November 2015 - Stay

69.1K 5.7K 222
                                    


Sorry, ini partnya pendek banget. Daripada diprotes kan, maafan duluan aja deh. Maaf, saya lagi ngerjain laporan bulanan, tapi kangen sama Oriana,hahaha.

***

I want you to stay...


"Kita makan di tempat lain aja, gimana?"

Ya, Oriana baru tahu, kalau Arga suka galau juga nentuin tempat makan. Padahal gerai Shaburi shabu-shabu sudah terlihat di depan mereka. Ini malah minta pindah...

"Kenapa?" akhirnya Oriana bertanya dan tidak langsung mengiyakan.

"Saya butuh tempat yang lebih private untuk kita berbicara..."

"Hah?" Oriana sempat-sempatnya melongo. "Tempat private?"

Arga menggandengnya ke arah lift dan tidak menjawab pertanyaan istrinya, "Kamu parkir di lantai berapa?"

"B satu."

Arga menelepon sopirnya dan memintanya untuk pulang tanpa memberitahu alasan yang jelas. Lalu dia meminta kunci mobil Oriana. Arga sudah memutuskan, dia ingin menceritakan segalanya pada Oriana. Tentang Ayesha...

"Kita mau ke mana?" Oriana bertanya lagi.

"Apartemen saya atau hotel?"

"Emang mau ngomong apa sih?" desak Oriana.

"Tentang pernikahan kita..."

Jleb, jantung Oriana terasa kebat-kebit! Apa tadi dia salah bicara?

"Saya bisa delivery order dan kita bisa ngobrol santai..."

Hati Oriana sudah keburu mencelus. "Apartemen aja," jawabnya pelan dan diakhiri helaan napas.

Arga mengangguk.

***

Semalam Ayesha mengabarinya, bahwa minggu depan perempuan itu kembali ke Jakarta. Arga senang mendengar dapat kabar itu, tapi dia juga tahu komitmennya bersama Oriana juga harus dipertanggungjawabkan sampai kesepakatan mereka berakhir.

Oriana harus tahu, minimal Arga ingin bahwa apa yang terjadi bukan sesuatu hal yang berdasar karena dia benci pada Oriana. Beberapa bulan hidup bersama Oriana, menyelami sifat dan sikapnya, Arga sadar bahwa Oriana yang anak orang kaya tak lantas membuatnya tumbuh menjadi perempuan manja.

Arga yakin, Oriana pasti mengerti kalau dia menceritakan masalahnya.

***

Sepanjang perjalanan, pikiran Oriana tidak tenang. Ada apa? Apa yang ingin Arga bicarakan? Oriana mencoba memancing Arga untuk berbicara, tapi laki-laki itu masih mengatakan nanti... sesampainya di apartemen barulah dia menceritakan segalanya.

Oriana melangkah masuk saat pintu terbuka, dia langsung duduk di sofa dan meletakan tas jinjingnya di sebelahnya.

Berbeda dengan Arga, pria itu seperti memperlambat waktu... dia masuk ke kamar mengganti pakaian kerjanya dengan kaos dan celana pendek-menelepon restoran untuk memesan makan siang-mengambil dua gelas air untuk dirinya dan Oriana.

"Jangan tegang gitu," goda Arga sambil menyodorkan segelas air pada Oriana. Setelah Oriana mengambilnya, Arga memilih duduk di sofa sebrang Oriana.

"Tiga bulan kita jadi suami-istri, dan semuanya nggak seburuk yang saya bayangankan. Kamu perempuan baik-baik dan ternyata saya salah menilai kamu."

Oriana masih menahan napasnya, mencoba menebak apa yang sebenarnya ingin dibicarakan si Arga ini.

"Saya pikir dengan saya bersikap brengsek, itu akan membuat kamu berpikir untuk menjauhi saya. Ternyata percuma, kamu tetap jadi diri kamu sendiri. Sampai saya bingung sendiri, kenapa perempuan seperti kamu mau dijodohkan dengan saya..."

