4✔️

1.9K 297 66
                                    

Malem ini hujan badai disertai petir, alhasil gue lebih milih baca novel di kamar sambil menikmati cokelat panas buatan mama. Buatan emak emang paling mantab anjeng. Waktu baca novel, tiba-tiba pikiran gue melayang ke Luke. Luke selalu ada dipikiran gue, tapi sayang, ngga banyak yang tau. Bahkan Richard sendiri ngga tau kalo gue sebenernya suka sama Luke dari dulu. Gue emang tertutup soal percintaan. Menurut gue itu privasi. Krik.


Tring!


"As...taghfirullah." Huft, hampir saja berkata kasar. Ternyata hp gue bunyi gara-gara ada chat baru di Line. Gue hanya berharap kalo itu bukan chat dari official account ngga jelas yang nawarin produk-produk ngga jelas.

Ternyata dari Richard. "Ngapain ya dia?"



Richard: keluar lo skrg

Richard: skrg

Richard: anju skrg su


Bitaak: lo dmn d

Bitaak: sabar bgst


Richard: dpn rumah lo

Richard: bukain pintu dong gece

Richard: dingin :(

Richard: !!!!!


Bitaak: k.



Beberapa detik kemudian gue sampe di depan pintu rumah. Pas buka, eh Richard udah menggigil kedinginan. Badannya basah walaupun dia ke rumah gue pake mobil. tanpa ba-bi-bu gue nyuruh dia masuk ke dalem.

"Gila lo! Di luar lagi ujan kaya gitu, lo nekat kesini? Ada apa sih?" tanya gue panik.

"Sorry sorry. Gue pengin main doang elah."

"Ah, tapi ya liat keadaan dong Cad."

Mendengar keributan antara gue dan Richard, mama langsung menghampiri kita. Beliau kaget waktu liat Richard yang hampir basah kuyup.

"Loh, Richard? Kok kamu basah banget gitu? Tante ambilin baju ganti ya?" tawar mama penuh perhatian.

"Ngga usah ma, Richard kan kaya kecebong mah. tahan air." Celetuk gue.

"Bita, ngga boleh gitu." Mama sedikit berbisik. "Kamu tunggu disini ya, Richard. Tante ambilin baju ganti."

"Eh, uhm, sebenernya ngga usah tante. Saya disini sebentar aja kok." Elak Richard. Dasar sok strong.

Mama ngga bisa maksa, karena mama juga udah tau sifat Richard yang keras kepala. Mama lantas meninggalkan gue dan Richard di ruang tamu.

"Ngapa lo kesini su. Ganggu aja." Omel gue sambil mengambil tissue, berniat ngelapin tangan Richard yang basah.


"Gue sayang sama lo, Bit. Gue sayang dan cinta sama lo."


DEG.


Apa gue ngga salah denger? Jangan-jangan kuping gue udah bermasalah. HAHAHAHA ngga mungkin. Karena gue ngga percaya, gue meminta Richard mengulangi kata-katanya barusan.

"A—apa? Gue ngga salah denger kan? Cad, lo minum apaan? Ciu* ya?" sedetik kemudian gue tertawa. "Inget Dona woiiii"

Richard menarik tangan gue, digenggamnya tangan gue erat-erat. "Bit, ini bukan saat yang tepat buat bercanda. Gue sayang lo. Since the first time I saw and known you. Lo mau kan jadi pacar gue?"

Gue sontak melepaskan tangan gue dari Richard. Raut wajah Richard berubah drastis, matanya menunjukkan sebuah makna. Entah itu apa gue beneran ngga tau. Dan ya, gue bingung sekarang gue harus gimana.

"Can you give me time? maybe a few days." Jawab gue pada Richard. Yang kayanya masih ngarep banget gue jadi pacarnya.

Richard mengangguk, dia pasti kecewa sama jawaban gue. Pasti.

"Apa ini semua gara-gara Luke?" Richard memastikan.

Mulut gue terkunci rapat, kaku rasanya pengin ngomong.

"Jawab, Bit."

Gue pengin banget teriak IYA GUE SUKA SAMA LUKE. Tapi rasanya ngga mungkin banget kalau gue ngelakuin hal itu.

"Gue boleh pulang?" suara Richard lemes. Ah, gue jadi kasian sama dia.

"Boleh." Jawab gue singkat. Awkward.

"I just want you to know t—that I don't want to ruin our friendship, Cad. Percaya sama gue." Ujar gue refleks sebelum Richard sampai di depan pintu rumah.

Richard membalikkan badannya dan menatap gue dengan tatapan sarkas. Disusul dengan tawa yang agak sarkas, oh, atau memang sarkas? "but you just ruined it, Bit. You did." Lirih Richard, hampir tak terdengar. Tapi gue bisa denger.

"Jangan terlalu berharap sama Luke."

"Maksud lo apa sih Cad. Gue ngga paham." Elak gue dengan suara yang sedikit bergetar.


Ngga ada jawaban dari Richard, sampai akhirnya dia memutuskan angkat kaki dari rumah gue dan kembali menghadapi hujan badai. Gue menutup pintu dengan sedikit ngga percaya. Jadi, sahabat gue barusan nembak gue? Pikir gue. Sekarang hidup gue berasa kaya cerita-cerita di wattpad, gengs:-)

"Richard mana?" tanya mama sembari membawa kaos warna putih di tangan kanannya.

"Udah pulang, ma. Barusan." Jawab gue.

"Ealah, dia kenapa to?" logat Jawa mama mulai keluar.

Gue mengendikkan bahu dan menggeleng pelan.

"Kok ngga tau?" mama menghela napas panjang. "yaudah, mamah mau balik ke dapur dulu. Papamu minta dimasakin nasi goreng telur mata sapi."

Gue mengangguk dan memutuskan untuk naik ke kamar. Merebahkan badan sambil menatap langit-langit, itu yang gue lakukan sekarang. Ternyata bener firasat gue akhir-akhir ini. Richard agak aneh karena dia pdkt sama gue dan barusan dia nembak gue.



*Ciu: sebutan bagi sejenis beralkohol yang dihasilkan dari proses fermentasi ketela pohon cair yang terbuang dalam proses pembuatan tapai (tetes tapai). Minuman ini khas dari daerah desa kebjaran, sumpiuh, banyumas, cikakak ajibarang, jawa tengah,  dan sebuah daerah di sekitar pinggiran kota banyumas.

Bingung | Luke ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang