Part Four : The Bitter of Truth

125 5 0
                                    

"Haha... ketua geng motor nangis?" Sindiran itu sangat terdengar jelas ditelinga Cakka, suara yang berasal dari seseorang yang berada di belakangnya

Cakka membalikkan badannya, wajahnya terlihat heran melihat seseorang yang kini berada di hadapannya. Sosok laki-laki sebayanya dengan badan kurus dan rambut berpotongan polem (poni lempar). Wajah yang sangat asing, namun sepertinya ia sangat mengenal orang itu. Tapi siapa?? Mengapa orang itu bisa tahu jika Cakka adalah ketua geng motor, padahal yang tahu hal itu hanya sebagian orang saja.

"Ikut gue!!!!" Laki-laki itu memegang sikut Cakka dan menariknya dari tempat tersebut, ambang pintu Cafee Gemini.

-o00o-

In Cafee Gemini

Oik membisu, ia bingung harus menjawab apa untuk permintaan Obiet. Permintaan Obiet adalah permintaan yang sangat kejam, baginya. Oik memang menyayangi Obiet, namun Obiet tak sepantasnya meminta Oik agar memberikan Cakka kesempatan untuk mencintainya. Bagaimana Oik dan Cakka saling mencintai, keduanya saja tidak saling mengenal. Apa yang telah dilakukan Obiet sama dengan memberi Oik sebuah harapan, kemudian menghancurkan harapan itu. Sangat jahat bukan?

Beberapa menit kemudian Oik mengangguk, ia menyetujui permintaan konyol dari Obiet. Obiet menaikkan alisnya, sepertinya ini bukanlah jawaban yang diinginkannya. Lalu, apa keinginan dan tujuan Obiet yang sebenarnya?? Membingungkan.

"Oik akan belajar menyayangi ......."

"Namanya Cakka" Jawab Obiet

"Ya, Oik akan belajar menyayangi Cakka"

"Tapi cinta Oik kepada Obiet tidak akan mudah berhenti"

"Semua yang Oik lakukan hanya untuk Obiet, dan demi Obiet"

"Jangan menyesal dengan keputusan yang Oik ambil, karena Oik melakukan ini untuk Obiet"

"Terimakasih untuk harapan palsunya" Oik meraih tas putih yang disimpan diatas meja bernomorkan 23, kemudian pergi meninggalkan Obiet.

Obiet tetap membisu sampai langkah kaki Oik sudah tak terlihat lagi. Ia merasa menjadi orang bodoh yang sudah terakreditasi A. Ia mengacak-ngacak rambutnya layaknya orang frustasi.

"Bodoh"

"Obiet bodoh"

"Niat awal loe ngajak Oik kesini, buat ngutarain perasaan lo yang sebenarnya"

"Bukan untuk menawarkan Cakka kepada Oik" Obiet terus menyalahkan dirinya sendiri. Ia meneguk segelas jus jeruk yang terletak diatas meja bernomorkan 23 tersebut untuk menenangkan dirinya agar tidak emosi. Ia menghabiskan segelas jus tersebut dalam waktu yang cukup singkat dan meletakkannya kembali pada tempat semula.

"Mana mungkin Oik bisa mencintai Cakka dengan tulus"

"Mereka saja tidak saling mengenal"

"Dia sendiri yang bilang bahwa cintanya buat gue gak akan mudah berhenti"

"Oik memang gadis bodoh"

"Ya ya ya bisa jadi"

-o00o-

Ext. Cafee Gemini

"Jadi darah dan anting-anting itu milik Ando?" Ujar Cakka dengan nada tinggi

"Sssstttt jangan keras-keras" Ia ketakutan

"Gue takut Cak, gue takut ketahuan polisi. Jadi gue melakukan operasi plastic"

"Jadi yang lo lakukan ini untuk menghindari diri dari incaran polisi?" Cakka menolehkan pandangannya kepada laki-laki pemilik potongan rambut polem yang sedang berdiri di samping kanannya. Laki-laki itu mengangguk mantap.

Blade Of Brother (SUDAH TERBIT)Where stories live. Discover now