3✔️

1.9K 329 24
                                    

"Here you are." Laki-laki itu datang lagi ketika gue sedang asyik menikmati orange juice buatan Mbak Inung di kantin. Laki-laki yang gue idam-idamkan. Siapa lagi kalau bukan Luke Robert Hemmings? Tapi ngapain ya dia nyamperin gue? Mau nembak kali ya he-he.

"Sup" yHA GUE SOK GAH0L.

"Sup ayam." Sambar Luke. Ha-ha garing untung gue sayang.

"Ngapain lo kesini?" kali ini nada gue beneran santai. Udah ngga segagap kemarin.

Luke nyodorin map yang sama ke gue. Gue menatap map itu dengan heran.

"Ngga usah banyak bacot, kasihin ke Calum ya abis ini."

Kenapa harus lewat gue? "Should i?" gue merasa aneh aja gitu. Calum sama Luke kan udah deket, kenapa ngga dikasihin aja sendiri?

"Yes you should."

"Why dont you give it to him by yourself? Gue bukan babu lo, Luke. Buluke." Cerocos gue enteng.

Luke memutar bola mata dan menjitak kepala gue. AAAHHHH JITAKANNYA MENAWAN!!!! Oke, kembali ke cerita.

Gue melotot dan mendapati Luke sedang tertawa. Kenapa lo ganteng banget sih su?:-( "Sakit anjing Luke!" sumpah serapah gue mulai keluar. Itu malah bikin Luke makin ketawa.

"Apanya yang lucu?!!!"

"You love swearing, huh." Luke mengacak rambut gue. "Muka lo lucu kalo lagi berkata kasar. Jangan lupa ya, kasihin ke Calum."

Itu kalimat terakhir Si Ganteng sebelum ia memutuskan untuk beranjak pergi, meninggalkan gue yang mematung karena masih ngga percaya. Ngga percaya kalau gue barusan disamperin Luke. The boy I love. Mata gue belum bisa move on dari Luke, gue masih memandangi belakang punggungnya yang lama-lama hilang di keramaian.

"So, because of that boy you couldn't accompany me to eat yesterday?"

"Ah monyet lo ngagetin gue, Cad." Gue masih senyum-senyum sendiri.

Toel. Richard mencolek pipi gue genit. "Cie." Ujarnya singkat, padat, jelas.

Pipi gue memanas, pasti sekarang lagi merah-merahnya.

"Goodluck ya." Kata Richard datar.

Tumben nadanya ngga bersemangat, biasanya heboh. Ada yang ngga beres sama Richard. Jadi gue memutuskan untuk tanya langsung ke dia.

"Lo kenapa deh Cad."

Bukannya ngejawab, dia malah ketawa. Tapi keliatan banget ketawanya dipaksain. Jangan bilang kalo dia...

"Jangan bilang lo ditolak sama Dona." Gue menyimpulkan pemikiran gue barusan. Siapa sih yang ngga kenal sama Dona? Cewe cantik keturunan setengah arab setengah bule. Richard emang lagi deket sama Dona.

Richard menggeleng cepat dan nginjek kaki gue. "Ngaco lo! Engga lah, gue nembak aja belom." Katanya. "Lagian siapa juga yang suka Dona."

"Lah? Terus? Kok lo akhir-akhir ini aneh sih?"

Richard memalingkan wajahnya sementara gue masih bertanya-tanya kenapa dia. Bukannya ngejawab, eh dia malah ngelirik map yang ada di tangan gue. Map siapa lagi? Si Ganteng Luke. Richard melirik gue dan nunjuk map Luke.

"Itu...buat apaan sih?" Kepo banget nih tumben.

"Kepo. Biasanya lo ngga peduli." Balas gue seraya memukul punggung tangannya pelan. "Awas, harus steril."

Richard mendengus lalu mencibirkan bibir. "Asu lo Bit."

"Wle." Gue menjulurkan lidah layaknya asu, eh anjing. "Udah ah, gue mau balik ke kelas. Bye bye Ri—cis nabati."

"WOY ANJENG NAMA GUE BUKAN RICIS!"



HAI HALO HOLA HEHE. Buat siapapun yang baca ff ini, mohon minta dukungan dengan leave comment atau klik tanda bintang2 gitu ya. eh tanda bintang maksudnya kasih vote kan ya? eh iya bukan sih:( ya apa deh yang penting judulnya leave comment atau voting please. 

P.S.: aku sedang giat menulis. w00000uuwW

Bingung | Luke ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora