Rolandara'28

244K 20.8K 2.2K
                                    

Roland pun berjalan masuk ke dalam rumah dan melangkahkan kaki masuk ke kamar Adara, ia menatap Adara yang tengah sibuk belajar di tempat tidur.

Adara yang tersadar pun menatap Roland bingung, "lo.... Kenapa di sini?"

"Tolong jangan bertingkah aneh lagi, Dar. Kalau emang lo mau bikin gue untuk benci sama lo, gak gini caranya. Cara lo selama ini tuh salah. Bener-bener salah," kata Roland. "Buat gue lupa kalau lo sekarang lagi ngebuat rencana untuk bisa bikin gue benci sama lo. Dan buat gue terbang setinggi-tingginya, setelah itu lo hempasin gue sedalam-dalamnya. Itu baru cara yang bener untuk bikin gue 'benci' sama lo."

Adara mengernyit bingung, "maksud lo apa?"

Roland berdecak, "gue udah tau semua, Dar. Lo gak perlu drama-drama tai ayam biar gue bisa benci sama lo. Dan lo bisa pergi ke Amerika dengan hati tenang. Gue tau kok kalau pas udah lulus nanti, lo bakal ke Amerika ngikut mama lo." Roland menyengir. "Gapapa kok. Demi Adara mah, gue mah rela-rela aja LDR."

Adara terdiam menatap Roland.

Roland tersenyum geli lalu berjalan ke arah Adara dan menarik tangan Adara dan langsung mendekap Adara ke pelukannya. "Gue sayang sama lo. Gue tau ini najis, tapi serius, gue bener-bener sayang sama lo, Adara."

***

Adara menarik kuping Roland dengan kencang tak memperdulikan pekikan Roland sedari tadi. Mereka berdua baru saja sampai di sekolah, dan Roland pun bercerita kepada Adara kalau ia kemarin tidak mengikuti try out.

"SAKIT YANG, SUMPAH!!" Pekik Roland dengan merengek kesakitan. "HADUH GUSTI. SALAH NGOMONG GUA TADI."

"Gue gak bakal ngelepasin sebelum lo jujur sama gue kemaren lo kemana sampe-sampe gak ikut try out!" Keukeuh Adara sambil menguatkan tarikannya.

"Gue ketiduran! Sueerrrr!!!"

"Gak. Gue tau lo boong," kata Adara dengan menatap Roland tajam.

Roland kembali meringis, "iya deh iya. Gue bakal ngaku. Tapi lepasin kuping gue dulu, sakit tau."

"Gak mau. Ntar lo kabur."

"Enggak, Dara. Lo tau kan kalau selain ganteng, gue ini selalu nepatin janji sama lo? Gak bakal gue kabur," ujar Roland dengan wajah meyakinkan. "Serius!!!"

Adara menatap Roland dengan teliti lalu melepaskan tarikannya dari kuping Roland,

Dan Roland pun langsung kabur saat itu juga.

"ROLANNNNNND! MATI LO GUE TEMPELENG!!!" Teriak Adara membuat semua yang berada di koridor menatap ke arah Adara semua.

"LOVE YOU SAYANG!!!" Balas Roland dengan menyengir polos sambil melambai-lambaikan tangannya membuat Adara geram.

Adara pun ingin melanjutkan langkahnya akan tetapi Devo sekarang menghadang jalannya.

"Kenapa, Vo?" Tanya Adara ketika menatap raut wajah Devo yang tak senang.

"Lo balikan sama Roland?"

Adara mengernyit bingung lalu beberapa detik kemudian ia tersadar dan terkekeh pelan, "lo percaya sama kata-kata gue kemaren kalau gue putus sama Roland?"

Devo menatap Adara dengan tatapan marah, "lo kok jahat kayak gini sih, Dar?"

"Loh? Kayak gini gimana maksudnya?" Tanya Adara lagi-lagi dengan bingung.

"Lo tau kan kalau gue sayang sama lo?" Kata Devo yang membuat Adara terkejut.

"Apaan sih, Vo? Lo kok jadi baper gini sih?"

"Baper kata lo? Gue gak akan baper kalau lo nya gak caper!" Kata Devo dengan nada sedikit membentak.

"Nah loh? Caper apaan coba? Kapan gue caper sama lo!" Ujar Adara tak terima. "Udah deh, gue mau ke kelas sekarang."

"Terus lo kemaren ngomong putus sama Roland itu karena alasan apa dong? Caper kan sama gue?! Lo jadiin gue pelampiasan kan?!" Kata Devo sambil menahan tangan Adara.

"Apaan sih Vo?!" Kata Adara semakin tak mengerti. "Lo aneh. Kemaren kan lo sendiri yang nemuin gue! Bukan gue yang nemuin lo. Gue kira lo ngerti bercandaan gue tentang kemaren itu, Devo."

"Dan bercandaan lo itu bikin gue berharap, Adara!" Bentak Devo membuat Adara menghela nafasnya pelan.

"Udah ya Vo. Gue gak ngerti dan gak akan pernah ngerti tentang omongan lo barusan. Gue mau ke kelas. Bye."

Adara pun langsung menghempaskan tangan Devo dan ia pun langsung berjalan meninggalkan Devo yang sekarang menatapnya dengan tatapan yang tak bisa diartikan.

"Kok lo lama sih?" Tanya Roland ketika menatap Adara yang saat ini berdiri di hadapannya.

Adara hanya diam dan menatap Roland malas.

Roland mengernyit, "lo kenapa?"

Adara mengangkat kedua bahunya acuh. Mood nya benar-benar jelek saat ini.

"Lo kenapa?" Ulang Roland.

"Apanya yang kenapa?"

"Lo kenapa?" Ulang Roland lagi.

"Gapapa." Jawab Adara acuh.

"Gue boleh pura-pura kesurupan gak sih." Gumam Roland dengan sangat amat pelan dan sedikit sebal karena mendengar kata-kata "gapapa" tersebut.

"Mau dipeluk sama cogan gak?" Tanya Roland sambil merentangkan tangannya dan tersenyum manis.

Adara menatap Roland dengan tersenyum manis, "gak jaman pelukan. Jamannya ciuman."

Wajah Roland langsung terlihat bahagia, "nanti aja lah yang. Jangan di sekolah dong, gak enak tau."

Adara pun menginjak kaki Roland dengan kuat. "Bukan ciuman bibir, tolol. Yang gue maksud kaki! Makan tuh." Dan Adara pun langsung masuk ke dalam kelasnya menghiraukan Roland yang sekarang lagi-lagi meringis kesakitan.

***

Yey! Rolandara kembali bersatu di part ini~ ngga tau deh di part selanjutnya bakal bersatu juga atau malah.....

HAHAHAH.

Btw, aku baru bikin cerita. Tapi sad ending. Judulnya "Kenanga(n)".

Srsly. Aku lg bener-bener pengen bikin cerita sad, tapi mau nyalurin ke cerita ini ntar malah di gorok, akhirnya mau tak mau bikin cerita baru deh~ wkkwkw. Baca, vote, dan komen ya!

Love!!

22 Juli 2016

ROLANDARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang