2. Flight

185K 6.2K 32
                                    

New York, Amerika Serikat.

Kota ini masih sibuk dengan berbagai kegiatan yang dilakukan masyarakatnya. Ada para remaja berseragam, pegawai kantoran, pedagang, bahkan beberapa orang yang sibuk mencari pekerjaan baru untuk menyambung hidupnya. Dan pagi ini, masih dengan perasaan yang tidak tenang, Kaylee terbangun dan bergegas mencari pakaian yang sekiranya pantas untuk digunakan ke kantor. Hari ini akan ada rapat besar untuk membahas kelangsungan masa depan majalahnya.

"Aku harus lebih rapi." Ucapnya antusias.

Gadis itu tidak lupa memoleskan lipstick pink muda favoritnya, hadiah dari ibunya ketika orangtuanya dalam perjalanan bisnis ke Perancis. Sebenarnya Kaylee bukanlah seorang gadis miskin yang harus bersusah payah untuk bekerja siang-malam demi menyambung hidupnya. Dia terlalu mandiri. Hanya itu masalahnya yang sering menjadi topik utama keluhan Jessica.

Gadis itu bergegas memacu mobilnya menuju kantor sambil menyalakan musik dari idola favoritnya, Shayne Ward, untuk menemani perjalanan menuju kantor.

**

Kaylee mengecek beberapa berkas yang harus ditandangani oleh wakil direktur tempatnya bekerja. Ia harus meminta tanda tangan persetujuan dari orang tersebut untuk melanjutkan jalannya pemotretan edisi terbaru yang akan segera di garap untuk edisi bulan depan.

Tok tok

Terdengar jawaban dari dalam dan ia pun segera masuk bersama berkas-berkas itu. Terlihat seorang laki-laki muda yang selama ini terkenal playboy dan cukup bermasalah. Bahkan disebut-sebut sebagai salah satu orang yang membuat dampak buruk bagi perusahaan. Namun Kaylee tidak tertarik untuk sekedar terlibat dalam gosip-gosip itu. Ia lebih tertarik dengan bagaimana caranya membuat karirnya terus menanjak.

"Kaylee Logan?" Tanya pria itu sambil melihat Kaylee yang berdiri di depannya dari atas hingga ke bawah kemudian sebaliknya. Ia tampak sedang memberikan penilaian untuk gadis itu.

"Maaf, ada beberapa berkas yang perlu di tandatangani dan..."
"Apa bisa membantuku?"

Kaylee mengerutkan alis matanya. Pertanyaan aneh. Dia kan atasan sehingga bisa saja meminta Kaylee melakukan apapun tanpa perlu bertanya. Toh pada akhirnya mau tidak mau ia harus akan melakukan hal itu. 

"Ada apa?"
"Besok kau harus mengantarkan beberapa berkas ke The Plaza Hotel."

Kaylee tidak mengatakan apapun, ia sedang memikirkan permintaan itu sambil mengingat-ingat apa yang kira-kira akan ia kerjakan besok. Ia tidak ingin DaeHee menghujaninya dengan banyak ceramah.

"Baiklah." Putus Kaylee kemudian.

Bagaimanapun rasanya kurang tepat dan tidak sopan untuk menolak membantu seorang atasan yang jelas posisinya sangat jauh di atas. Ia masih membutuhkan pekerjaannya bukan demi melangsungkan hidup, untuk menunjukkan kemandirian dirinya pada keluarga. Agar orangtuanya tidak lagi harus mencemaskan hal-hal yang berhubungan dengan kehidupannya.

**

Drrtt drttt

Kaylee melepas kacamata bacanya lalu melirik ke arah ponselnya yang bergetar, pesan masuk dari Jessica-nya. kakak sepupunya yang benar-benar berisik itu. Entah kenapa ia sangat ingin membaca pesan itu mengingat biasanya ia akan mengabaikan pesan dari kakaknya itu sampai jam lemburnya selesai. Terlebih saat ini ada banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Kaylee tidak bisa tahan akan godaan untuk membaca pesan itu.

Kaylee, pulanglah sekarang. Perasaanku tidak tenang karena tidak memberitahukanmu hal ini. Ah tidak, kau akan tahu begitu kau pulang. Ingat, jika kau butuh sesuatu temui aku di apartemenku.

Mask [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang