Sembilan.

117K 6.2K 86
                                    

Diatas ada model rambut Laura kalo disekolah...

HAPPY READING GUYS!

_____________________________________


Laura menatap Miko dan Nathan bergantian saat keduanya sama-sama saling berjongkok didepannya. Miko menatap Nathan begitu juga sebaliknya.

"Gue aja yang gendong Laura". Ucap Miko menatap kearah Laura.

"Gue aja. Gue yang mau nabrak dia tadi kan". Ucap Nathan membuat Laura kebingungan menatap keduanya lagi.

"Gue aja. Tadi gue emang mau anter dia pulang pas selesai eskul basket. Tapi Laura mau ke warung dulu tadi. Dan salah gue gak nemenin dia tadi". Ucap Miko.

"Salah gue lebih parah malah mau nabrak dia". Ucap Nathan dengan ketus. Nathan memutarkan bola matanya malas.

"Udah-udah, kalian apa-apaan sih. Gue gak pa-pa paling cuma---"

"Aww". Sambung Laura saat mencoba berdiri namun kakinya terasa sangat sakit.

"Ra lo kenapa?". Buru-buru Nathan mengalihkan pandangannya kearah Laura. Menyentuh kedua pundak gadis itu dan menatapnya penuh kekhawatiran.

"Bawa ke UKS Na---". Handphone di saku celana Miko berbunyi. Nathan menatap kearah Miko. Begitupun dengan Laura yang masih menyandarkan tangannya pada pundak Nathan sebagai tumpuan berdiri.

"Halo". Ucap Miko menaikan telapak tangannya. Menandakan Miko izin waktu sebentar.

"......."

"Lah abang gimana sih. Yaudah Miko kesana".Ucap Miko dengan wajah kesal. Dibalik itu hati Nathan seperti sangat senang. Tapi Nathan tidak tau kenapa dirinya begitu sangat senang saat tau Miko tidak bisa membantunya.

"........"

"Ohh oke-oke sepuluh menit lagi gue sampe". Miko memutuskan sambungan telfonnya dan berjalan mendekati Nathan dan Laura.

"Sshh". Ringis Laura menyentuh kakinya yang semakin sakit saat ditekan.

"Sorry Ra gue ada urusan sama kakak gue. Jadi gue harus balik sekarang". Ucap Miko dengan wajah cemberutnya.

"Gak pa-pa kak. Aku bisa pulang sendiri kok". Ucap Laura dengan senyumnya.

"Nath, titip Laura yak. Gue duluan". Ucap Miko yang sudah berlalu pergi.

Laura menghembuskan nafasnya. Menetralkan jantungnya yang tiba-tiba saja berdetak cepat saat tau kini hanya ada Nathan dan dirinya saja. Berdiri di depan pagar sekolah yang sebentar lagi akan ditutup.

"Kalo kita ke UKS pasti pintu pager sekolah bakalan di tutup". Ucap Nathan membuat Laura menatapnya.

"Jadi kita ke warung biasa gue nongkrong aja". Ucap Nathan berjongkok lagi dihadapan Laura. Laura menautkan kedua alisnya bingung.

"Naik". Ucap Nathan dengan nada dingin dan ketusnya itu. Laura jadi ingat saat Nathan memaksa dirinya agar naik ke motornya dan pulang diantar Nathan waktu itu.

"Gue gak ma---"

"Gak terima penolakan". Ucap Nathan dengan dinginnya lagi. Laura mendengus kesal dan berjalan tertatih-tatih menuju Nathan yang jaraknya agak jauh itu.

"Bentar". Ucap Nathan saat Laura baru saja ingin mengalungkan kedua tangannya pada leher Nathan. Nathan melepaskan jaketnya dan memberinya kepada Laura.

"Buat tutupin paha lo". Ucap Nathan kembali berjongkok didepan Laura.

Dan saat itu juga Laura rasanya ingin loncat dari lantai empat sekolahnya.

Nathan And Laura Onde histórias criam vida. Descubra agora