Rolandara'1

1.1M 43.9K 9.6K
                                    

Novel Rolandara sudah tidak tersedia di seluruh gramedia Indonesia. Part cerita ini versi wattpad masih lengkap. Dan juga sudah dibuat prequelnya (cerita tentang masa sebelum Roland dan Adara pacaran) yang berjudul PDKT. Kalian bisa baca Rolandara dulu ataupun PDKT, tergantung kalian mau yang mana. Untuk sequelnya masih coming soon.

Terima kasih untuk kalian yang selama ini selalu support cerita Rolandara.

Selamat menikmati!



•ROLANDARA•

"Lagi?" Desis Adara dengan menatap wajah Roland yang terdapat beberapa luka lebam disana.

"Biasalah, kalau anak cowok gak pernah berantem itu artinya cupu." Cengir Roland santai. Adara meringis ketika menyentuh luka yang ada di ujung bibir Roland. "I'm okay! Trust me."

"Okay okay, gigi lu nungging! Cepetan masuk." Adara menarik Roland masuk kedalam rumah dan menutup kembali pintu rumahnya. "Gue udah sering bilang sama lo, kalau luka-luka kayak gitu harusnya lo ke rumah sakit! Bukan ke sini. Lo kata gue dokter pribadi lo?! Tiap hari berantem mulu! Bisa gak sih jadi orang tuh dewasa dikit?! Apa untungnya berantem, hah? Gak ada!"

Roland tersenyum mendengarkan ocehan Adara.

"Gakusah senyum senyum! Jijik gue." Sinis Adara.

"Adrian mana?" Tanya Roland mengedarkan pandangannya ke sekeliling rumah, mengalihkan pembicaraan.

"Mana gue tau."

"Loh kok gak tau?"

"Bukan urusan gue. Lagian gue bukan emak nya."

"Ya tapi lo kan adeknya, pinter."

"Oh? Iya ya? Ha, gue lupa."

Adara membuka kotak obat yang barusan sudah ia ambil. Adara pun mengeluarkan kapas, alkohol, beserta betadine.

"Pelan-pelan ya, Dar." Kata Roland sambil menatap kapas yang sudah di basahi alkohol dengan tatapan mengerikan. Berantem sih enak, tapi ngobatnya bikin cenat cenut.

"ADUH! Pelan pelan, Dara!" Ringis Roland ketika Adara tak sengaja menekan lukanya agak keras.

"Ini udah pelan, gak usah teriak teriak deh. Makanya jangan berantem! Sok jagoan, pas diobatin malah ngerengek lu."

Setelah selesai, Adara memasukkan alkohol dan betadine kembali ke dalam kotak obat, dan menaruh kotak obat di tempatnya semula.

"Dar,"

"Hm?"

"Mau susu strawberry."

"Habis."

Roland memanyunkan bibirnya, "kok habis?"

"Kan lu semua yang ngehabisin, pinter."

"Keluar yuk,"

"Ngapain?"

"Beli susu strawberry."

Adara berdecak, "mager."

"Ih, Adara mah. Pengen susu strawberry."

"Beli sendiri sana."

Roland menggeleng, "gamau."

"Udah jam sembilan, gue ngantuk."

"Yaudah, tidur gih sana."

"Lo gamau pulang?" Tanya Adara.

"Gue disini aja, nunggu Adrian pulang." Jawab Roland.

ROLANDARAWhere stories live. Discover now