Bab 2

126K 6.7K 284
                                    

Banyak yang nanya, cerita Melvin yang sebelumnya gimana? Eh, itu mah udah dihapus! liat aja di works aku gak ada lagi. tapi entah kenapa yak kok masih ada yg ngoment disana ? hikss ya udah, yg jelas aku lanjutin disini bukan disana! Happy reading^^

****

Keyla's POV

"Keyla, kau dipanggil bos." Aku menoleh ke belakang setelah mendengar bisikan dari Mary, teman kerjaku di Club malam sialan ini. Aku langsung mengernyitkan dahi, tuk apa bos buncit itu memanggilku? Tumben sekali. Huh.

"Ada apa Mar?" tanyaku, bahkan aku masih membawa nampan minuman di tangan kiriku ini. Mary hanya menaikkan kedua bahunya dan menyuruhku tuk mencari bos kami, yang berada entah dimana, menggunakan tangannya. Aku pun segera menaruh nampan minuman itu di meja bartender dan mulai mencari bos Club malam ini yang bernama Thomas.

Ya, sudah lebih dari seminggu ini, aku bekerja sebagai pelayan di sebuah Club. Menyedihkan ya? Mau bagaimana lagi, pekerjaan lain tidak akan menerimaku yang lulusan SMA, apalagi sekolahnya dari Indonesia. Jangan harap mendapatkan pekerjaan layak di negara maju seperti Norwegia ini. Bila ditanya, kemana orang tuaku dan kenapa mereka tidak mengurusiku bahkan tidak peduli sama sekali padaku? Jawabannya adalah mereka semua sudah mati. Mati menurutku. Ah sudahlah, yang jelas aku juga tak peduli dengan mereka. Hidupku memang kacau. Aku akui itu.

Ngomong-ngomong, aku masih mencari Sir Thomas, pemilik Club malam sekaligus bos tempatku bekerja. Dimana ya dia? Hemm, ah itu dia! Tapi..... Dia bersama Jessica, si Barbie silicon yang tingkahnya bisa membuatku muak. Dia jalang disini.

"Anda memanggil saya, Sir?" tanyaku sopan saat kami sudah berhadapan. Si Jessica Jessabell itu langsung memandangiku sinis. Kenapa? Sirik dengan kecantikan alami milikku ya? Yang kau punya palsu sih. Hahaha.

"Ah oh ya. Keyla," kata Thomas setelah melihat name tag-ku. Lihat, dia saja tidak tahu nama-nama karyawannya. Huh, jerk. "Kamu temani pria di ruangan VVIP nomor 1 itu ya. Dia tadi memilihmu, layani dengan baik."

Tanpa dosa, ia bicara seenak jidatnya seraya menuju ruangan khusus orang kaya yang tak jauh dari tempat kami berada. Sialan, apa dia pikir aku wanita jalang seperti Jessica ini hah?!

"Tapi pak saya kan hanya pelayan.." belaku. Aku mendengar wanita ular di samping Thomas bicara mengejekku dengan suara pelan. "Sadar juga," katanya. Jalang kan?

"Sudah. Antar saja minuman kesana, urusan setelahnya biar pria itu yang mengurusnya," kata Thomas sambil merangkul pinggang si Jessabell. "Ayo Baby. Kita ke kamar." Dan dia pun pergi meninggalkanku tanpa bicara apa-apa lagi.

Dasar pria buncit serakah, tamak, brengsek sialan!!! Kalau saja kau bukan bosku, aku pasti sudah meninju-ninju perut buncitmu itu dengan pukulan mautku!

Dengan perasaan super kesal, aku kembali ke meja bartender dan mengambil minuman paling mahal dan gelas kecil untuk di bawa ke ruangan itu. Lalu aku pun segera pergi berjalan ke sana dan membuka pintu tanpa melihat dulu bagaimana wajah pria di dalamnya.

"Maaf, aku bukan wanita bayaran!" protesku dan langsung menaruh gelas bir di depannya dengan sedikit gebrakan. Aku berbalik dan hendak pergi tetapi dengan cepat tanganku ditarik dari belakang sampai aku terduduk di samping pria itu.

"HEI!" teriakku lantang. Aku ingin menghempaskan tangannya tetapi tidak bisa. Dia terlalu kuat untukku. "Dasar brengsek, lepaskan tanganku bodoh?!" ancamku. Hem.... Wangi sekali pria ini. Aku melihat wajahnya perlahan dan... Wow!!!

HE'S DAMN SO HOT!

Jujur saja, seumur hidupku aku tak pernah bertemu dengan pria setampan dia. Ya ampun aku sempat speechless sebentar. Matanya bulat dengan tatapan tajam, hidung mancung dan lihat rahangnya! Amat lancip, khas seperti seorang lelaki. Gayanya super cool dan kelihatan sekali kalau dia orang kaya.

My Bad Girl (Melvin D. Franklin)Where stories live. Discover now