Boku No Sakura

9.8K 373 2
                                    

Sial
Sial
Sial, sial, sial
Itu adalah satu kata yang sangat ingin Sakura katakan pada dirinya sendiri. Ia harus menerima kenyataan pahit, bahwa orang yang ia cintai mencintai orang lain, dan parahnya, orang itu adalah sahabatnya sendiri sejak kecil. Ia pikir itu hanyalah ilusinya, namun semuanya terasa begitu nyata di mata Sakura. Ia tak tahu harus berbuat apa. Ia tak mempunyai siapa-siapa lagi. Naruto telah bahagia bersama Hinata. Dan bahkan akan segera mempunyai anak. Ia hanya bisa menangis dalam diam. Terus menangis hingga ia merasa puas. Sakura bangkit berdiri, ia mengambil sebuah handuk lalu segera mandi. Ia berpikir ingin menemui gurunya yang sekarang telah menjadi Hokage ke-6.

Sakura berjalan di jalan dimana banyak orang yang beraktivitas disana.
"Sakura-chan! Sedang apa pagi-pagi begini?"
Sakura melihat sahabatnya yang berambut blonde panjang menyapanya, ia datang dengan pasangannya.
"Ah, hai Ino. Aku ingin ke Kakashi-sensei. Kau sendiri sedang apa dengan Sa-sasuke?"
Sakura hanya bisa memberi Ino senyum palsunya, senyum yang sudah ia latih dengan keras akhirnya berguna juga. Dia juga sedikit tergagap ketika menyebut nama Sasuke.
"Aku dan Sasuke-kun ingin pergi mencari gedung pernikahan kami, dan juga ingin membuat undangan. Seminggu lagi kan pernikahan kami. Aku ingin kau membantuku membagikan undangannya ke semua orang. Kau bisa kan?"
Badan Sakura sedikit bergetar ketika Ino mengungkit pernikahannya dengan Sasuke. Ia menyesal telah bertanya pada Ino.
"Aku harap sih bisa. Tapi aku tidak janji ya, soalnya mungkin aku agak sedikit sibuk Minggu ini. Tapi... aku janji akan datang di hari pernikahan kalian."
Sakura kembali melontarkan senyum palsunya. Ia harus belajar banyak dari Sai jika ingin lebih mahir dari ini.
"Wahh... terima kasih ya Sakura-chan. Kau memang sahabatku yang paling baik. Sasuke-kun juga akan senang melihatmu bisa datang di pernikahan kami, iya kan Sasuke-kun?"
"Hn."
Sakura berpura-pura melihat jam.
"Ah, aku harus pergi, sudah hampir siang, jaa."
"Jaa Sakura-chan."
Sakura segera berlari meninggalkan pasangan tersebut. Semakin ia pikirkan semakin sakit rasanya.
'Seminggu lagi kan pernikahan kami.'
'Aku ingin kau membantuku membagikan undangannya ke semua orang.'
'Wahh... terima kasih ya Sakura-chan. Kau memang sahabatku yang paling baik.'
'Sasuke-kun juga akan senang melihatmu bisa datang di pernikahan kami.'
Ia kembali menangis. Kali ini ia benar-benar patah hati. Ia sudah pernah merasakan bagaimana sakitnya patah hati saat Sasuke pergi meninggalkan Konoha. Namun sekarang, ia harus merasakannya lagi. Ia benar-benar hancur kali ini. Penantiannya yang panjang ternyata sama sekali tidak berarti bagi Sasuke, semuanya sia-sia. Kini dia sadar, Sasuke tidak akan pernah meliriknya. Sasuke hanya menganggapnya sebagai sahabat, selalu dan selamanya. Seandainya, seandainya saja yang ia sukai bukan Sasuke, seandainya ia menyukai Naruto, mungkin sekarang dia akan hidup bahagia.
'Tidak Sakura. Berpikirlah positif. Kau kan juga pantas bahagia. Bangkitlah. Sasuke bukan satu-satunya lelaki di dunia ini. Berjanjilah, ini terakhir kali kau akan mengeluarkan air mata kesedihanmu. GANBATTE NE SAKURA-CHAN! SHANNARO!!!'
Inner Sakura menyemangati dirinya.
"Aku berjanji."
Sakura tersenyum simpul, kali ini bukan senyum palsu lagi. Air mata masih mengalir di sudut matanya. Namun ia tetap tersenyum. Ia berjalan memasuki gerbang tempat Hokage berada.

TOK TOK TOK

"Masuk."
Terdengar suara gurunya yang masih terdengar ramah itu. Sakura segera memasuki ruangan Hokage. Tampak seorang lelaki berambut perak yang duduk di kursi Hokage. Tampak banyak kertas-kertas terdapat di meja kerjanya.
"Sakura? Ada angin apa yang membawa murid gadisku ini? Ah iya, sekarang kau sudah wanita ya."
Gurunya tetap sama seperti dulu, selalu bercanda meskipun ada hal yang serius.
"Ano... Hokage-sama, apakah kau bisa memberiku misi ke luar desa? Yang mungkin bisa membuatku tidak ada di desa seminggu ini. Aku mohon."
"Tunggu ya muridku sayang, aku akan memeriksanya dulu."

To Be Continued

Nantikan chapter selanjutnya besok ya para SSL. Terima kasih telah menyempatkan diri untuk membaca chapter ini

Boku No SakuraWo Geschichten leben. Entdecke jetzt