Chapter 10

637K 23K 1K
                                    

Diandra Pov

Seperti biasa, hari ini gue masuk sekolah. Kalau dipikir-pikir, hidup gue gitu-gitu aja. Bangun-mandi-makan-sekolah-pulang-makan-tidur-bangun-mandi-makan-belajar-tidur.

Gue berjalan di koridor sendiri kayak Mbak Kunti yang lagi jomblo.

"Pagi Ra," sapa Kirana. Gue tidak menghiraukan makhluk satu ini. Sumpah, kesel banget. Masa dia sama Luna pergi begitu aja, setelah apa yang mereka lakukan pada kamar gue.

"Marah mulu ni anak, entar cepet tua lho," kata Luna.

"Bodo," gue pergi meninggalkan mereka berdua menuju kelas.

Kring ... Kring ... Kring ..., bel tanda masuk kelas berbunyi, semua anak pun duduk dengan rapi.

•••••
Author Pov

Bel istirahat berbunyi, semua siswa-siswi SMA Garuda berhamBuran keluar.

Seperti biasa Diandra menghabiskan waktu istirahatnya untuk membaca novel. Ia mengeluarkan novelnya, lalu mulai membacanya. Tiba-tiba Kirana dan Luna datang.

"Ra, ayo ikut kita!" Kirana menarik Diandra keluar.

"Apaan sih Kir?" tanya Diandra tidak terima di tarik-tarik.

"Udah ikut aja," kata Luna. Mereka pun sampai di halaman yang sudah dikelilingi siswa-siswi SMA Garuda.

"Hai! Maaf mengganggu, tapi di sini gue mau nyatain perasaan gue sama seseorang," kata seseorang yang berada di tengah-tengah kerumunan.

"Cieee ..."

"Siapa nih?"

Semua yang berada di situ bersorak histeris, membuat Diandra tidan nyaman. Bahkan ada beberapa orang yang teriak-teriak gak jelas, membuat suara bel tanda masuk kelas yang sedari tadi berbunyi tidak terdengar.

"Kita pergi aja yuk!" ajak Diandra.

"Bentar, gue penasaran siapa yang ngomong," kata Luna.

"Ya udah kalau gitu gue pergi aja," kata Diandra.

"Tunggu dulu! Tadi kayaknya nama lo diseBut deh," kata Kirana sambil mencekal tangan Diandra.

"Gue mau ngungkapin perasaan gue ke Diandra," kata seseorang menggunakan toa.

"Iya, nama lo diseBut Ra," kata Luna.

"Misi, misi, temen gue namanya Diandra," kata Kirana menarik Diandra lalu menerobos kerumunan diikuti Luna di belakang.

"Apaan sih lo Kir? Malu-maluin banget tau enggak?" kata Diandra marah.

"Liat deh Ra, itu Si Dave kan?" Luna menggoyang-goyangkan tangan Diandra.

"Hah?!" Diandra menyipitkan mata, "iya, ngapain lagi tu orang?"

Dave mendekati Diandra, lalu tersenyum miring.

"Diandra, mau gak jadi pacar gue?" tanya Dave sambil bersimpuh membawa Bunga.

Gue yakin lo enggak bakal nolak, batin Dave.

Apaan sih ni orang? Dikira gue bakal nerima apa? Enggak sama sekali, batin Diandra.

"Apaan sih lo?" tanya Diandra.

"Mau gak lo jadi pacar gue?" tanya Dave mengulangi pertanyaannya.

"Enggak!" jawab Diandra singkat, padat dan jelas, membuat beberapa siswa-siswi bersorak dan berbisik.

"Kenapa?" tanya Dave lalu berdiri.

"Karena gue gak mau!" kata Diandra.

Dave mendekati telinga Diandra, lalu berbisik, "Kalau lo enggak mau jadi pacar gue, gue pastiin lo bakal angkat kaki dari sekolah ini!" kata Dave.

"Sekali gue bilang enggak, ya enggak. Jangan maksa dong!" kata Diandra.

"Kenapa sih--," omongan Dave terputus saat seorang menarik telinga Dave.

"Kamu itu ya! Bikin ibu pusing tau gak? Ini apaan lagi pakai acara bawa toa sekolah. Gara-gara kamu murid-murid belum masuk kelas. Kalian juga masuk kelas!" kata Bu Asna panjang lebar membuat kerumunan tadi Bubar.

"Bu, saya permisi ya," kata Diandra, lalu pergi, karena tidak mau kena marah Bu Asna. Diandra berjalan menuju kelasnya, tetapi ada yang menghadang.

"Oh, jadi lo cewek yang sok kecakepan itu?" tanya Bella.

"Maaf saya mau lewat," kata Diandra.

"Ya udah lewat-lewat aja sono," kata Bella.

"Tapi anda menghalangi jalan saya " kata Diandra.

"Oh, iya, lupa gue," kata Bella memberikan jalan pada Diandra. Diandra pun pergi.

"Aduh kenapa gue kasi dia lewat sih?" kata Bella setelah sadar.

Diandra masuk ke dalam kelas.

"Eh, Di, lo disuruh Bu Asna bawa tas sama mapnya Bu Asna, soalnya dia enggak bisa ngajar, gara-gara kejadian tadi," kata Ghrita -ketua kelas-.

Diandra pun membawa tas dan map berwarna biru milik Bu Asna ke ruangannya.

"Permisi Bu," kata Diandra.

"Iya, ada apa?" tanya Bu Asna.

"Ini Bu, saya disuruh bawain barang-barang ibu ke sini," kata Diandra sambil berjalan mendekati meja Bu Asna.

"Makasi ya."

"Iya Bu," kata Diandra menaruh tas dan map Bu Asna di mejanya lalu beranjak pergi

"Eh, tunggu dulu," kata Bu Asna.

"Ada apa Bu?" tanya Diandra.

"Kamu siswa dengan nem tertinggi tahun ajaran 2016 di sekolah ini kan?" tanya Bu Asna.

Diandra mengangguk, "kenapa Bu?" tanya Diandra.

***

10-01-2017

Kakak Kelas Where stories live. Discover now