ayo divote biar bisa baca cerita ini setiap hari.

* * *

Raeliana memperhatikan semua lukisan Xavier yang berada di dalam kamar Charlotte sembari tersenyum. Gadis itu sesekali menyeringai ketika tidak sengaja melihat lukisan Charlotte dan Xavier di ujung sana.

Terlihat jelas Xavier memasang ekspresi yang datar ketika Charlotte menggandeng tangannya di dalam lukisan.

"Aku rasa Kak Charlotte memang mengalami cinta secara sepihak. Cih!" gumam Raeliana.

"Apa kau ingin meminum teh buatan pelayan baru itu?" tanya Charlotte sembari tersenyum.

Wajah Charlotte yang sangat polos membuat Raeliana tidak takut jika ingin mempermainkan kakaknya itu. Raeliana sedikit tersenyum kemudian mengangguk dengan pasti.

"Aku mau!" seru Raeliana.

Charlotte segera memberikan teh tersebut kepada sang adik dengan harapan adiknya dapat menyukainya. Raeliana segera meminum teh tersebut sembari melirik ke arah pintu kamar, seolah-olah sedang menunggu sesuatu.

"Kakakku yang polos, kau pasti tidak tahu apa yang akan terjadi padamu hari ini," batin Raeliana sembari meminum teh tersebut sampai habis.

Raeliana tiba-tiba terjatuh di lantai sembari kejang-kejang layaknya orang yang sedang keracunan, melihat insiden tersebut membuat Charlotte berteriak kencang sehingga membuat Xavier buru-buru masuk ke dalam kamar. Pria itu bergegas menghampiri Raeliana yang sudah kejang-kejang.

"Xavier, adikku kenapa?" Charlotte nampak sangat khawatir ketika melihat adiknya tiba-tiba pingsan.

"Penjaga, penjaga! Tangkap pembunuh ini!" pekik Xavier.

Deg!

Charlotte terkejut bukan main ketika mendengar ucapan dari Xavier yang merupakan suaminya sendiri. Gadis itu buru-buru ikut duduk di lantai kemudian hendak menyentuh rambut adiknya.

"Apa kau ingin membunuhnya? Aku heran, apa kau benar-benar kakaknya Raeliana atau bukan! Kenapa kau meracuni minumannya?!" bentak Xavier sembari mendorong kasar tubuh Charlotte.

"Aku membunuhnya? Tidak, aku tidak melakukan hal itu. Aku menyayangi adikku dengan---" Ucapan Charlotte langsung disela oleh Xavier.

"Kau memasukkan racun apa ke dalam minumannya?! Jujur padaku!" sela Xavier.

"Kenapa kau sampai semarah ini? Tidak, maksudku akulah disini yang seharusnya marah." Kedua mata Charlotte mulai berkaca-kaca.

Charlotte tidak tahu apa-apa dan tiba-tiba saja adiknya pingsan dan mengalami gelaja kejang-kejang. Charlotte sangat ketakutan sekaligus merasa sangat menyesal karena sudah membiarkan adiknya meminum minuman tersebut.

"Xavier, aku mohon bantu aku." Kedua telapak tangan Charlotte tampak gemetar ketakutan.

"Bantu apa?! Apa kau tahu kini dia sedang hamil!" bentak Xavier yang tidak sengaja keceplosan.

"Apa maksudmu?" tanya Charlotte dengan penuh tanda tanya dalam dirinya, sungguh kini hatinya benar-benar terasa amat tidak tenang.

"Wanita mandul sepertimu mana bisa mengerti!" Xavier menggendong tubuh Raeliana ala bridal style kemudian keluar dari kamar tersebut.

Xavier membawa Raeliana ke dalam kamarnya kemudian membantu gadis itu untuk berbaring dengan tenang di atas ranjang. Sedangkan Charlotte segera menghampiri mereka berdua kemudian segera menarik ujung baju Xavier.

"Katakan dengan jelas, apa maksudmu tadi?"

"Penjaga! Tangkap wanita ini!" perintah Xavier kepada para penjaga.

I Became The Devil's Wife  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang