PROLOG

43.4K 3.2K 76
                                    


'All I ever think about is you. You got me hypnotized, so mesmerized.' – David Archuleta, Crush



***


DIA ada di sana. Berdiri memandangi gadis pujaannya melalui wooden blinds—yang disingkap sedikit menggunakan telunjuk dan ibu jari kanan. Hanya memberi ruang untuk sepasang mata birunya. Tiba-tiba saja tubuh laki-laki itu terkesiap mendapati fokus perhatiannya mengangkat wajah. Sekalipun gadis itu menggunakan kacamata hitam pekat berbingkai besar; menyembunyikan netranya, dia tahu ada tatapan penasaran penuh selidik di baliknya.

Praktis, dilepasnya jemari dari tirai, lantas menarik satu langkah mundur. Helaan napasnya seketika saja terdengar berat. Ada begitu banyak 'bagaimana' berkeliaran di kepala, bersamaan dengan derit pintu membuka. Mencari tahu siapa yang memasuki ruang kerjanya, ditolehkannya kepala ke sumber suara. Ekspresi terganggu tampak jelas mendominasi air wajah. Mengabaikan, laki-laki itu kembali lagi ke aktivitas sebelumnya.

Sedetik, napasnya seakan tertahan. White orchid pearl Honda Accord dan sang pemilik—yang tadi berada di pelataran toko rotinya, telah menghilang. Sungguh, dia tidak tahu harus merasa tenang atau justru kecewa mendapati kenyataan itu.

"Ini, Bang."

Kali ini laki-laki itu memutar tubuh. Diulurkannya tangan, meminta secarik kertas dari seseorang yang berdiri dua langkah darinya.

"Di bawah gimana? Aman aja?"

"Aman, Bang."

Usai benda tersebut berpindah tangan, secara cepat mata laki-laki itu membaca deretan huruf yang tercetak jelas di sana. "Oke, thanks," katanya, sembari mengangkat sehelai kertas di tangan kanannya—yang secara tidak langsung mempersilakan sang pegawai untuk meninggalkan ruang kerjanya.

Selepas kepergian laki-laki mengenakan apron berlogo toko roti miliknya itu—BreadCrumb, dia lantas melangkah menuju meja kerja. Alih-alih kembali sibuk pada laporan keuangan yang terpampang di layar MacBook, laki-laki itu malah kembali menekuri kertas putih. Mencoba mengenali nama yang tertulis setelah ucapan selamat ulang tahun.

Gemuruh di dadanya tiba-tiba saja meledak. Menghela napas dalam, disimpannya kertas itu ke dalam salah satu laci di meja kerja. Dia yakin, suatu saat nanti, dia akan memerlukan benda tersebut. Entah kapan.

Sejenak, dipejamkannya mata. Lalu, tanpa benar-benar diinginkan, laki-laki itu kembali terseret pada kisah sekian tahun silam. Saat-saat di mana hanya ada dia, gadis itu, ledekan, tawa, pun rona samar di kedua pipi.

Oh, dan satu lagi, seragam putih abu-abu.

[].

BREADCRUMBHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin