Part 4 - Be My Slave, Claire!

48.2K 2.4K 39
                                    


Pukul 17.00 tepat, Claire segera berbenah untuk persiapan pulang. Baru saja ia menutup floristnya. Ia mengganti baju santai yang biasa ia kenakan sebelum bekerja. Karena ketika bekerja ia memakai baju khusus karyawan juga. Bagaimanapun meskipun dia adalah pemilik florist itu, ia tidak menginginkan adanya kesenjangan antara dirinya dan pegawainya. Saat ia baru saja keluar, ia melihat sebuah mobil sport yang parkir di depan. Ia merasa mengenali mobil itu. Saat Claire akan berjalan untuk melewatinya, kaca jendela mobil itu terbuka dan Claire kaget saat melihat seseorang di dalamnya. Laki-laki dingin aneh yang bernama Yonaz.

Claire berniat tidak peduli dengan Yonaz yang berada di dalam mobilnya. Ia memutuskan pura-pura tidak tau saja. Lagipula jika Yonaz berniat membeli bunga lagi, florist-nya sudah tutup. Claire melangkah pelan untuk menjauhi mobil itu.

"Masuk!" Teriak Yonaz. Claire menoleh ke belakang untuk memastikan apa ia tidak salah dengar. Saat ini mata tajam Yonaz tengah memandangnya. Seperti orang bodoh yang terhipnotis, Claire melangkah mendekati Yonaz. Yonaz membuka pintu depan mobilnya menggunakan remote, dan Claire masuk begitu saja.

Saat sudah berada di dalam mobil tiba-tiba Claire tersadar, kenapa ia jadi seperti perempuan bodoh yang seenaknya mau ikut dengan orang asing yang bahkan baru ia temui dua kali. Kalau dia penculik bagaimana? Tapi melihat dari tampangnya tidak mungkin lelaki ini penculik. Ia selalu rapi, menggunakan jas formal, dandanannya bagai seorang CEO muda impian para wanita. Ah, tapi sekarang bukahkah penjahat itu lebih cerdik dibanding polisi? Claire menggelengkan kepalanya pelan menghalau segala pikiran negatif yang muncul di otaknya. Ia meyakini bahwa lelaki disampingnya yang sedang fokus di balik kemudi bukanlah orang jahat.

"Yonaz, maaf, kamu mau membawaku kemana?"

"Kenapa setiap kali kamu berbicara padaku selalu menggunakan kata 'maaf'? Aku bukan Tuhan, Claire. Santai saja denganku," Yonaz tersenyum jenaka.

"Kamu belum menjawab pertanyaanku."

"Aku sedang jenuh di rumah. Tiba-tiba aku ingin makan malam. Dan aku tidak ingin sendirian. Jadi bolehkan aku mengajakmu makan malam hari ini?" Yonaz menoleh sekilas pada Claire.

Claire memalingkah wajahnya. Ia lebih memilih untuk melihat jalanan yang mulai padat saat sore dibanding memperhatikan wajah Yonaz. Apakah ia terkena sindrom pria tampan? Kenapa setiap melihat pria tampan macam Kenedy ia jadi gugup dan salah tingkah, lebih parahnya ia bahkan selalu merona! Bahkan Yonaz jauh lebih tampan disbanding Kenedy. Arrrgghh!! Kenapa jadi membanding-bandingkan mereka, Claire merutuk dalam hatinya.

Sebenarnya Claire ingin menolak. Lebih baik ia makan sendiri disbanding harus makan bersama Yonaz. Apalagi melihat lelaki seperti Yonaz pasti akan membawanya makan di tempat yang mahal dan mewah. Claire memandang dirinya sendiri. Saat ini ia hanya berbalut celana jeans belel dan kaos polos serta cardigan berwarna peach. Sangat tidak pantas masuk ke dalam sebuah restoran mewah.

"Hmmm... aku tidak lapar," Claire mengemukakan alasannya. Dan seperti mengkhianati tubuhnya, tiba-tiba perut Claire berbunyi yang menandakan bahwa ia memang sangat lapar.

Yonaz hanya tertawa mendengar itu. Ia melajukan mobilnya dan berhenti di dalam sebuah komplek restaurant mewah. Claire mengeluh dalam hati, benar kan lelaki seperti Yonaz membawanya ke tempat seperti ini. Saat Yonaz sudah membukakan pintu untuknya, Claire tetap bertahan di tempatnya. Ia merasa ada ribuan ton pemberat di kakinya yang membuatnya enggan untuk keluar.

"Kenapa tidak mau keluar?"

"Aku tidak pantas masuk ke tampat seperti ini. Lebih baik kamu saja yang masuk. Aku bisa menunggu atau aku akan pulang dari sini," Claire memutuskan.

My Hot Abductor [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now