R-S [Bonus Chapter]

5.6K 225 21
                                    

Malam ini, adalah malam minggu. Yaps, malam yang ditunggu-tunggu oleh pasangan muda-mudi untuk jalan berdua. Tapi sebaliknya, bagi para jomblo, malam minggu justru dianggap malam yang bala. Bahkan, para jomblo sampai berharap jangan pernah ada deh yang namanya malam minggu, dan ngenesnya mereka sampai mengganti nama 'malam minggu' menjadi 'sabtu malam'. Atau yang lebih parah lagi, mereka sampai berdoa agar di malam minggu selalu turun hujan. Yaaa pokoknya jangan sampai deh, orang yang punya pasangan bisa pacaran atau ngedate di luar sana. Kata mereka, bikin nyesek!

Ah, ini sih untuk para jomblo yang kelewat ngenes.

Dan untuk Reyno, seharusnya, malam ini jadi malam yang menyenangkan. Iya, 'kan dia sudah punya pacar, yaitu Sheilla. Jadi, ada yang bisa ia ajak jalan atau ngedate. Tapi sayang, orang yang sudah punya pacar pun ternyata juga punya masalah yang akhirnya membuat mereka ngga bisa ngedate. Dan masalah Reyno, disebabkan oleh Sheilla—pacarnya sendiri.

Sebenarnya, saat ini Reyno sedang berduaan dengan Sheilla di rumah gadisnya itu. Tapi sayang, sekarang, mereka justru sedang belajar. Kesel ngga sih? Malam minggu, tapi malah dipakai untuk belajar. Ini tuh gara-gara Sheilla. Iya Sheilla. Sheilla ngotot keras mau belajar aja karena seminggu lagi mau UTS (Ujian Tengah Semester). Dan, kalau Reyno tidak mau ikutan, yasudah, Sheilla akan tetap belajar. Ngeselin kan? Mau tidak mau Reyno ikutan deh. Daripada tidak bertemu Sheilla.

Hft... Resiko punya pacar yang teladan ya gini.

"Reyno! Kamu belajar juga dong!" omel Sheilla tiba-tiba.

Bagaimana tidak mau mengomel? Dari tadi tuh Reyno ngga belajar sama sekali. Reyno cuma makan cemilan, minum jus, main ponsel, dan begitu terus-menerus. Sheilla 'kan jadi sewot. Tapi, jangan salahin Reyno juga sih. Namanya juga Reyno, cowo absurd, bandel, dan belajar itu ada di daftar terakhir hidupnya. Jadi, ya gini akhirnya.

"Males, Lalapooo." jawab Reyno dengan entengnya, bahkan tangan cowo itu kembali mencomot cemilan yang Sheilla sediakan tadi, "Lagian ya La, ini tuh malem minggu. Kenapa sih kita harus belajar gini? Mending kita jalan aja, yuk!" ajak Reyno dengan penuh semangat.

Sheilla menatap Reyno datar, lalu menjawab, "Nggak!" dengan sinisnya. Lalu, dia pun kembali melanjutkan belajarnya.

Pundak Reyno seketika melemas, "Ya ampun Lalapo. Kasian lho itu otak kamu disuruh mikir mulu. Mending sekarang di istirahatin aja dulu. UTS juga masih seminggu lagi."

Sheilla kembali menatap Reyno, "No? Kamu tuh bisa serius ngga sih?"

Tiba-tiba, Reyno tersenyum nakal, "Seriusin hubungan kita? Nikah nih maksudnya? Ayo aja!"

Sheilla langsung melempar penghapusnya ke arah Reyno, "Aduhhh!" Reyno meringis, penghapus itu tepat kena jidatnya, "Ngapain nimpuk aku pake penghapus sih?!" Reyno mengusap-ngusap jidatnya, "Tadi katanya minta diseriusin."

"Maksudnya itu serius belajar!" jelas Sheilla dengan nada suara ketus, "Awas ya, kalo kamu modus lagi, aku mending belajar di kamar aja, sendirian!"

Ancaman itu membuat Reyno mendengus pelan, "Yaudah-yaudah, aku belajar." ujarnya seraya membuka bukunya, lalu mengambil pensil dari kotak pensil Sheilla.

Melihat itu, Sheilla hanya bisa menghela napas. Sebenarnya, Sheilla hanya ingin Reyno sedikit fokus pada sekolahnya. Bukannya gimana, Sheilla tahu kok Reyno tidak lemah-lemah banget di bidang akademik. Tapi, mereka itu sudah kelas XII. Sedikit lagi, mereka akan Ujian Nasional dan masuk ke dunia yang lebih berat. Dunia perkuliahan. Jadi, Sheilla hanya ingin Reyno siap untuk masa itu. Eh tapi, bukan berarti Sheilla sudah siap. Sheilla juga masih menyiapkan dirinya kok.

Reyno & Sheilla (completed)Where stories live. Discover now