[DARI PENULIS] TERIMA KASIH

13K 988 142
                                    


'Lagi pula, kenapa takut kalah kalau kamu mungkin menang?' – Winna Efendi, Happily Ever After



***


SORE tadi—saat langit mendung menggantung—saya menemukan kutipan tersebut. Sesuatu yang menyadarkan untuk semakin yakin pada apa yang saya inginkan, terlebih semakin yakin pada diri sendiri. Kenapa harus takut bila kamu punya kemungkinan menang? Benar, bukan hanya kalah.

Hari ini, di penghujung September, saya kembali berhasil memenangkan satu dari sekian kisah di hidup saya. Menuntaskan apa yang telah saya mulai. Mengantarkan dua tokoh utama saya sampai ke garis finis. Pun, berhasil membuat para pembaca setia mengukir senyum bahagia sekaligus mengakhiri proses menunggu selama beberapa waktu terakhir.

Abang dan Ei adalah karya yang paling saya nikmati proses menulisnya. Pun, karya yang paling cepat saya selesaikan. Tujuh bulan. Mungkin, sebab saya telah menemukan ritme menulis. Konflik yang ringan, juga jumlah kata di setiap bab yang tidak begitu padat. Atau, mungkin, sebab rasa cinta saya yang besar untuk keduanya, yang pada akhirnya membuat saya tidak terbebani mengisahkan perjalanan cinta mereka.


Favian Hachmann adalah laki-laki idaman saya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Favian Hachmann adalah laki-laki idaman saya. Seseorang yang sangat mencintai keluarga—terlebih sang ibu. Awal tercipta tokoh Ian adalah setelah saya terpikir untuk memunculkan hero yang teramat baik, yang tidak egois—seperti Attar dan Alpha, dan penuh pengertian; sesuai dengan arti nama 'Favian' dalam bahasa Latin. Pria penuh pengertian. Namun, tetap ada kekurangannya. Tidak berani bergerak maju. Apalagi kalau gadis incarannya sekelas Avissa Sofjan.


Lalu, di balik terciptanya Avissa Sofjan ada niat untuk menunjukkan bahwa masih ada perempuan luar biasa cantik di luaran sana, cerdas, sempurna, tetapi justru tenggelam dalam patah hati

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lalu, di balik terciptanya Avissa Sofjan ada niat untuk menunjukkan bahwa masih ada perempuan luar biasa cantik di luaran sana, cerdas, sempurna, tetapi justru tenggelam dalam patah hati. Bahkan, tidak memiliki pengalaman bersama laki-laki mana pun selain Alpha Ledwin. Untuk diketahui, bukan tanpa maksud saya memperlihat sisi sombong Avissa di awal, yang belakang dijelaskan satu per satu bahwa dia juga punya nilai positif. Selalu menghormati yang lebih tua, juga tidak pernah lupa mengucapkan tiga kata paling berat: terima kasih, maaf, dan tolong.

Akui saja itu memang tidak mudah, bukan?

Jujur, saya pribadi terkadang berat sekali mengucapkannya. Dari Avissa saya belajar meringankan keluarnya tiga kata tersebut. Ya, benar, bukan hanya tokoh-tokoh saya yang mengikuti arahan saya, tetapi saya pun—selaku penulis—belajar dari mereka. Karena itu, saya harap semoga kalian bisa mengambil nilai-nilai kehidupan dari apa yang telah kalian baca di "BreadCrumb". Sebab, sejatinya itulah tujuan dari terciptanya karya sastra. Ada pesan yang bisa kalian petik.

Kepada para pembaca, saya ucapkan terima kasih. Kalian adalah satu dari sekian alasan saya untuk tetap menulis. Terima kasih karena telah menjadi teman seperjalanan mengikuti kisah kali ini. Terima kasih kalian tetap setia, tetap sabar, tetap mendukung meskipun harus menunggu lama. Terima kasih atas pengertiannya. Terima kasih telah meluangkan waktu untuk membaca lembar-lembar angan berjudul "BreadCrumb" ini. Terima kasih untuk tawa dan tangis bersama karakter-karakter yang saya ciptakan. Terima kasih untuk semangatnya. Terima kasih sebesar-besarnya.

Saya akui, saya dan karya saya masih jauh dari kata sempurna. Ada kecacatan, ada kekurangan, bahkan mungkin ada bagian yang belum terjawab. Sampaikanlah ke saya, untuk menjadi bahan perbaikan saya. Dengan harapan semoga "BreadCrumb" bisa menyusul "Best Mistake". Bukan hanya agar Attar dan Liv memiliki teman di toko buku, tetapi biar kalian bisa peluk-peluk abang kesayangan kita semua. Doakan saja, ya. Juga doakan semoga "Best Mistake" lancar, jadi kemungkinan terbit "BreadCrumb" lebih besar lagi.

Walaupun saya belum tahu kapan, jauh lebih baik tetap simpan "BreadCrumb" di library. Atau, follow Instagram saya: jennyannissa, dan add OA LINE saya: @jjc4986u untuk mendapatkan update Abang dan Ei. 'Kay?

Terakhir, semoga kalian menikmati perjalanan Ian dan Avissa.


Jenny Annissa

[30/09/2017]

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 31, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

BREADCRUMBWhere stories live. Discover now