Rolandara'34

267K 18.5K 1.8K
                                    

Adara tersentak langsung terbangun dari tidurnya, matanya pun menatap ke arah jam berbentuk bulat yang menempel di dinding menunjukkan pukul setengah lima pagi.

Ia turun dari tempat tidurnya lalu menatap Rena yang tertidur pulas dengan sekilas setelah itu berjalan meninggalkan kamar menuju ruang tengah.

Adara duduk di sofa sambil menghidupkan televisi. Ia termenung di sana.

"Adara?" Suara itu langsung membuyarkan lamunan Adara, ia pun menghadap ke arah belakangnya dan menemukan Roland dengan wajah khas baru bangun tidurnya itu.

"Kenapa?" Tanya Adara. Roland pun ikut duduk di sebelah Adara.

"Gak tidur?"

"Tidur. Cuma tadi kebangun."

"Kenapa gak tidur lagi?"

Adara menggeleng pelan, "gak bisa tidur lagi."

Roland merentangkan tangannya, "mau dipeluk sama cogan alias cowok ganteng gak?"

Adara terkekeh dan langsung masuk ke dalam
pelukan Roland, "bisa gak sih lo gak usah nyebut kalau lo itu ganteng, terus?"

"Bisa gak sih lo terima kenyataan aja?"Balas Roland sambil mengendus rambut Adara yang harum strawberry.

"Kenyataan apa coba yang harus gue terima?"

"Kenyataan bahwa pacar Adara itu cowok paling ganteng."

"Pacar Adara itu siapa ya?"

"Roland."

"Roland itu siapa ya?"

"Roland itu cowok ganteng yang udah taken di hati Adara."

"Najis."

Adara yang ingin melepaskan pelukannya langsung ditahan oleh Roland.

"Gue masih kangen tau."

"Kangen apa hayo?"

"Kangen Adara yang dulu. Yang selalu manjain gue. Yang selalu perjuangin gue. Yang selalu nelfon gue tiap hari. Yang selalu–"

"Tapi sayangnya gue bukan yang dulu lagi," potong Adara.

Roland terdiam sebentar lalu tersenyum.

"Iya, gue tau kok kalau gue ganteng,"

"Gak jelas lu."

Roland pun membawa Adara ke pelukannya semakin dalam. "Gue sayang sama lo. Gue tau ini najis, tapi serius. Gue sayang sama lo, Adara."

"Iya. Tau kok kalo Roland itu sayang sama Adara,"

"Adara sayang gak sama Roland?"

"Enggak."

Roland langsung melepaskan pelukannya dan memasang raut wakah cemberut, "kenapa?"

"Gue gak mau sayang sama lo karena yang gue tau rasa sayang itu mudah hilang," senyum Adara merekah, ia mencubit pipi Roland dengan pelan. "Tapi gue nyaman dan bakal selalu percaya sama lo. Itu udah lebih dari cukup daripada rasa sayang. Jadi, tolong, jangan bikin gue sakit lagi. Jangan hancurin gue lagi. Karena gue gak bakal maafin lo, lagi."

ROLANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang