Chapter 1

1.1M 50.3K 3.5K
                                    

Diandra sedang menghabiskan waktu istirahatnya di taman. Ia memang sangat jarang sekali ke kantin, karena dia tidak suka dengan keramaian. Di taman dia bisa santai sambil membaca novel.

Walau pun dia baru pertama kali masuk ke sekolah. Ia sudah hafal dengan tempat-tempat yang berada di sekolahnya.

Bel berbunyi. Semua siswa siswi dengan name tag berlari lalu berbaris rapi sesuai kelompok.

"Siapa yang nggak dapet tanda tangan OSIS harap maju ke depan," kata ketua OSIS.

Diandra yang semula kaget dengan cepat merubah raut wajahnya menjadi dingin. Ia dengan cepat maju ke depan.

"Dave, Cin, bawa adik-adik ini ke aula, kalian tentuin deh hukumannya disana,"

Diandra berjalan menuju aula bersama beberapa siswa lainnya. Saat sampai di aula para murid langsung berbaris rapi.

"Cepat berbaris yang rapi!" teriak Cindy dengan suara yang tegas.

"Mau kasi hukuman apa nih Cin?" tanya Dave.

"Lari keliling aula aja, sepuluh kali gimana?" tanya Cindy.

"Boleh juga, cowok semuakan?" tanya Dave.

"Ada cewek satu," jawab Cindy. Diandra yang merasa cewek satu-satu di sana pun mendongak.

"Yang cewek angkat tangan!" suruh Dave. Diandra pun mengangkat tangan.

"Lo! Kenapa nggak minta tanda tangan? Males?" bentak Cindy sambil mendekati Diandra. Diandra hanya terdiam.

"Siapa sih ceweknya? Coba maju kedepan," kata Dave. Diandra pun maju kedepan.

"Oh jadi lo, siapa suruh songong nggak mau nurutin syarat gue," kata Dave saat melihat wajah Diandra.

"Maaf saya tidak sombong," kata Diandra dingin, ia paling tidak suka ada yang menghinanya.

"Wah songong ni anak! Hukum aja," kata Cindy.

"Kalau lo mau nggak dihukum, lo harus nurutin permintaan gue,"

"Saya nggak berminat dengan tawaran anda," kata Diandra datar.

"Ayo, ayo semuanya lari," teriak Cindy. Diandra pun mulai berlari.

Untungnya Diandra sudah terbiasa untuk lari keliling lapangan. Dia memang sering olahraga, maka dari itu dia mempunyai tubuh yang bagus.

Setelah setengah jam Diandra telah selesai menjalani hukuman. Dia duduk di kursi yang tersedia di pinggir aula.

Dave yang melihat itupun langsung menghampiri Diandra dan memberikan air mineral.

"Nih buat lo," kata Dave sambil memberikan satu botol air mineral.

"Makasi, tapi saya sudah bawa air dari rumah," Diandra mengambil botol minum dan meneguk setengah air yang ada di dalam botol tersebut.

"Oh, ngomongnya jangan pakai saya-anda dong, nggak nyama gue," kata Dave.

"Maaf tapi saya tidak bisa berbicara dengan kata kata seperti itu," tolak Diandra.

"Tapi gue liat lo tadi ngomong gue-lo sama siapa ya gue gak tau," kata Dave.

Skak Mat! Batin Dave.

"Ya deh kalau lo maksa," kata Diandra pasrah, entah kenapa dia juga tidak nyaman berbicara dengan bahasa yang baku seperti itu.

"Nah gitu dong, gue boleh minta no hp lo nggak?" tanya Dave.

"Nggak," jawab Diandra datar.

"Kenapa? Biasanya semua cewek mau ngasi no hpnya ke gue," kata Dave.

Kakak Kelas Where stories live. Discover now