Chapter 24 (Sequel) ✔

23.4K 727 11
                                    

Clara POV

Kematian bisa saja merenggut mu dimana saja. Seperti gue, gue hampir mati ditempat yang sama sebanyak 2kali. Kebodohan yang melanda gue akibat cinta, cinta membuat siapa saja lupa akan dunia ini.

Arnol, pria yang sangat gue cintai, pria yang pernah membunuh gue--gue masih hidup, pria yang membuat gue membuat rencana bodoh--bunuh diri.

Gue gak tau apalagi yang cocok buat tindakan gue ini. Sangat bodoh mencintai pria yang pernah membuat gue di ruang operasi dan koma. Tapi gue udah terlanjur cinta, Arnol juga cinta sama gue.

Akhirnya kami menikah dan melewati hari dengan kebahagian dan kesedihan. Gue mempunyai anak, anak kembar.

Bernama Casen dan Cesen, gue sayang sama mereka berdua. Gue bukan pilih kasih, gue gak mau dia terluka. Cesen, dia anak yang baik, anak yang lembut, anak yang cengeng. Gue tau karna gue mamanya. Gue harus membuatnya terluka akan perlakuan gue dan Arnol, ini semata mata untuk ia tidak terluka.

Sekarang, gue menyesali semua perbuatan gue dan Arnol kepadanya, gadis cilik yang terbaring diruang operasi. Mempertahankan nyawanya. Maafkan kami nak.

"Ma?," gue menoleh kearah bawah, Casen menarik narik baju gue. Gue tersadar akan lamunan gue. "Apa nak?."

"Dokternya udah keluar dari ruang operasi," Casen tersenyum lembut kearah gue. Gue membalasnya dan berdiri mengikutinya kearah ruang operasi.

¤¤¤¤¤
Author POV

Dokter menjelaskan apa yang terjadi pada tubuh Cesen dengan rinci. Arnol terlihat serius mendengarkan hingga Clara dan Cesen datang tak dihiraukannya.

Siapa pun akan khawatir jika anaknya sedang masa kritis.

"Eh, dokter bilang apaan sama lo?," Clara sedikit bersemangat ingin mengeluarkan Arnol dari kesedihannya walaupun Clara lebih terpuruk.

"Jadikan ini rahasia dan biarkan ini terkubur dalam dalam." jawab Arnol sekenanya membuat Clara bingung akan apa yang terjadi. "Gue harap Cesen kuat kek gue dulu gue harap....," air mata tak bisa dibendung oleh Clara. Casen melihatnya pun iba, Arnol dengan cepat memeluknya dan ia gendong menghadap kebelakang Arnol.

"My honey, don't cry please. Lo wanita yang kuat bukan? Sst!," Arnol membelai rambut Clara sembari membelai rambut Casen juga.

Clara terdiam sejenak menormalkan matanya. Ia tersenyum lembut dan duduk dikursi dekat ruang operasi.

Selama ini gue gak pernah bahagia, selama ini hanya beberapa kali. Gue ingin keluar dari keterpurukan ini.

Skip-

"Ma? Pa?" panggil Casen dengan senyuman. "Iya anak papa ada apa?," jawab Arnol sedangkan Clara hanya diam menatap foto mereka ber4.

"Adek gue kemana?," suara lembut Casen berubah dengan tegas. Ia bukan gadis kecil lagi, ia seorang gadis remaja berumur 15 tahun.

"Adek lo ada kok!," jawab Clara sembari menoleh kearah Casen dengan tatapan dingin.

Sejak kejadian itu gue berubah, gue berubah seperti dulu.

"Ada? Ada dimana emangnya ma?," tanya Casen lagi dengan mendesak. "Dikuburan?," jawab Clara dengan mendengus kesal.

Arnol dengan berat hati memarahi mereka berdua, "Kenapa sih kalian selalu berkelahi? Clara! Kamu tuh mamanya, kenapa kamu berubah. Casen? Kamu itu anak mama sama papa! Kamu jangan.... " Casen keluar dari kamar mereka dengan pintu dibanting. Sedangkan Clara masuk kedalam selimut tak menghiraukan Arnol.

Casen berjalan keluar dari rumahnya dengan perasaan membara. "Gue gak mau tinggal di sini!!! Keluarga PALSU!," Casen berjalan dengan hati yang berusaha didinginkannya.

