7 (First Kiss!)

166 23 21
                                    

Dering handphone menyentakkan Cathy dari lamunannya di taman belakang rumahnya pagi ini.

"MEOOONGGGG!!", jerit kaget Tommy. Terkena tendangan refleks dari kaki pemiliknya yang juga kaget.

"Hallo..."

"Cat, lu tolong gantiin gue ya.. Ini anak gue demam tinggi. Okay, babe. Thanks. Bye".

Klik.

Suara panik Rafika dari seberang sana bernada tak-boleh-dibantah.

"Huffftt.."

Mau tidak mau Cathy harus mau, karna memang sudah kebiasaan mereka berdua saling menggantikan jadwal mengajar sehari-hari. Toh mereka sama-sama guru mapel Matematika.

.
Di blok sebelah, kompleks perumahan yang sama dengan Cathy.

Tanpa menunggu lama, Hans menyentuh gambar gagang telepon berwarna hijau di smartphone miliknya. Demi melihat foto penelepon. Seseorang yang sangat tegas dan perfectionist, namun juga sangat dia sayangi.

".......", kalimat-kalimat berbahasa Jerman dari seberang sana.

"Ja, mutter."

"........"

"All right. All right! gut, führen!"

"........."

"Yes. I know. I understand!"

"Kamu tahu bagaimana prinsip saya dalam bisnis?!!" (Dalam bahasa Jerman)

Secara tak sengaja Hans menyentuh gambar speaker di smartphone-nya. Refleks dia menjauhkan telinganya sedikit. Suara keras itu..

"I always know, Mom. Muss perfekt sein.", jawabnya datar. Menahan kesal.

Klik

Wanita itu. Sang Mommy tercintanya. Business Woman yang sibuk. Lebih tepat kalau disebut terlalu menyibukkan diri dengan bisnis!
Sebagai pelarian dari rumah tangganya yang hancur.

"Heghh!". Hans mengusap wajahnya dengan kasar dan menyentuhkan jarinya ke smartphone-nya.Hendak melakukan panggilan.

Sebelah tangannya sibuk memasukkan kaos tanpa lengan lewat lehernya. Baju seragam tim basket CHS yang baru diterimanya dari Dean -sang Ketua- semalam.

Hari Jumat adalah hari berpakaian bebas di sekolahnya. Hans tidak mau repot-repot. Cukup memakai kaos tanpa lengan berlogo CHS Team berwarna biru-putih itu sebagai dalaman, dan ia menutupnya dengan kemeja lengan pendek berwarna senada. Tetap mempertahankan kerapian dalam berpenampilannya. Sungguh tidak mewakili usia yang sebenarnya.

It's a basket day for him, tetapi sang Mommy memberikan tugas yang merupakan 'tugas perempuan' bagi Hans.

"Halo?"

Hans sengaja mengaktifkan speaker agar bisa bertelepon sambil sarapan.

"Ya, dengan Cute Cat Accessories?"

"Betul, Mas. Saya Arief yang stay di sini. Kami belum buka la..."

"Saya cuma mau nanya, my Mom eh Mrs. Schleiermacher menanyakan bagaimana kepastian pengiriman orderannya ke Jerman?", potong Hans dengan cepat. Tak sabar.

"Oh, iya. Sebentar Mas, saya sambungkan dengan Ibu Cathy."

Bunyi nada-nada.

"Halo?"

"Lho? Suara itu?"

Hans tersentak demi mendengar suara cempreng tapi imut. Persis suara kucing. Suara yang akhir-akhir ini terasa seperti nyanyian surgawi di telinganya.

My Cute Cat TeacherWhere stories live. Discover now