Part Three : When I'm Stuck

181 8 0
                                    

"Dia tidak ada hubungannya dengan kasus kematian Rizky Jun" Lanjut gadis mysterius tersebut sambil merapikan bola mata, kaki dan tangan bagian kanan. Gadis pemilik nama 'Saufyka Umari' itu terlihat sangat tenang

"Saya tidak percaya kalau gadis selugu kamu adalah seorang pembunuh" Ujar salah satu polisi yang sedang sibuk memegang sambil memperhatikan bola mata yang hanya berjarak 10 cm dari matanya.

"Jadi anda lebih percaya bahwa pemuda selugu Alvin lah yang telah membunuh Rizky Jun? Hah?" Balasnya dengan nada menantang

"Apa ada bukti yang memperkuat bahwa kamu adalah pembunuh yang sebenarnya?" Gadis itu membisu untuk beberapa saat

-o00o-

Nagaswara Studio

Obiet segera melepas earphone yang sedari tadi dipergunakan sebagai media rekamannya. Ia keluar dari ruangan yang diselimuti oleh kaca. Di luar ruangan terlihat seorang pria ber-jas biru yang sedari tadi menyaksikan proses rekaman remaja tampan yang usianya sekitar 18 tahunan itu.

"Good job" Pria berjas itu mengacungkan kedua jempolnya kearah Obiet.

"Terimakasih Om"

"Kamu benar-benar bernyanyi dengan hati"

"Lagu ini memang sangat cocok dinyanyikan olehmu" Lanjutnya, Obiet tersenyum simpul

"Pengalaman pribadi, Om" Sahut Gabriel yang sedang asyik bermain dengan psp-nya. Obiet mengerutkan dahinya lalu menajamkan matanya kearah Gabriel. Gabriel tetap sibuk dengan psp-nya walau ia menyadari bahwa Obiet sedang menatapnya dengan tatapan yang tidak biasa

"Loe masih ngarepin Vya kan?" Satu pertanyaan yang membuatnya membelalakan mata dan membuat hatinya sedikit resah. Obiet membisu, ia bingung harus menjawab apa untuk pertanyaan yang sering membuatnya gundah gulana

"Gue pacarnya Vya" Ucap Gabriel datar sambil memainkan psp-nya

"Sorry gue ada keperluan mendadak dan gue harus pergi dari tempat ini sekarang juga" Obiet mulai melangkahkan kakinya menuju pintu keluar

"Perlu Om antar?" Nagaswara menengahi

"Tidak om, Obiet bawa motor sendiri"

"Bukankah beberapa waktu yang lalu kamu telah mengalami kecelakaan akibat kendaraan bermotor?"

"Tenanglah Om Nagaswara Irwinsyah, Obiet akan baik-baik saja" Sambung Gabriel, Obiet melangkahkan kakinya lebih cepat

"Sudah tak sabar untuk menyaksikan kisah sadis ya, bung" Sindir Gabriel, Obiet menghentikan langkahnya yang sudah di ambang pintu. Ia membalikkan badannya dan menatap Gabriel dengan tatapan sinis. Gabriel membalas dengan senyum yang memberi kesan meremehkan Obiet.

-o00o-

Cakka membuka matanya secara perlahan, pandangannya sedikit memberi effect blur pada Obyek yang dilihatnya. Pemuda ini telah mengalami pingsan selama 24 jam lebih, apakah sudah bisa masuk katerogi muri??? Badannya sangat lemas, bahkan cacing-cacing penghuni perutnya sudah mulai dangdutan.

"BIBIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK"

"I...i.....ya den Cak ka. A den su dah sa dar?" Ujar bibik yang kini berada di ambang pintu kamar Cakka

"KELIHATANNYA GIMANA???? HAH???"

"Ayo bikin makan!!! Gue laper" Paksa Cakka dengan nada tak sopan

"Baik Den!!!!" Bibik melangkahkan kakinya menuju Dapur

Cakka menatap ponselnya yang terbaring di atas bantal bersampul spiderman kesayangannya. Seingatnya, beberapa waktu yang lalu ia menyimpan ponsel itu di dalam laci meja belajar. Tapi, mengapa kini ponsel tersebut berada diatas bantalnya? Apa ada sesorang yang diam-diam menyelinap masuk kedalam kamarnya? Ah tak penting juga membahas hal bodoh seperti itu.

Blade Of Brother (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now