Karena aku cinta kamu, Arga... I love you to the moon and back!

"Intinya apa, ya? Otakku lagi mumet banget, jadi nggak bisa nerka arah omongan kamu."

Arga tertawa. "Saya bukannya membenci kamu... tapi ada orang lain yang saya cintai jauh sebelum saya mengenal kamu," ungkap Arga jujur.

Oriana seperti terhempas jauh ke dasar perut bumi. Tangannya menggenggam tali tas erat-erat... setelah kehilangan mamanya, kini dia kehilangan hatinya.

"Namanya Ayesha, dia sahabat saya dan minggu depan akan kembali ke Jakarta." Arga menimbang untuk menceritakan semuanya atau tidak pada Oriana. Tapi logikanya menuntun, kesempatan ini tidak akan datang dua kali.

"Harusnya dia yang saya nikahi," ucapnya yakin. "Tapi papa saya memberitahu, kalau keluarga kamu menawarkan perjodohan. Saya nggak punya pilihan lain selain menerimanya, karena perjodohan ini jelas menguntungkan untuk bisnis keluarga saya..."

Pandangan Oriana terasa kosong, Arga terlihat samar di mata Oriana. Jangan nangis, Oriana!

"Kenapa kamu cerita ini semua?" tanya Oriana.

Kenapa??? Arga tidak ingin menyakiti Oriana lebih dalam lagi. "Saya mau kamu tahu, supaya kita tidak saling berprasangka. Saya yakin, kamu bisa mengerti kondisi saya, dan ketika nanti kita berpisah... semuanya akan baik-baik saja."

"Boleh aku minta satu hal?" Ini kesempatan terakhirnya sebelum dia benar-benar menjadikan Arga kenangan sebagai orang yang dia cintai.

"Apa?"

"Kamu boleh mencintai orang lain dan aku nggak akan ngelarang," Oriana menggigit bibirnya. Iya atau tidak sama sekali, pikirannya bercabang. Oriana pun memilih untuk hancur, sehancurnya... "Aku mau kita jadi suami-istri beneran selama sembilan bulan yang tersisa. Bukan sandiwara yang kita lakukan selama ini... setelah sembilan bulan, kamu boleh kembali padanya." Oriana tidak sanggup menyebutkan nama perempuan yang dicintai Arga.

Di depannya Arga tercengang mendengar permintaan Oriana. "Untuk apa, Oriana? Kita jelas nggak saling cinta..."

Oriana menggelengkan kepalanya. "Ini bukan masalah cinta," jawab Oriana penuh harga diri. "Tapi aku yang menuntut hakku sebagai istri kamu..."

"Kamu yakin?" tanya Arga ragu.

"Iya... setelah sembilan bulan, aku yang akan pergi dari hidup kamu. Jadi kamu nggak usah khawatir. Aku akan nepatin janjiku..."

Arga dihadapkan oleh sebuah pilihan yang sulit diterima oleh akal sehatnya. Seorang Oriana Jasmeen benar-benar ingin menjadi istrinya meski itu hanya sembilan bulan.

"Jadi?"

"Kalau saya menolak?" Arga mencoba pilihan lain.

"Kita bercerai sekarang," ucap Oriana yakin.

Menjadi suami sesungguhnya untuk Oriana? Itukah yang perempuan ini inginkan.

"Saya setuju... Kita mulai semuanya dari awal."

Oriana mengangguk dan tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia masuk ke kamarnya, mengunci pintunya... tubuhnya merosot begitu saja. Dia depan Arga, dia bisa bersikap tegar dan kuat... tapi sekarang, air matanya jatuh satu per satu, mengalir deras dan terasa menyesakkan dadanya.

***

Love,

Aya

Oriana's Wedding Diary (Akan Tersedia Di Gramedia 8 Mei 2017)Where stories live. Discover now