Pernikahan

12.7K 323 36
                                    


Juli 2016

Pernikahan

Sabtu sore di awal bulan Juli—adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh dua keluarga besar; Sudjono dan Hanan. Dua pebisnis itu kini sudah resmi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Sudjono mendapatkan menantu, sementara Hanan Corp bisa dipastikan bisa menyelesaikan permasalahan perusahaan mereka.

Oriana Jasmeen dan Argani Hanan.

Oriana kini resmi menjadi istri Argani Hanan, setelah setengah jam lalu prosesi akad nikah mereka berlangsung khidmat di ball room Hotel Rosewood—salah satu hotel milik Hanan Corp. Dengan jantung berdebar karena takut dan cemas, Oriana akhirnya bisa tersenyum tanpa beban.

Kalau kalian ingin tahu, jenis ketakutan yang dirasakan Oriana bukan jenis ketakutan yang sama dengan yang dialami oleh pengantin perempuan pada umumnya. Tapi lebih dari itu. Oriana bukannya takut Arga akan salah mengucapkan kalimat ijab kabul yang sakral itu. Melainkan Oriana takut kalau-kalau Argani tidak akan pernah datang pada hari pernikahan mereka karena berubah pikiran di detik terakhir. Untungnya, Arga tidak melakukan hal memalukan itu padanya.

Bolehkah Oriana bersorak dengan kencang karena telah memiliki Arga? Oriana tahu, dirinya terlalu impulsif. Tapi, minimal, walaupun pernikahannya bersama Arga terjadi karena perjodohan, setidaknya Oriana memiliki kesempatan untuk memilih suaminya sendiri. Tidak seperti sepupunya yang lain.

Pesta pernikahan dengan konsep Shabby Chic adalah impian Oriana. Warna-warna pastel dan motif bunga-bunga memenuhi tempat resepsinya berlangsung. Hanya dengan melihatnya saja, Oriana sudah tersenyum ... hari ini begitu sempurna untuknya.

Namun saat Oriana melirik Arga, sepertinya kebahagiaan itu hanya miliknya—milik Oriana seorang diri. Karena di sebelahnya, Arga tampak biasa saja. Arga menggandengnya dan bersikap memang mereka adalah sepasang suami-istri, tapi hanya begitu. Tidak ada senyum bahagia di wajah suaminya. Arga hanya tersenyum formal.

Dari sebelah kiri tubuh Oriana tiba-tiba ada tangan yang memeluk pinggangnya, tubuhnya tersentak seketika dan kaget ketika menyadari bahwa tangan itu adalah milik Arga. Belum hilang rasa terkejutnya, Arga berbisik.

"Lihat ke depan, kita mau difoto," bisik Arga.

Benar saja, seorang fotografer yang bertugas mendokumentasikan hari penting mereka sedang menginstruksikan agar mereka berpose romantis.

Oriana melirik sesaat, tidak ada senyum di wajah Arga. Lelaki itu nyaris tanpa ekspresi melewati segala ritual di hari pernikahan mereka. Tapi di saat bersamaan dia juga tetap menjaga sikapnya di depan Oriana dan keluarga besarnya.

Saat sang fotografer sudah selesai mengambil gambar, Arga memilih duduk sejenak di kursi pelaminan yang didominasi oleh bunga mawar. Baru beberapa jam saja, Oriana sudah merasa serba salah berhadapan dengan Arga.

Ibarat perang, Oriana sudah kehabisan para prajuritnya. Tinggal dia yang maju seorang diri untuk berhadapan langsung dengan sang musuh.

"Kamu mau minum?" Oriana mendekat dan bertanya pada Arga.

Arga mengambil gelas yang dipegang Oriana dan mengucapkan terima kasih. Perhatian Arga teralih ketika dari kejauhan dia melihat seorang wanita yang tengah berjalan ke arah pelaminan.

Dia ... Ayesha.

Tidak sia-sia Ayesha menghabiskan waktu berjam-jam di salon hanya untuk datang ke resepsi pernikahan Arga. Karena hasilnya tidak mengecewakan, Arga memandangnya cukup lama dan itu membuat Ayesha senang. Dari kejauhan seperti sekarang, Ayesha bisa merasakan bahwa Arga tengah menatapnya.

Oriana's Wedding Diary (Akan Tersedia Di Gramedia 8 Mei 2017)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang