Part 10

5.1K 336 3
                                    


Dua hari telah berlalu namun Anna masih memikirkan laki-laki tersebut. Akhirnya Anna berganti pakaian. Dia memakai kaos merah dan rok mini berwarna putih. Anna keluar kamar, menuruni tangga.

"Cantik sekali anak ayah, pasti mau kencan ya ?. Baru 2 jam yang lalu ayah datang malah di tinggal pergi nih ?" Kata Ayahnya yang bahkan belum berganti pakaian sejak datang.

"Ah ayah bisa saja. Anna pergi dulu yah, gak akan lama kok." Kata Anna, kemudian berpamitan dengan ayahnya.

Anna berjalan menuju halte. Menunggu bus. Tak lama kemudian datang sebuah bus dan Anna segera menaikkinya. Anna duduk di kursi paling depan. Dadanya berdebar kencang memikirkan arah tujuannya. Beberapa kali membenahi rambutnya yang sebenarnya tidak berantakan. Sekitar 10 menit terlihat sebuah gedung lumayan besar. Anna segera meminta kepada supir bus untuk berhenti. Bus pun berhenti. Anna membayar, kemudian turun dari bus.
Perasaannya semakin berdebar. Kini dia berada di depan gedung tersebut. Kakinya melangkah perlahan namun pasti memasuki gedung. Beberapa orang terlihat lalu lalang sibuk masing-masing. Anna melangkah mendatangi meja di dekat pintu masuk. Berbicara dengan seorang wanita dan kemudian memberikan sebuah surat kepada wanita tersebut. Kemudian Anna berjalan keluar gedung dan menunggu bus untuk pulang ke rumahnya.

Sesampainya di rumah ayahnya bingung karena Anna sudah pulang.

"Sebenarnya kamu dari mana Anna ? Kenapa cepat sekali sudah pulang ?" Tanya Ayahnya yang kebingungan.

"Ada deh yah." Kata Anna sambil tertawa.

"Penampilan seperti itu ayah kira kamu pergi kencan."

"Kan yang penting Anna terlihat cantik." Kata Anna sambil tertawa dan pergi menuju kamarnya.

Sebenarnya dalam hatinya masih ada sedikit kebingungan atas apa yang telah dilakukannya baru saja. Anna melihat jam dinding di kamarnya. Waktu menunjukkan pukul 11 pagi.
Anna mengganti bajunya dengan kaos biasa karena takut jika bajunya menjadi kusut dan lusuh jika dipakai untuk aktivitas di rumah. Setelah menggantung baju merahnya, Anna pergi keluar kamar menuju dapur. Mengambil beberapa cemilan dan pergi menonton tv.

Anna ketiduran di sofa depan tv. Dan ketika ia terbangun, waktu sudah menunjukkan pukul 2 lewat 50 sore. Anna segera buru-buru ke kamarnya dan mengganti bajunya dengan baju merah yang sebelumnya dia pakai. Berdandan sebentar dan segera keluar kamar.

"Mau pergi lagi ?" Tanya ayahnya.

"Iya ayah. Dah ayah."

"Dasar kau ini Anna. Hati-hati ya." Kata ayahnya sambil tertawa.

Anna mencari taxi di pinggir jalan. Karena bus tidak sampai ke tempat yang ingin di tujunya saat ini. Tak beberapa lama pun taxi berhenti di depan Anna dan Anna segera menaikinya. Sambil sesekali melirik jam tangan merah mudanya yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.
Sesampainya Anna di tempat tujuan, yaitu pantai yang pernah dia kunjungi. Dia segera mencari tempat yang pas. Dan menunggu kedatangannya.

Lelaki itu melihat sosok berbaju merah yang sedang duduk di tepi pantai dan menghampirinya. Memegang pundak Anna seraya berkata "permisi".
Anna menoleh kepada laki-laki di hadapannya dan tersenyum. Membuat laki-laki itu sedikit kebingungan.

"Anna ?" Tanya laki-laki itu.

"Lucu ya, beberapa hari yang lalu kau menculikku dan sekarang aku yang ingin menemuimu, Dennis." Kata Anna kepada laki-laki yang sebenarnya adalah pria bertopeng putih.

"Aku pikir kamu akan melaporkan tindakanku. Aku sudah pasrah saat itu. Namun ku lihat polisi tak kunjung mencariku. Malah sepucuk surat dari seorang suster di rumah sakit tempatku bekerja yang ku terima."

"Aku memikirkanmu Dennis, makanya aku melakukan hal tersebut."

"Bagaimana kamu tahu kalau aku bekerja sebagai dokter di sana ? Oh iya, sebelumnya aku kira orang iseng yang mengirimkan surat. Tapi karena penasaran aku pun datang kemari. Tak ku sangka itu kamu Anna."

"Bagaimana aku tahu ? Tentu saja itu rahasia."

"Terserah lah jika kamu mau merahasiakannya. Yang penting aku senang sekali saat ini melihatmu lagi."

"Aku menyukaimu sejak pertama melihatmu." Anna mengungkapkan isi hatinya.

"Apa ? Bukannya kamu mencintai Chester ?"

"Tentu saja tidak, aku hanya menyayanginya seperti dia menyayangiku. Kami tak lebih dari hubungan keluarga. Dan sebenarnya waktu itu aku berfikir kalau kau akan menjadi dokter. Seorang dokter pasti akan mencari wanita cantik untuk menjadi pendampingnya. Karena itu aku tidak berani untuk mendekatimu."

"Sebenarnya saat itu aku juga menyukaimu. Tapi aku takut itu hanya sebagian dari pikiran psikopatku. Aku memiliki gangguan jiwa juga sebenarnya. Hanya aku sendiri yang mengetahuinya."

"Benarkah ?"

"Tapi semua itu berhenti dan hilang ku rasa. Saat kamu yang menjadi korbannya."

Anna memeluk Dennis dan membisikkan kalimat "aku mencintaimu juga Dennis" di telinga Dennis. Dennis sangat senang dan membalas pelukan Anna. Kalimatnya yang mengungkapkan isi hatinya kini di balas manis oleh Anna.

Mereka berjalan bergandengan tangan di tepi pantai. Ombak bergantian menerpa kaki mereka. Senja mulai menampakkan wujudnya. Pemandangan yang begitu indah.

After 313 HoursWhere stories live. Discover now