"Cesen lo dimana?," gumam Casen sembari menundukkan wajahnya.

¤¤¤¤¤

"Sayang?," panggil Arnol sembari mengguncang guncangkan badan Clara yang ada didalam selimut.

"Gue enggak kenapa kenapa kok! Anak lo tuh yah kenapa sih?," Clara keluar dari selimutnya, menatap tajam kearah Arnol.

"Anak gue? Eh dia itu anak lo juga Cla!, emangnya kenapa sih kalian semenjak...bla.....bla..... enggak akur lagi?," tanya Arnol sedikit jengkel.

"Udah ah males, gue mau kerumah kak Demian," Clara beranjak dari tempat tidur, berdiri didepan cermin merapikan diri." Hanya dia yang bisa ngertiin gue," Lanjut Clara lagi sebelum keluar dari kamar ini.

Arnol semakin bingung dengan sikap Clara padanya dan kedua anak kembar mereka.

"Cla, lo kenapa lagi? Kenapa enggak terima?," Arnol membuang nafas dengan berat.

Cling...

Pesan masuk membuat Arnol memgambilnya dengan cepat.

From : Cesen

"Syukurlah, ia menepati janji," gumam Arnol dan membuka pesan itu.

Pa, Cesen baik baik aja kok
:). Disini asyik banget, apalagi mama tiap hari buatin makanan sebelum Cesen berangkat sekolah.

Arnol tersenyum penuh harap, baguslah ia mendapatkan kasih sayang pikir Arnol.

Iya, papa harap kamu enggak bohong ya sayang!

Send...

Arnol berdiri dari ranjangnya, ia memasukkan handphonenya kedalam saku lalu berjalan keluar kamar.

Perasaan yang tak pernah ia rasakan, ia merasa dirinya adalah pembohong besar.
Semua itu harus ia lakukan demi kebahagiaan kedua putrinya dan Clara.

"Gue cinta sama lo, Cla!"

Arnol berjalan kegarasi mengambil mobil dan ia sudah menyuruh pembantunya menjaga rumah. Rutinitas biasa ia lakukan, pergi kekantor dengan pekerjaan yang memumpuk diruangan kerjanya itu.

Dilain tempat, Cesen bahagia dengan keberadaan Clara yang selalu ada untuknya.

"Sayang, mama mau tanya boleh?" Cesen hanya mengangguk. "Mama berharap kamu menjadi mafia yang luar biasa." Cesen mengangguk antusias, "tentu saja!"

Clara tersenyum bahagia sembari mengelus rambut Cesen dengan lembut. "Mama pulang dulu yah? Disini kakak John akan temenin kamu." Cesen mengangguk dan Clara pun pergi meninggalkan Cesen dikamar bersama makanannya.

Pintu tertutup dan terbuka lagi menampakkan seorang pria yang tampan, ia John.

"Mm...gue masuk yah!," John menutup pintu dan menghampiri Cesen dengan wajah risih.

"Lo ngapain?" langkah kaki John terhenti, ia menatap Cesen tak enak hati.

*****
Clara POV

Membenci dan mencintai adalah sesuatu hal yang sangat sulit jika dilakukan bersamaan. Memerankan peranan yang berbeda itu tidak masalah bagi gue.

Gue yah gue, bukan siapa siapa. Malam telah terhiasi bulan dan bintang, mereka sangat indah bertebaran di langit yang luas itu. Tapi, kenapa saat keluarga berhamburan terlihat atau terasa tidak indah bahkan terasa buruk.

Hidup ini lah yang gue jalanin, gue bukan pilih kasih. Ini hanya menyelamatkan salah satu hati yang terlalu hancur.

"My life is horrible, this like a monster. Gue ingin ini cepat berakhir. Gue ingin merasakan kembali, apa itu keluarga!"

Langkah demi langkah gue lalui dengan menatap langit yang indah.

Gue ingat, gue lupa. Gue lupa kalo hari ini....


Hai hai update, maaf maaf jangan digebukin.

Publish 2016
2019 Revisi

Up up up
Eh, besok enggak update soalnya kan aku update nya bukan tanggal 20. Hehe pendek? Iya sih.

Bingung sama ceritanya? Gpp, sengaja soalnya banyak teka teki biar ceritanya panjaaaang.

Tolong saran dong buat ceritanya, aku terima dengan senang hati

19 Mei 2016

I AM A MAFIA NOT A NERD (Completed)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora