Are You Forgot Me?

2K 135 12
                                    

" Hati-hati di jalan ne. "

Seokjin meraih bahu Namjoon dengan kedua lengannya. Sedikit menggelayuti namja berahang tegas itu. Membuat Namjoon merasa sedikit eeerr lupakan!

Kini Namjoon mulai memegangi pinggang ramping Seokjin dengan kedua tangan kekarnya.

" Kaulah yang seharusnya hati-hati. Jaga pola makan mu. Jangan makan sembarang makanan. Jangan tidur terlalu larut. Jangan lupa meminum obat mu. Jangan..."

" Sssttt berisik! Iya iya aku mengerti. Aku akan menjaga diri ku dengan baik. Aku berjanji. "

Oh tidak! Seokjin memotong ucapan Namjoon plus tatapan sebal dengan bibir yang dimajukan membuat kesan ingin menciumnya segera. Itu menggoda pikiran liar Namjoon agar keluar dan berbuat yang tidak-tidak?

Hentikan Kim Seokjin! Kau membuat Namjoon harus menelan salivanya berkali-kali dengan gelengan keras pada kepalanya.

Namjoon menetralkan napas sesaknya. Sesak melihat kekasih sexy nya itu secara tidak langsung menggoda dirinya. Harus Namjoon ingat! Ini adalah rumah dimana kedua orang tua Seokjin tinggal. Jangan sampai ia menerjang tubuh mulus Seokjin di kediaman orang tua Seokjin sendiri. Ugh!

" Hm baiklah, aku pergi dulu ne. Cepatlah kembali, Jinnie. Aku akan sangat merindukan mu. "

CHU

Aktivitas menyenangkan seorang Kim Namjoon.

Mengecup bibir ranum Seokjin dengan lumatan lembut nan memabukkan. Mengusap habis permukaan bibir manis itu, mencoba mengetuk benda kenyal berwarna cerah itu agar mau membukakan akses untuknya.

Dan tak disangka Seokjin malah meraih tengkuk Namjoon, menariknya kuat agar merekatkan cumbuan panas mereka. Seokjin terus menekan tengkuk Namjoon dan membalas lumatan lembut Namjoon dengan sedikit kasar. Lalu membukakan akses agar Namjoon bisa menguasai rongga mulutnya.

Mengabsen setiap deretan gigi putihnya. Membuat lidah mereka saling menyatu dan membuat ikatan basah yang memabukkan.

Hati Namjoon terasa akan meledak menahan setiap nafsu birahi yang memaksa keluar. Dadanya terasa sempit dan sesak seiring dengan jantungnya yang terus berdetak kencang tak tau aturan.

Apakah harus ia pergi dengan nafsu yang bergejolak ini? Bisa-bisa ia gila dibuatnya. Membayangkan bagaimana ia menghempaskan tubuh Seokjin ke ranjang kemarin, melucuti pakaian Seokjin memperlihatkan keindahan tubuh Seokjin yang mulus tanpa cacat. Dan membayangkan bagaimana ia membuat perut Seokjin menghangat dengan muntahannya. Oh Tuhan bunuh saja ia dan pikiran kotornya ini!

Mencoba menyalurkan sedikit hasratnya. Ia mengeratkan pegangannya pada pinggang Seokjin. Mencoba menarik tubuh mulus itu untuk menghilangkan jarak diantara tubuh mereka.

Kecipak halus terdengar merdu mengalun di kedua telinga mereka. Dengan sesekali dihiasi desahan erotis yang terlampau mulus meluncur dari mulut Seokjin. Membuat Namjoon seperti mabuk dan melayang dalam fantasi bercinta dengan Seokjin.

Oh ya.

Bisa kita tinggalkan mereka dan lihat apa yang terjadi selanjutnya? Let's see...

Dengan berat hati, Namjoon kemudian pergi dari kediaman Seokjin di Busan. Ia tidak ingin pergi tapi Seokjin selalu saja memaksanya pergi. Huh! Setidaknya ia bisa pergi dengan sedikit meninggalkan jejak di leher jenjang milik Seokjin. Setelah ciuman panas yang memabukannya, Namjoon ingin Seokjin membawa kenangannya setidaknya dalam beberapa hari ke depan tepat di leher jenjangnya. Sehingga setiap Seokjinnya bercermin, ia akan melihat bekas Namjoon disana.

Setelah berpamitan pada kedua orang tua Seokjin, Namjoon segera pergi dari kediaman kekasihnya tersebut. Mengumbar senyum manisnya dengan lesung pipi yang menjadi pesonanya sesaat sebelum akhirnya mobilnya melaju meninggalkan Seokjin yang menatap kepergiannya dengan tatapan terluka.

I'm So Worry Baby JinWhere stories live. Discover now