R-S [Prolog]

19.1K 810 166
                                    

Enjoy ya!

🌈🌈🌈

"Tidak peduli kamu jodohku atau bukan.
Di luar dari semua itu, kamu yang selalu ingin aku perjuangkan."



DUA orang cewe ikut berbaur dalam kerumunan di depan papan pengumuman sekolah. Hari ini merupakan hari pertama sekolah setelah pengumuman kenaikan kelas. Mereka berkerumun di depan papan pengumuman karena ingin melihat daftar kelas baru yang telah ditempel oleh guru penanggung jawab.

Saat kedua cewe itu telah sampai tepat di depan papan pengumuman, kedua cewe itu dengan seksama meneliti setiap nama yang terpampang, dengan mata yang menyipit serta jari telunjuk yang secara beruntun menuruni setiap daftar nama.

Hingga akhirnya, salah satu dari dua cewe itu menemukan namanya.

"Sheilla Fitriani. Dua belas IPS satu." gumam salah satu cewe tersebut.

Ya, salah satu cewe itu bernama Sheilla Fitriani. Cewe yang memiliki rambut hitam panjang yang sering dia urai. Serta memiliki paras wajah nan cantik. Bukan hanya paras wajahnya yang cantik, cewe itu juga termasuk dalam murid terpintar dan paling teladan di SMA Bhayangkara. Dia, murid kesayangan guru-guru.

Sheilla melirik sahabatnya yang berdiri tepat di sampingnya, "Gimana? Kelas berapa?" tanyanya penasaran.

Sahabat Sheilla itu menoleh, dia bernama Luna. Cewe itu memiliki rambut pendek sebahu. Luna merupakan sahabat baik Sheilla sejak waktu MOS. Walaupun mereka sempat tidak sekelas pada saat kelas X, tetapi mereka sekelas saat kelas XI, dan untuk kelas XII... "Gue dua belas IPS satu, La." Ternyata mereka sekelas lagi!

"Kita sekelas!" Sheilla tersenyum sumringah, dia langsung berteriak sambil memeluk sahabat kesayangannya itu. Bahkan, mereka sampai loncat-loncatan. Tidak peduli dengan tatapan mata murid-murid yang sekarang justru terfokus pada mereka.

Namun sayang, kebahagiaan kedua cewe itu harus terinterupsi oleh seseorang.

"WOI! MINGGIR-MINGGIR! YANG UDAH MINGGIR DONG!" Teriak seorang cowo dari luar kerumunan.

Sontak saja semua murid yang tadinya berkerumun seperti semut langsung melipir kepinggir. Kerumunan tersebut terpecah menjadi dua. Mereka membuat lahan kosong di tengahnya dengan maksud memberikan jalan untuk cowo yang berteriak itu.

Cowo itu tidak sendirian, dia ditemani oleh ketiga sahabatnya yang berjalan membututi dari belakang. Saat sampai tepat di depan papan pengumuman, bukannya melihat pengumuman kelas barunya, cowo itu malah berdiri di depan Sheilla. Sambil menyunggingkan senyumnya yang manis, cowo itu menatap Sheilla lurus-lurus.

"Liatin gue dong ada di kelas yang mana. Gue mau ngobrol sama belahan jiwa gue dulu." pinta cowo itu pada ketiga sahabatnya, tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari Sheilla.

Sheilla berdecak sebal, "Belahan jiwa gigi lo! Minggir gue mau lewat!" ketus Sheilla sambil mendorong badan cowo itu. Tapi percuma, cowo itu tidak membiarkan Sheilla lewat. Sheilla ke kanan, cowo itu ke kanan, Sheilla ke kiri, cowo itu ke kiri. Sheilla jadi jengkel.

"REYNO!"

Ya! Cowo yang di hadapan Sheilla kini bernama Reyno, Reyno Pratama. Cowo usil yang kerjaannya tiap hari ngejar-ngejar Sheilla. Singkat cerita, Reyno itu suka sama Sheilla dari kelas X. Tapi sayang, Sheilla malah benci, jengkel, dongkol, kesel—ya pokoknya semua kata yang mewakili ketidaksukaan—pada Reyno.

Reyno merupakan cowo yang menjabat status sebagai pentolan di SMA Bhayangkara. Kelakukan nakalnya sudah terkenal di seluruh penjuru sekolah. Di sekolah, kerjaan Reyno tuh; ngejailin temen, berantem sekaligus tawuran, ngebuat para guru geleng-geleng kepala, dan yang pasti ngegodain Sheilla. Pokoknya, belajar itu ada di daftar terakhir dalam hidup Reyno. Tapi anehnya, dia itu selalu masuk sepuluh besar dalam peringkat kelas. Ajaib!

Soal tampang, sepertinya tidak perlu dijelaskan lagi. Intinya, Reyno itu tampan. Hanya saja, sikap nakalnya yang sudah sampe ke ubun-ubun, yang membuat Reyno di jauhi cewe-cewe. Lebih tepatnya, cewe-cewe lebih memilih menjaga jarak dari pada kena masalah.

"Jangan emosi gitu dong Lalapo. Ini masih pagi tau." ujar Reyno, suaranya lembut banget. Tapi bagi Sheilla suara itu malah seperti bisikan setan.

"Jangan manggil gue Lalapo! Sumpah ya gue benci banget sama tuh panggilan!"

Lalapo? Ah itu panggilan sayang Reyno ke Sheilla. Iya, kata Reyno sih gitu.

Sheilla langsung mendorong kasar tubuh Reyno. Dia menarik tangan Luna--mengajaknya untuk pergi. Dan, dengan gerakan secepat kilat, Sheilla langsung melangkah pergi meninggalkan Reyno.

Reyno terkekeh pelan di tempatnya. Cowo itu tidak peduli kalau sebenarnya, sekarang, dirinya telah menjadi tontonan murid-murid di depannya.

"Bos! Lo di kelas dua belas IPS satu. Kita sekelas lagi." celetuk salah satu sahabat Reyno sambil menepuk pelan pundak Reyno. Itu sahabat Reyno yang bernama Edo. Dia sudah sejak dulu memanggil Reyno dengan sebutan 'Bos'. Anggap saja Edo adalah sahabat sekaligus tangan kanan Reyno.

Reyno beralih menatap ketiga sahabatnya, "Oh, terus lo berdua kelas berapa?" tanyanya pada dua sahabatnya yang lain, Yuda dan Dede.

Berbeda dengan Edo yang dari kelas X sudah sekelas dengan Reyno. Yuda dan Dede hanya sekelas dengan Reyno saat mereka kelas XI. Bahkan sekarang, saat kelas XII...

"Gue sama Dede dua belas IPS tiga, No." Mereka tidak sekelas lagi.

Tapi, itu bukan berarti persahabatan mereka akan terhenti. Sebenarnya, Reyno lebih dekat dengan Edo, hal ini karena Edo adalah teman pertama Reyno di SMA.

Reyno mengangguk sekilas, "Terus, cewe gue masuk kelas berapa?" tanyanya lagi.

Kali ini, pertanyaan Reyno membuat ketiga sahabatnya sontak menaikkan alisnya, "Cewe lo?" Edo tidak mengerti.

"Lalaponya gue."

"Oh. Dia juga dua belas IPS satu Bos."

Saat itu juga, senyum merekah langsung terukir sempurna di bibir Reyno.

🌈🌈🌈

Yaps, gimana awalnya?

Reyno & Sheilla (completed)Where stories live. Discover now