Part 13 - The First Time I'm Falling In Love

41.4K 1.7K 22
                                    


Claire POV

Tubuhku lemas dan kehabisan tenaga saat Yonaz kembali menyemprotkan benihnya ke dalam rahimku. Sejauh kami bercinta, percintaan di malam pertama kami ini adalah percintaan yang terpanas dan benar-benar menguras tenaga. Yonaz begitu liar seakan tidak ada hari esok bagi kami berdua.

Aku melihat suamiku sudah tertidur kelelahan. Suara dengkurannya terdengar nyaring di telingaku. Aku tersenyum tipis dan mengangkat kepalaku kemudian mencium keningnya yang penuh keringat. Aku selalu mencintainya, dulu dan juga sekarang.

Aku menatap langit-langit kamar, rasanya masih belum mengantuk padahal tenagaku sudah habis dan waktu menunjukkan sudah dini hari. Aku mencoba memutar otakku lagi, mengingat saat-saat aku pertama kali bertemu dengan dirinya. Aku tersenyum sendiri membayangkan bagaimana dulu aku benar-benar seperti stalker yang mengikuti kemanapun dia pergi.

***

Saat itu usiaku baru menginjak 12 tahun dan masih duduk di bangku akhir sekolah dasar. Kebetulan sekolahku memiliki sekolah dasar, sekolah menegah, dan sekolah atas yang letaknya berdekatan dan hanya dibatasi oleh pagar. Sehingga seringkali aku melihat kakak-kakak sekolah menengah yang lalu lalang di halaman sekolah kami.

Suatu hari saat jam istirahat, Aku mengambil bekal yang sudah disiapkan oleh Ibu dan berniat makan di kantin bersama dengan teman-temanku. Saat berjalan menuju kantin, aku melihat gerombolan anak sekolah menengah yang masuk ke halaman sekolah dan mereka berlari menuju kantin karena biasanya kantin yang dimiliki sekolah ini adalah kantin bersama.

Pandanganku fokus pada gerombolan itu hingga aku tidak melihat ke sekelilingku. Aku terus berjalan tanpa memperhatikan apa yang ada di hadapanku.

Bruaaakkk!!!

Tiba-tiba tubuh kecilku menabrak sosok yang cukup besar dan tinggi yang mengenakan seragam sekolah menengah. Bekalku jatuh ke lantai dan isinya tumpah begitu saja.

Aduh, bagaimana ini? Aku tidak punya uang untuk membeli makanan padahal aku sudah sangat lapar.

Aku menengadahkan kepalaku untuk melihat sosok itu. Dan seketika itu juga aku terpaku. Pandangannya begitu dingin dan mengisyaratkan rasa marah. Aku seketika itu menjadi takut. Sementara teman-teman yang ada disampingku hanya saling senggol dan menundukkan kepala mereka.

"Maaf, Kak... aku tidak lihat jalan," ujarku dengan tulus. Biarlah aku tidak makan hari ini, yang penting aku tidak punya urusan dengan laki-laki di depanku ini.

Tanpa menjawab permohonan maafku, laki-laki itu pergi begitu saja dan berjalan menuju kantin. Aku menghela nafas berat dan mencoba untuk mengambil kotak makanku yang terjatuh di tanah. Kemudian aku mengikuti teman-temanku ke kantin walaupun aku tidak ikut makan.

Saat berada di kantin, aku merasa tidak fokus dan pikiranku terus tertuju pada laki-laki tadi. Entah kenapa, aku merasakan ada yang aneh pada diriku. Aku merasa ingin melihatnya lagi dan lagi. Laki-laki itu begitu tampan dan dingin, benar-benar sesuai dengan tipeku. Ah, apa yang aku pikirkan ini? sepertinya otakku sedang kacau. Aku masih sangat kecil dan tidak seharusnya memikirkan lawan jenis.

"Claire, kenapa melamun?" tanya salah satu temanku. Aku tersentak karena kaget.

"Tidak. Aku tidak melamun," elakku berusaha kembali fokus pada teman-temanku yang kini menatapku dengan pandangan aneh. "Kenapa menatapku seperti itu?"

"Kamu memikirkan kakak tadi, ya?"

Aku menggeleng dengan ragu-ragu.

"Kamu tidak tahu ya kalau kakak itu adalah murid paling nakal?"

My Hot Abductor [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now