10✔️

1.5K 253 41
                                    

Luke menggiring gue ke dalam rumahnya dan seseorang yang pertama kali muncul adalah seorang wanita yang mungkin seumuran sama mama.

"Ini siapa Luke?" Tanya wanita itu dengan ramah.

Aku segera menjabat tangannya. "Saya Bita, tante."

Beberapa saat kemudian, wanita yang gue yakini ialah mamanya Luke, mengamati gue dari atas sampai bawah. Kemudian beliau tersenyum dan menatap wajahku lekat.

"Hai Bita. Tante mamanya Luke, kamu boleh panggil saya Tante Liz. Atau apapun, terserah kamu yang penting kamu nyaman." Ramah banget nyokapnya si Luke.

"Iya, tante. Saya panggil tante aja hehe."


"Jadi ini, cewe yang sering kamu ceritain ke mama?" Tante Liz memastikan kalau dia ngga salah orang.

"Iya ma. Ini Bita yang sering aku ceritain." Balas Luke mantap.

YHA GUE DIKENALIN SAMA CALON MERTUA GUE YHAAAAAA. TANTE LIZ TOLONG PELUK CALON MENANTUMU INI SEKARANG JUGA!!1!1!!!

"Ternyata bener ya, dia mirip sama Chloe." Mata Tante Liz mulai berkaca-kaca.

Chloe? Siapa dia? Gue baru denger namanya.

"Excuse me, ma'am. But, who is Chloe?" Tanya gue dengan sopan pada beliau.

"She is Luke's little sister and she passed away three years ago." Paparnya, jujur gue kaget waktu tau Luke ternyata punya adek.

"I'm sorry for hear that."

"No, it's okay." Sahut Tante Liz. "Hampir setiap hari Luke cerita tentang kamu ke tante, dia bilang tingkah laku kamu sama Chloe sama. Luke bahkan udah nganggep kamu kaya adek sendiri, saking miripnya kamu sama Chloe." Ia menjelaskan dengan panjang lebar.

"Iya, lo udah mirip banget sama Chloe. Setiap deket sama lo, bawaannya gue keinget Chloe terus. Seandainya gue bisa ngadopsi, gue pengin ngadopsi lo jadi adek gue." Tambah Luke, gue hanya tersenyum kecut. Yakin cuma mau ngadopsi gue jadi adik? Ngga mau ngadopsi gue jadi istri gitu? He-he.


Tapi ada sebuah kalimat yang mengganjal dan membuat tenggorokan gue tercekat.

Luke bahkan udah nganggep kamu kaya adek sendiri.

Gue hanya mengangguk-angguk. Jadi, selama ini, Luke cuma nganggep gue...adiknya? Adiknya yang udah meninggal 3 tahun yang lalu. Semirip itu kah gue dengan Chloe? Suasana hening ketika Tante Liz meninggalkan gue dan Luke di ruang tamu. Rasanya lutut gue lemas, jantung gue yang biasa berdegup kencang sekarang udah ngga kaya gitu, pandangan gue kosong. Gue terhempas lemas di sofa.

"What do you think a—"

"Gue kira lo bakal nganggep gue lebih dari sekedar mirip sama adek lo. Jadi, selama ini lo cuma nganggep gue itu- seakan-akan gue adek lo, gitu?" Gue segera memotong omongan Luke yang belum selesai tadi.

Luke tertunduk, dia enggan memberi jawaban.

"Jadi ini alasan kenapa lo ngga mau jawab pertanyaan gue di mobil; Angel itu siapa lo?" Emosi gue semakin menjadi-jadi. "Why don't you just tell me, Luke?" Kini air mata gue mulai tumpah dari kelopak mata.

"Bita, please listen to me. Gue ngga maksud buat lo kaya gini."

"Ngga, Luke. I'm fine. Gue aja yang terlalu ngarep sama lo." Kata gue seraya berusaha menahan tangis. "Richard bener, ngga seharusnya gue berharap sama lo." Ya, seketika gue teringat omongan Richard kala itu sebelum dia angkat kaki dari rumah gue.

"Maafin gue Bit, tapi..." Lagi-lagi Luke ngga ngelanjutin ucapannya. SA SUDAH TIDAK KUAT DIGANTUNG MAMAAAAA!!!

"Lanjutin Luke." Walaupun gue tau, gue bakal denger sesuatu yang menyedihkan, atau bahkan menyayat hatiku yang rapuh ini. #swag #kutakingindikhianati #akusayangluke #mantabmamah

"Tapi emang gue..gue cuma nganggep lo sebagai seorang adik. Karena jujur, gue merasa kehilangan Chloe, dan saat gue kenal sama lo...gue ngerasa kalau gue udah nemuin Chloe #2."

Pake #2 segala lagih Ya Lord:-(

"Lo persis banget sama Chloe. Lo dan dia sama-sama suka The 1975, suka makan, dan dia juga sering berkata kasar karena dia sedikit tomboy. Dia selalu pake pakean yang simple, lo juga gitu kan?" Luke menambahkan, tapi itu belum cukup untuk membuat perasaan dan hati gue membaik.

"T—tapi kenapa lo ngga bilang dari awal..kenapa lo ngga bilang dari awal kalau lo itu cuma nganggep gue sebagai seorang adik?" Isak gue sambil terus menyeka air mata yang turun membasahi pipi. "Gue udah terlanjur berharap sama lo." Suara gue sangat pelan, gue ngga yakin Luke bisa denger.

"I'm so sorry. Gue ngga mau bikin Angel kecewa sama sama gue." Ucap Luke dengan suara bergetar. "G-gue emang lagi deket sama Angel. Rencananya besok atau besok lusa gue bakal nembak dia."

Dan disitulah hati gue hancur berkeping-keping. Mungkin kalo bisa digambarin, hati gue udah kaya remahan ricis nabati.

"Dan gue juga ngga mau nyakitin Richard."

Spontan gue menoleh dan membelalakkan mata. "Kenapa jadi bawa-bawa Richard?"

"Gue pikir lo sama Richard...punya sesuatu yang spesial." Kata Luke.

"Tapi sekarang Richard kan sama Dona, bukan gue."


Di suatu sisi, gue pengin banget jambak-jambak rambut Luke terus gue tendang bokongnya. Tapi di suatu sisi, gue juga ngga bisa nyalahin Luke karena bagaimanapun juga itu hal yang wajar dilakukan seorang kakak. Dia pasti kangen banget sama Chloe. Tapi kenapa gue yang harus kena 'kakakadek-zone' Luke? Kenapa harus gue, Luke? Kenapa ngga Angel atau Dona aja yang kena 'kakakadek-zone'?!!!

Bingung | Luke ✓Where stories live. Discover now