2 (Meong)

315 42 22
                                    

"Ehh ?!!"

"Lho !??"

#serentak.

Sama-sama kaget. Tak sadar bahwa tadi sama-sama memanggil taksi yang sama, dan sama-sama masuk ke taksi yang sama.

Duh! Ribet. Sama-sama sama apa sama sama siapa?

Bedanya, sang gadis memanggil dari sisi kiri jalan lalu membuka pintu mobil dari tepi jalan; Sedangkan sang lelaki memanggil dari sisi kanan jalan, nekat menyeberang dan secepat kilat dari tengah jalan membuka pintu mobil eh taksi.

Jadi deh.... Bertemu muka dengan muka di bangku belakang. Whuahahaha
(yeee..malah Author yang ngakak :-D)

.
"Kamu siapa?"
#serentak.

"Saya masuk duluan!"
#serentak. Lagi.

"Ini yang mau pake taksi saya si Mas apa si Mbak nih?", sang sopir pengen ikutan debat. \m/

"Saya, Pak!"
#serentak. Lagi. Eh??

"Ya sudah. Ya sudah. Begini saja, saya bakal mengantarkan penumpang yang jaraknya terjauh. He he"

Nah lho, pinter juga si Bapak Sopir.

"Mbak mau kemana? Mas mau kemana?", lanjutnya. Kepo.
Demi menyadari hak istimewa dari seorang sopir yang memang harus kepo penumpangnya mau kemana.. Kalau tidak, bagaimana mau nyampe tujuan coba??

Tapi lagi-lagi,

"Community High School, Pak!"

#SERENTAK. LAGI ?!!

Yeeeee.... Prok prok prok. Para Juri pun bertepuk tangan salut atas kekompakan sepasang peserta adu bakat yang bisa kompak menjawab dan berakting tanpa naskah atau skenario. "Ehm, saya sih YES."

Cukup. Keramaian sesaat itu hanya ada dalam pikiran si Bapak Sopir yang kepalanya mulai berdenyut saking panasnya.
Lupa menyalakan AC mobil. Jiyahhhh !

..
"Lho !??"

"Wew ??!"

Masih serentak. Lagi. But with a different word.

"Ya sudaaah, barengan saja.", ujar Bapak Sopir dengan cuek seraya menjalankan taksi.

Damai? Tidak.
Kedua pasang mata masih saling melotot.

Perlahan-lahan, tatapan laki-laki itu mulai melembut. Mengalah.

Eitt....gadis itu malah semakin menatap lawannya.

"Apa itu?", batin sang lelaki. Terpana demi menatap wajah gadis di sebelahnya.

Iris mata sang gadis seolah membentuk celah pada matanya yang mulai menyipit.
Kedua daun telinganya refleks menarik ke belakang. Tenggorokannya mulai mengeluarkan geraman. Lembut. Tapi mampu membuat laki-laki itu terkejut dan sekilas melirik ke urat-urat dan bulu-bulu halus di sekitar leher gadis itu yang semakin berdiri tegang.

Rambut yang digelung rapi ke atas memungkinkan pemandangan unik di leher gadis manis itu.

"Maaf, Nona. Anda bereaksi seperti... eh,, ku.. kucing?!"

My Cute Cat TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang